⚠️ B X G ⚠️
Oniel x Indah
----------------
" Awakmu wes janji, kudu di tepati. Janji seng uwes di gawe, ora oleh di ingkar "
" iyo, tak tepati. Hanging nek anakmu karo anakku uwes umur dua puluh tahun "
----------------
Penasaran kelanjutanny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
UDARA menghangat perlahan. Matahari menampakkan wujudnya, sinarnya. Hari baru telah di mulai, beberapa manusia telah memulai aktivitas nya pada pagi ini. Suara ayam, burung berkicau, hembusan angin yang menenangkan menggoda sesosok pria bertubuh tinggi, gagah, nan berwibawa. Hembusan udara menyapu anak rambut nya yang mulai tumbuh perlahan tersebut.
Ardhaniel Samudra Lakeswara, tersenyum. Menikmati udara pagi kota Surabaya begitu menenangkan. Ardhaniel rindu sekali dengan udara pagi dan suasana pagi di rumahnya ini. Memiliki kebiasaan untuk bangun pagi, dan di lanjut olahraga. Membuat Ardhaniel bangun terlebih dahulu, dari keluarga bahkan dari pekerja rumah Ardhaniel.
Usai menikmati udara pagi yang menenangkan. Ardhaniel berjalan memasuki rumah, dengan kebesaran hati yang ia miliki. Ardhaniel mengambil sapu, dan mulai membersihkan rumah sedikit demi sedikit. Rumah telah di sapu, kemudian Ardhaniel lanjut untuk mengepel rumah Jawa x modern nya tersebut.
Para pekerja disini memiliki kebiasaan bangun pukul enam pagi. Sebab, di jam itu Bayu Lakeswara, istri dan kedua anaknya telah bangun. Namun, berbeda dengan Ardhaniel ia telah bangun dari tidurnya semenjak pukul empat tadi. Ardhaniel tak melupakan kebiasaan di keluarga nya yang selalu mengenakan beskap atau kebaya saat makan bersama, kumpul di suatu acara dan sebagainya.
Rumah telah bersih. Ardhaniel tersenyum senang, ia melakukan kebaikan di pagi ini. Kelar selesai dengan urusan beberes, Ardhaniel kembali ke kamar nya untuk mandi dan bersiap bekerja, hari ini menjadi hari pertama nya ia bekerja setelah resmi di lantik.
*+:。.。 。.。:+*
Jam kini sudah menunjukkan pukul enam pagi. Para pekerja kalang kabut, mereka terkejut pekerjaan yang seharusnya menjadi tugas untuk mereka. Justru sudah selesai semua, dari mulai lantai yang sudah mengkilap, cucian piring yang sudah tercuci dan tertata rapi, dan lain sebagainya.
" Bagaimana ini? Jangan - jangan ndoro yang membersihkan nya " Ujar khawatir salah satu pekerja.
" Jika begitu, besok kita bangun lebih awal. Sekarang kita terima, omelan dari ndoro " Jawab salah satu pekerja.
Pintu kamar Bayu Lakeswara dan Anindhita Lakeswara terbuka. Menampilkan sepasang suami-istri lengkap mengenakan pakaian beskap dan kebaya yang senada.
" Ada apa ini? Kenapa kalian masih ada disini? Bukankah seharusnya kalian mengerjakan tugas kalian? " Tanya Anindhita beruntun. Membuat para pekerja tersebut menunduk takut.
" Maaf ndoro nyai, tadinya kita ingin melakukan tugas kita. Namun, ndoro nyai lihat. Lantai, semua sudah bersih, ndoro " Jawab salah satu pekerja tersebut ketakutan.
Kening Anindhita dan Bayu mengerut heran.
" Lalu? Siapa yang membersihkan jika bukan kalian? Tidak mungkin putra putra ku yang membersihkan nya. Mereka melipat baju sendiri saja masih salah, apalagi membersihkan rumah sampai bersih seperti ini " Omel Anindhita panjang lebar.
" Kita tidak tahu, ndoro nyai. Kita juga baru bangun semua, seperti biasa dan seperti perintah ndoro, kita bangun jam enam. Sebelum ndoro bangun " Jawab salah satu pekerja.
" Sudah - sudah, rumah ini di lengkapi CCTV. Kita bisa cek lewat CCTV " Ujar Bayu menengahi.
Bayu Lakeswara merangkul pundak sang istri. Kemudian, mereka berjalan menuju ruangan khusus untuk komputer cctv. Sesampainya disana, mereka di sambut oleh pekerja yang memang di tugaskan untuk menjaga dan memantau cctv.
" Ada yang bisa saya bantu, ndoro? " Tanya sopan pekerja tersebut.
Kemudian, pekerja cctv tersebut langsung memainkan komputer tersebut dan memperlihatkan rekaman cctv tadi pagi. Wajah terkejut, bingung dan tak percaya tercetak di wajah mereka masing-masing. Bayu Lakeswara dan Anindhita Lakeswara saling tatap, satu sama lain.
Usai semuanya jelas, para pekerja tersebut kembali melakukan pekerjaan mereka lainnya. Bayu Lakeswara dan Anindhita berjalan berdampingan menuju ruang makan. Senyum keduanya terbit, kala melihat ketiga putra nya yang turun dari lantai secara bersamaan.
" Pagi romo, pagi ibu " Ujar Arsean, Arvion dan Ardhaniel secara kompak.
" Pagi nak " Jawab serempak Bayu dan Anindhita.
Senyum keduanya tak luntur, jarang sekali momen seperti ini terjadi. Walaupun, Arvion datang dengan muka masam yang menjadi khas nya. Tetap saja, Bayu dan Anindhita senang.
Lalu, keluarga Bayu Lakeswara dengan formasi yang lengkap duduk di sofa ruang makan. Berbincang ringan sebelum memulai sarapan, sembari memakan makanan pencuci mulut. Tak lama setelah nya, makanan utama datang satu per satu.
Usai semua datang, Bayu Lakeswara langsung memimpin doa. Dan makan pagi terlaksana. Makan pagi terlaksana dengan hening dan hikmat. Hanya ada suara dentingan sendok dan piring saja yang terdengar.
" Samudra, hari ini rencana mau kemana saja? " Tanya Bayu Lakeswara.
Ardhaniel tersenyum, meneguk air nya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan sang ayah.
" Hari ini Ardhan mau ke Armada, Romo. Ardhan mulai kerja " Jawab Ardhaniel tersenyum.
" Apakah makan siang nanti kamu bisa meluangkan waktu mu sebentar, nak? " Tanya Bayu Lakeswara.
" Tentu bisa, Romo. Nanti temui Ardhaniel di cafe terdekat saja, Ardhaniel harus lanjut kerja usai makan siang " Jawab Ardhaniel.
Ardhaniel hanya menganggukkan kepalanya. Arvion yang mendengar itu, diam diam meremas garpu buah yang ia pegang. Ucapan Bayu Lakeswara benar benar di wujudkan oleh Bayu sendiri, Arvion mencari cara agar bisa mengagalkan pertemuan antara bapak dan anak itu nanti siang.
Makan pagi telah usai. Masing-masing putra keluarga Lakeswara, kembali sibuk untuk mengenakan seragam dan berangkat bekerja di hari ini. Di tengah tengah keluarga nya yang sedang sibuk untuk mempersiapkan diri sebelum bekerja, Arvion melaksanakan aksi nya yang telah ia rencakan tadi.
Arvion akan membuang angin yang berada di empat roda mobil Bayu Lakeswara. Agar Bayu tidak jadi pergi menemui Ardhaniel, dan kabar tentang keluarga Lakeswara akan di jodohkan dengan keluarga Bhamakerti tak sampai di telinga Ardhaniel.
Arvion Lakeswara, tak mau. Jika wanita yang berhasil mencuri perhatian nya itu, menikah dengan adiknya sendiri. Walaupun ia tahu, adiknya itu memang memiliki kharisma sendiri yang pasti membuat wanita akan jatuh cinta.
Empat roda mobil Bayu Lakeswara. Telah di buang anginnya oleh Arvion, lalu Arvion berlari sekencang kencang nya agar tak ketawan. Tepat dengan Vion selesai melaksanakan aksi nya, Arsean dan Ardhaniel ingin berangkat ke tempat kerja mereka.
Ada rasa iri yang terselubut di hati paling kecil Arvion. Seharusnya, ia ikut bersama Arsean dan Ardhaniel yang berangkat kerja pada pagi hari. Arsean yang nampak gagah dan berwibawa mengenakan jas nya, dan Ardhaniel yang gagah, berkharisma dengan mengenakan seragam TNI Angkatan Laut kebanggaan nya itu.
Arvion membuang buang jauh rasa iri nya itu. Ia memilih beranjak dari ruang tamu dan berjalan menuju kamar nya untuk bermain game.