46

3K 354 14
                                    

Sugeng rawuh sedoyo...


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




DI SEBUAH ruangan yang sangat luas di lengkapi dengan AC yang dingin dan menusuk kulit saking kedinginan nya. Namun, kedinginan AC tersebut tak meluluhkan amarah sesosok Letnan satu Ardhaniel Samudra Lakeswara. Nafasnya terengah-engah, wajahnya memerah. Ia marah dengan Komandan nya.

Sang Komandan menyudahi pembicaraan nya. Ardhaniel mengebrak meja sampai meja tersebut retak. Seluruh atensi tertuju kepada Ardhaniel.

" Ardhaniel! tenanglah! " Sentak Arzean sembari mengusap punggung sahabatnya itu.

" Istri saya sedang hamil besar, Komandan! bukan depan ia akan melahirkan. Bagaimana bisa saya meninggalkan dia pergi tugas dengan keadaan nya yang seperti ini! " Sentak Ardhaniel yang melampiaskan kemarahannya

" Yang berada di dalam perut istri saya, itu anak pertama saya. Saya tidak rela meninggalkan istri saya " Lanjut Ardhaniel

" Silahkan cabut pangkat saya, silahkan cabut jabatan saya. Silahkan pecat saya, saya tidak mengapa. Asal di lahiran anak pertama saya, ada saya di samping istriku " Lanjut Ardhaniel

Seluruh atensi dengan sepenuhnya tertuju kepada Ardhaniel, Laksamana yang sedari tadi hanya menyimak ikut memerhatikan Ardhaniel. Ardhaniel menatap ke arah sang Komandan dengan tajam, ini baru pertama kalinya ia membantah perintah.

" Ardhaniel, nak. Aku mengerti dengan kekhawatiran mu, tapi tolong. Mereka membutuhkan bantuan mu, mereka membutuhkan kamu " Ujar Laksamana halus.

" Istri ku juga membutuhkan ku " Jawab Ardhaniel cepat

Laksamana terdiam. Ardhaniel sangat mencintai istrinya, ia kalah. Laksamana kalah, mengingat ia  pernah berselingkuh di belakang istrinya. Laksamana benar benar terdiam.

" Untuk kali ini saja, Ardhaniel. Akan ku pastikan, sebelum istrimu melahirkan. Kau sudah kembali pulang " Ujar Letnan Kolonel yang ikut membujuk Ardhaniel.

" Kemarin, pasukan disana mengunakan strategi mu. Dan mereka berhasil, kini mereka hanya ingin maju menyerang musuh, membekap nya. Mereka kamu yang jadi pemimpin, mereka ingin kamu " Lanjut Letnan Kolonel

Ardhaniel terdiam. Ia mendudukkan dirinya kembali di kursi, Ardhaniel memijat dahinya.

" Pikir kan baik baik, Ardhaniel. Mereka, kita semua butuh kamu " Ujar Komandan

Ardhaniel terdiam, Ia berpikir sejenak. Rasanya tugas dinas kali ini tak akan lama, Ardhaniel menyetujui.

" Baiklah, aku kalah. Aku Terima tugas dinas ini, dengan syarat sebelum istri ku melahirkan aku harus sudah berada di samping istriku " Putus Ardhaniel.

" Terimakasih Ardhaniel, aku berjanji. Akan ku pastikan kau pulang, sebelum istrimu melahirkan " Jawab Letnan  Kolonel

" Akan ku pegang janjimu, akan ku bawa janjimu ke notaris, adek ipar ku kebetulan seorang notaris " Jawab Ardhaniel

𝐉𝐀𝐍𝐉𝐈 𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 [ 𝙀𝙉𝘿 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang