⚠️ B X G ⚠️
Oniel x Indah
----------------
" Awakmu wes janji, kudu di tepati. Janji seng uwes di gawe, ora oleh di ingkar "
" iyo, tak tepati. Hanging nek anakmu karo anakku uwes umur dua puluh tahun "
----------------
Penasaran kelanjutanny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAUT wajah bahagia masih tercetak di wajah tampan seorang Letnan Satu marinir Ardhaniel Samudra Lakeswara. Sudah dua jam lamanya, Ardhaniel menghabiskan waktu dengan menatapi wajah sang anak yang tertidur. Istrinya, Indah. Ikut tidur. Karena kelelahan, mengembalikan tenaga nya yang terkuras habis.
Ardhaniel tersenyum, jari kekarnya mengusap pipi gembul putra nya, Ardioline.
" Astaga, apa kau tidak lelah menatap putra mu terus menerus? " Ujar Arsean yang memasuki ruangan Indah
" Tidak " Jawab Ardhaniel tanpa mengalihkan perhatian ke kakaknya.
Arsean menghembuskan nafas pasrahnya. Ia memilih duduk dan memainkan handphone nya, beberapa jam yang lalu ia telah menidurkan putri semata wayangnya di rumah. Christy tidak sendiri, ia bersama kedua orang tua Gracia dan Gracia sendiri.
Indah mengerjapkan matanya, tidurnya di rasa sudah cukup puas. Indah menoleh ke arah samping, ke arah box bayinya. Senyum Indah terukir, menatap pemandangan bangun tidurnya yang seindah ini.
Dimana putra nya, yang baru saja ia lahirkan. Bermain bersama ayahnya, sesosok laki-laki hebat. Merasa di perhatikan, Ardhaniel menoleh. Ia tersenyum, melepaskan jari nya dari sang putra. Dan beralih ke sang istri.
" Sudah bangun? " Tanya Ardhaniel yang di angguki Indah
" Sudah, mas. Adek rewel? " Tanya Indah
" Engga, sayang. Dia tahu bundanya kelelahan, makanya dia tidur " Jawab Ardhaniel
Indah terkekeh. Ia beralih menatap ke arah box bayi, disana putra nya nampak tenang usai bermain bersama sang ayah.
Rupanya, pilihan untuk mendinginkan badan dari panasnya kota Surabaya di ruangan Indah. Merupakan kesalahan besar bagi Arsean, buktinya ia menjadi nyamuk. Arsean mendegus kesal, ia berdiri dan memilih untuk pulang saja.
Kepergian Arsean tak menganggu kedua insan yang baru saja menjadi orang tua itu.
" Mas, aku kapan boleh pulang? " Tanya Indah
" Nanti sore pulang, sayang. Aku sudah bujuk kak Gracia " Jawab Ardhaniel
Ardhaniel mengangguk, lantas ia berdiri dan mengambil Oline dari box nya. Kemudian, Ardhaniel memberikan nya kepada Indah. Indah tersenyum, ia menggendong sang anak.
Ardhaniel duduk di sebelah istrinya, tangannya memainkan jari mungil Oline. Ardhaniel terkekeh.
Oline perlahan membuka matanya. Indah dan Ardhaniel tersenyum lebar, Indah sedikit melonggarkan kain jarik yang menyelimuti anaknya. Membiarkan anaknya bergerak.
" Halo sayang " Sapa Ardhaniel tatkala kedua mata sang anak terbuka