⚠️ B X G ⚠️
Oniel x Indah
----------------
" Awakmu wes janji, kudu di tepati. Janji seng uwes di gawe, ora oleh di ingkar "
" iyo, tak tepati. Hanging nek anakmu karo anakku uwes umur dua puluh tahun "
----------------
Penasaran kelanjutanny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEMBURAT cahaya pagi menyinari ibu kota Surabaya, udara kan menghangat perlahan. Udara dinginnya malam, tergantikan udara hangat nya pagi. Burung berkicauan di udara, berterbangan, berhamburan kesana kemari mempercantik langit biru kota Surabaya.
Sinar mentari pagi, menyusup masuk ke kamar sesosok pria dengan darah Jawa asli. Sinar matahari, mengenai seragam berwarna putih bersih milik perwira remaja, Ardhaniel Samudra Lakeswara. Brevet, pangkat yang berwarna emas itu kan bersinar terang, tatkala sinar matahari mengenai nya.
Ardhaniel tersenyum menatap seragam kebanggaan nya itu, mengambil nya dan ia pakai dengan sempurna. Satu persatu Ardhaniel mengaitkan kancing seragam nya, menatap ke arah kaca. Dirinya nampak gagah, tampan nan berwibawa dengan mengenakan seragam nya. Ardhaniel sedikit mengambil minyak rambut, dan ia oles ke rambutnya. Setelah itu ia memakai topi, dan sentuhan terakhir yaitu parfum.
Ardhaniel mengambil pedang pora nya, setelah itu ia melangkah keluar kamar rumah dinasnya. Ardhaniel semalam memilih untuk beristirahat dan menghabiskan malam di rumah dinasnya, karena apel kenaikan pangkat nya akan di aula detasemen Angkatan Laut Surabaya.
Langkah Ardhaniel menginjak teras rumahnya, ia tersenyum tatkala melihat kedua sahabat nya yang sudah siap dengan seragam.
" Selamat pagi, Laksmana! " Sapa Arzean di akhiri dengan kekehan.
Ardhaniel terkekeh, berjalan mendekat ke arah mereka, " Bukankah kita naik pangkat menjadi Letnan Satu? " Jawab Ardhaniel.
" Ah! tidak kawan, kita naik ke Laksmana " Jawab Revaldo dengan tawa nya.
" Apakah kita menguras air laut? Sehingga kita mendapatkan pangkat Laksmana langsung di usia dua puluhan kita? " Canda Ardhaniel.
Arzean dan Revaldo tertawa lepas. Pagi yang indah, selain cuaca yang bersinar. Pagi mereka di awali dengan candaan. Kemudian, ketiga nya menaiki mobil Ardhaniel dan berjalan menuju detasemen bersama.
" Kenapa kita memakai mobil? Apa gunanya kita tidur di rumah dinas, kalau ujung nya makai mobil? " Protes Ardhaniel.
" Astaga, kawan! kita memakai seragam. Kita harus tampil maksimal di hadapan Presiden, Panglima dan Laksmana besar " Jawab Revaldo.
Ardhaniel menepuk dahinya, Arzean terkekeh.
Mobil Revaldo telah sampai di parkiran detasemen, di depan gedung detasemen telah ada beberapa karangan bunga ucapan selamat dari beberapa orang - orang penting. Rupanya, tak hanya mereka bertiga yang akan mendapatkan kesempatan kenaikan pangkat, ada beberapa prajurit lainnya yang layak mendapatkan ini.
Ketiga nya turun dari mobil, merapikan seragam mereka dan topi. Lalu, ketiga nya masuk ke dalam detasemen dan di sambut oleh beberapa prajurit yang berjaga disana. Mereka memberi hormat dan di balas oleh tiga perwira muda itu.