48

2.8K 354 13
                                    

Sugeng rawuh sedoyo...


AROMA obat yang khas dengan rumah sakit menusuk indra penciuman sesosok Letnan Satu Marinir Ardhaniel Samudra Lakeswara, mata elang Ardhaniel terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AROMA obat yang khas dengan rumah sakit menusuk indra penciuman sesosok Letnan Satu Marinir Ardhaniel Samudra Lakeswara, mata elang Ardhaniel terbuka. Pandangan pertama nya, tertuju dengan langit langit kamar rumah sakit yang serba putih itu. Ardhaniel mengumpulkan nyawa nya terlebih dahulu, usai itu ia menoleh kesana kesini.

Kosong. Di kamar seluas itu, ia sendiri. Di temani oleh infus yang terdapat pada tangan kanannya. Ardhaniel terbangun dari tidurnya, ia terdiam.

" Indah? Anakku? Dimana mereka? Sayang? " Monolog Ardhaniel usai tersadar sepenuhnya

Ardhaniel melepas selimut yang menutupi tubuhnya, melepas paksa infus yang terpasang di tangannya. Dan turun dari ranjang. Bersamaan dengan Ardhaniel turun dari ranjang, pintu ruangan nya terbuka. Menampilkan Ollan yang terkejut

" Ardhaniel! " Sentak Ollan

" Lan, dimana istriku? dimana anakku? M-mereka selamat kan? mereka amankan? Jawab aku Ollan! " Ujar Ardhaniel mendesak Ollan

" Tenanglah! mereka aman. Kau baru saja pingsan! " Jawab Ollan dengan sedikit meninggikan nada bicara nya

" Aku tidak peduli dengan diriku. Aku bertanya keadaan istriku dan anakku " Jawab Ardhaniel

" Aku akan mengantarkan mu ke mereka. Tapi, tenanglah! " Sentak Ollan

" Aku tenang. Sekarang, antar aku ke mereka " Jawab cepat Ardhaniel

Ollan mengangguk pasrah, " ikuti aku " Jawab Ollan

Ardhaniel mengangguk, ia mengikuti Ollan dari belakang. Keduanya berhenti di depan kamar VIP di rumah sakit ini. Ardhaniel membuka knop pintu rumah sakit, tatapan pertama nya tertuju kepada istrinya yang sedang menggendong bayi.

Ardhaniel tersenyum, perlahan Ardhaniel melangkahkan kakinya untuk masuk.

Indah tersenyum, menyambut kedatangan suaminya itu, " lihat sayang, ayah datang " Ujar Indah kepada anak yang ia gendong

Ardhaniel mendekat ke ranjang Indah. Tangan, kaki, dan tubuhnya bergetar. Tangan kelar Ardhaniel, terulur. Mengusap surai rambut istrinya, dan memberikan kecupan yang lama di dahi Indah.

" Terimakasih. Terimakasih sudah berjuang untuk anak kita " Ujar Ardhaniel tersenyum

Indah tersenyum, " Sama sama, mass. Aku juga terimakasih, kamu berjuang demi nemenin aku lahiran " Jawab Indah

" Itu janjiku, sayang. Janji itu harus di tepati, bukan? " Tanya Ardhaniel

Indah tersenyum, ia mengangguk " Adzanin dulu, mas. Si dede " Ujar Indah

Ardhaniel tersenyum, ia menoleh ke arah anaknya. Ardhaniel tersenyum, tangannya meraih bayi yang berada di gendong Indah. Ardhaniel tersenyum haru.

Ardhaniel mendekat kan telinga sang putra ke mulutnya, tak lama suara lantunan adzan yang merdu menggema di ruangan kamar Indah yang luas itu. Indah tersenyum, tak lama kemudian. Ardhaniel sampai di lantunan suara adzan terakhir.

𝐉𝐀𝐍𝐉𝐈 𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 [ 𝙀𝙉𝘿 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang