Sugeng rawuh...
LAMPU malam yang telah terpasang dan di nyalakan pada malam hari menyambut kedatangan Ardhaniel Samudra Lakeswara usai menghabiskan satu hari penuh dengan Indah. Ardhaniel memakirkan mobilnya di garasi. Berjalan kaki menuju ke dalam rumah. Dalam rumah keluarga Lakeswara nampak sepi dan hening.
Kini, jam menunjukkan pukul delapan malam. Ardhaniel langsung berjalan menuju kamar, pasalnya jam delapan waktu kedua orang tuanya untuk istirahat. Ardhaniel berpapasan di tangga dengan Arvion, Arvion menatap Ardhaniel dengan tatapan mengintai.
" Ada apa, mas? " Tanya Ardhaniel.
" Habis darimana? " Bukan menjawab, Arvion kembali bertanya kepada Ardhaniel.
" Ker-- " Ucap Ardhaniel terpotong.
" Kerja? atau berkencan dengan Indah? " Ucap Arvion mendahului sebelum Ardhaniel menjawab.
" Mas tahu darimana? " Tanya Ardhaniel heran.
Arvion tersenyum remeh.
" Gue emang anak nakal, suka keliatan. Tapi, mata mata gue banyak cuyy " Jawab Arvion sombong.
" Sejak kapan mas menggunakan kata 'lo - gue', Romo dan Ibu tidak pernah mengajari seperti itu " Jawab Ardhaniel tak Terima.
Arvion kembali tertawa remeh.
" Sekarang itu udah zaman modern, kita juga harus modern dong! pake lo-gue. Nggak usah pake pake baju beskap apalah itu! gerah tau ngga! " Sentak Arvion.
" Mas! tapi itu budaya kita. Romo dan Ibu hanya mau melestarikan budaya kita agar tidak punah" Jawab Ardhaniel.
" Haish! sudahlah! kembali ke topik. Mengapa kau berkencan dengan Indah? " Tanya Arvion.
" Mengapa? aku hanya melakukan pendekatan saja. Kata Romo Indah di jodohkan dengan aku, agar aku bisa melihat kita cocok atau tidak aku melakukan pendekatan " Jawab Ardhaniel.
" Dan lo, ehh- maksudnya kamu. Menerima perjodohan itu? " Tanya Arvion.
" Belum, mas. Aku meminta kepada Romo untuk memberikan aku waktu satu sampai dua bulan untuk melakukan pendekatan dengan Indah. Dan jika memang kita jodoh, pasti takdir menyatukan kita. Dan jika bukan, pasti takdir akan menjauhkan kita perlahan " Jawab Ardhaniel.
" Bukannya aku sudah menyuruh mas, untuk ikut berubah. Indah belum tentu menjadi istri ku kelak, siapa tau ia menjadi istrimu. Kita semua tidak ada yang tahu, rubahlah hidupmu, tinggalkan lah dunia malam mu jika kamu ingin bersama Indah! " Tegas Ardhaniel.
Kemudian, Ardhaniel berjalan meninggalkan Arvion yang masih mematung di tangga. Arvion menatap punggung kekar milik adiknya itu yang sudah memasuki kamar, Arvion berpikir sejenak. Kemudian, ia mengambil handphone dan menghubungi salah satu temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐀𝐍𝐉𝐈 𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 [ 𝙀𝙉𝘿 ]
أدب المراهقين⚠️ B X G ⚠️ Oniel x Indah ---------------- " Awakmu wes janji, kudu di tepati. Janji seng uwes di gawe, ora oleh di ingkar " " iyo, tak tepati. Hanging nek anakmu karo anakku uwes umur dua puluh tahun " ---------------- Penasaran kelanjutanny...