37

3.5K 397 6
                                    

Sugeng rawuh sedoyo..

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






SEMBURAT cahaya matahari bersinar menerangi penduduk bumi. Udara menghangat, burung berkicau, berterbangan kesana kemari. Hari baru telah di mulai, pagi yang indah. Kota Surabaya nampak masih lenggang, satu dua kendaraan beroda dua ataupun empat berlalu lalang. Udara masih bersih, belum tercampur dengan polusi udara buruk.

Sinar matahari masuk ke dalam sela sela tirai jendela sebuah kamar hotel si pengantin baru. Sinar matahari itu, menyorot wajah cantik Indah Lakeswara. Indah mengerjapkan matanya, kedua mata nya terbuka, ia merasakan sakit di beberapa bagian tubuhnya. Indah mengernyitkan keningnya, menatap langit langit kamar yang berwarna putih. Sejak kapan kamarnya berubah menjadi serba putih?

Indah semakin mengernyitkan keningnya, tatkala ia merasakan hembusan nafas seseorang di sebelah nya. Perlahan Indah menoleh, ia membelalakan matanya sempurna, rasa sakit yang berada di tubuh nya seolah hilang. Ia terduduk, dan membuka selimut yang menutup polosnya.

Indah mengangkat selimut lebih tinggi, guna menutupi dadanya. Kemudian, ia menggoyangkan tubuh Ardhaniel dengan keras, dengan matanya yang berkaca - kaca.

" Mas Ardhaniel bangun ih! " Kesal Indah.

Ardhaniel terusik, ia mengerjapkan mata nya sekejap. Dan bangun, Ardhaniel duduk sembari mengumpulkan nyawanya.

" Ada apa, sayang? aku masih ngantuk " Jawab Ardhaniel.

" K-kamu apain aku? " Tanya Indah dengan nada yang bergetar.

Rasa kantuk Ardhaniel seolah hilang, ia menoleh ke arah istrinya " Sayang, ada apa? " Tanya Ardhaniel panik, " Kok nangis, hey " Lanjut Ardhaniel.

" Kamu macem macem kan sama aku? kita berdua ngga pake baju, satu selimut lagi " Ucap Indah dengan nada bergetar.

Ardhaniel menghembuskan nafas nya, kemudian ia terkekeh, " Mau kamu aku apain, tetap aku yang tanggung jawab, sayang. Aku suami kamu " Jawab Ardhaniel.

Indah terkejut, ia menoleh ke arah jari jemari nya. Terpasang sebuah cincin pernikahan, Indah tersenyum malu.

Ardhaniel terkekeh, ia menoleh ke arah Indah dengan senyuman penuh arti.

" Apa!? " Sewot Indah.

" Ih! istriku galak sekali " Ujar Ardhaniel.

" Lagian, senyum kamu mencurigakan " Jawab Indah.

" Hehe "

Ardhaniel melingkar kan tangannya di perut Indah, ia bersandar di dada sang istri. Ardhaniel tersenyum, membiarkan istrinya mengusap rambut Ardhaniel yang berantakan.

" Terimakasih ya sayangg " Ucap Ardhaniel.

" Terimakasih untuk apa, mas? " Tanya Indah.

" Sudah mau ngasih hak aku " Jawab Ardhaniel.

𝐉𝐀𝐍𝐉𝐈 𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 [ 𝙀𝙉𝘿 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang