⚠️ B X G ⚠️
Oniel x Indah
----------------
" Awakmu wes janji, kudu di tepati. Janji seng uwes di gawe, ora oleh di ingkar "
" iyo, tak tepati. Hanging nek anakmu karo anakku uwes umur dua puluh tahun "
----------------
Penasaran kelanjutanny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RUANGAN dengan luas dua kali dua meter, dengan pencahayaan minim. Nampak lenggang, di ruangan seluas itu Arvion Basupati tengah merenung, terdiam. Usai terbangun dari tidur panjangnya, Ollan Lakeswara membawa Arvion ke dokter psikolog. Seharusnya, Arvion di suruh untuk melampiaskan emosinya di ruangan kosong dengan satu bangku, satu meja yang terletak disana.
Kantong mata Arvion menghitam, matanya memerah. Ia kembali menangis usai bangun dari tidur nya, selain ia menyesal karena perbuatan nya kepada Ardhaniel. Arvion juga telah kehilangan identitas keluarga di dalam dirinya, kini tak ada lagi nama 'Lakeswara' di belakang namanya.
Arvion sungguh hampa. Ia tak tahu bagaimana kehidupan selanjutnya, dahulu ia selalu berlindung di belakang sang ayah. Kini, ia mau tak mau harus bergerak sendiri. Tanpa ada Bayu Lakeswara di hidupnya.
Pintu ruangan tersebut terbuka, menampilkan Ollan Lakeswara dengan setelan jas hitam - putih andalan nya.
" Sudah selesai? " Tanya Ollan.
Arvion menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Kemudian, Ollan melirik ke arah meja yang berada di sudut ruang. Meja tersebut terletak botol - botol kaca, yang bisa di gunakan oleh orang-orang untuk melampiaskan emosinya.
" Kau tidak melampiaskan emosi mu? " Tanya Ollan heran.
" Sejatinya, aku tidak sedang emosi, Ollan. Aku hanya menyesal, aku ingin kembali ke keluarga ku dan meminta maaf kepada adekku, Ardhaniel " Jawab Arvion.
Ollan tertawa remeh. Ia berjalan masuk ke dalam dengan menarik satu kursi yang berada di luar ruangan, Arvion menatap Ollan yang sangat rapi nan gagah. Arvion ingat, dahulu ia seperti Ollan yang kesetiap harinya memakai setelan jas seperti ini.
Ollan duduk di hadapan Arvion, memandang wajah Arvion yang jauh dari kata baik.
" Sejati nya, apa yang kau mau Arvion? Dahulu di saat kamu masih ada kesempatan untuk memperbaiki semua, kenapa tidak menggunakan kesempatan itu? Dan kini, di saat semua sudah terjadi. Apa mau mu? " Ucap Ollan tak habis pikir.
" Aku tidak tahu, semua udah terlambat. Aku tidak tahu bagaimana lagi, bahkan aku belum memikirkan kedepannya aku mau apa " Jawab Arvion lesu.
" Sudahlah, ayo pergi. Kau belum makan dari kemarin " Jawab Ollan nyerah.
Arvion mengangguk patuh. Kini, hidup nya berada di Ollan. Sebenarnya, Ollan melakukan ini karena Ardhaniel. Jika, Ollan tak menyayangi Ardhaniel, ia tidak akan mau melakukan ini.
Arvion, Ollan dan dua rekan Ollan berjalan meninggalkan ruangan tersebut dengan bersama. Keempat nya berjalan mencari rumah makan yang enak untuk mengisi perut kosong mereka.