16

3.6K 434 20
                                    

Sugeng rawuh...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


LANGIT telah berganti malam, udara terasa dingin di luar. Udara semakin dingin di dalam ruangan dengan luas lima meter tersebut nan bernuansa putih, ruangan tersebut nampak lenggang. Sesosok Ardhaniel Samudra Lakeswara masih berbaring lemah dan tetap menutup mata nya. Kondisi Ardhaniel belum memulih, Indah Ayu Lestari Bhamakerti menatap sendu ke arah Ardhaniel.

Indah belum pulang, sedari siang ia masih tetap disini. Di sebelah Ardhaniel menunggu sesosok laki-laki yang ia rindukan selama ini. Tangan Indah di tautkan dengan tangan Ardhaniel, Indah mengusap, dan memberikan sebuah kenyamanan untuk Ardhaniel.

Dari luar ruangan Ardhaniel, Arvion menatap interaksi keduanya lewat jendela kaca. Ada rasa cemburu dan khawatir di hati nya, ia cemburu sebab Indah rela mengeluarkan air matanya untuk sesosok laki-laki seperti Ardhaniel, Arvion khawatir karena setelah ini. Ardhaniel harus menentukan ia menerima atau tidak perjodohan ini.

Pandangan Arvion mengedar, menatap wanita paruh baya yang masuk ke dalam ruangan Ardhaniel. Tak lama, Ayu Lestari serta Indah keluar dari ruangan Ardhaniel.

" Tolong titip Ardhaniel sebentar ya nak? Tante sama Indah mau pulang dulu untuk ganti baju dan lain sebagainya. Orang tua mu akan ada sebentar lagi " Ujar Ayu Lestari.

" Iya, tante " Jawab Arvion.

Ayu Lestari mengangguk mantap. Kemudian, ia dan Indah pergi meninggalkan Arvion sendiri bersama Ardhaniel. Arvion berjalan memasuki ruangan Ardhaniel. Menatap dan melihat sesosok adek bungsunya yang terbaring lemah disana, Arvion berhenti di sebelah ranjang milik Ardhaniel.

Pandangan nya mengedar, Arvion menatap sebuah selang pernafasan yang terpasang di hidung Ardhaniel. Terbelit rencana jahat berada di otak Arvion, seolah menuruti apa kata otaknya. Arvion memegang selang pernafasan milik Ardhaniel dan ia lepas.

Dalam tidurnya, Ardhaniel resah dan gelisah. Dada nya naik turun mencari oksigen, ia sempat kekurangan oksigen tadinya. Arvion menatap Ardhaniel biasa saja, ia tak melakukan apapun. Masih melepas selang pernafasan Ardhaniel, dan Ardhaniel semakin gelisah. Keringat bermunculan di dahi Ardhan, ia terus resah. Dada nya naik turun, mencari oksigen.

" ARVION LAKESWARA! " Teriak sesosok wanita yang memakai jas dokter, masuk ke dalam ruangan Ardhaniel..

Sontak Arvion terkejut, langsung melepaskan selang pernafasan begitu saja. Dokter tersebut panik, berlari kecil menghampiri Ardhaniel dan kembali di pasang kan selang pernafasan. Arvion menetralkan jantung nya.

" Kritis " Lirih Dokter tersebut.

" Telefon Arsean " Suruh dokter tersebut.

Perawat yang di suruh oleh sang dokter mengangguk. Tak lama, sang dokter mendengar suara berat dan serak dari seberang sana. Dokter Gracia, langsung mengambil alih handphone.

𝐉𝐀𝐍𝐉𝐈 𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 [ 𝙀𝙉𝘿 ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang