Sugeng rawuh...
SATU minggu sudah. Sesosok perwira muda, Ardhaniel Samudra Lakeswara bermalam di salah satu rumah sakit terbaik di kota Surabaya. Ardhaniel telah menghabiskan tujuh hari tujuh malam, dengan obat obatan serta vitamin - vitamin yang Ardhaniel tak tahu namanya itu.Saat keadaan Ardhaniel sedikit membaik, Indah Ayu Lestari Bhamakerti meninggalkan Ardhaniel untuk bekerja. Mengingat ia masih memiliki sebuah pekerjaan yang tentu menunggu Indah untuk di kerjakan, tak hanya Indah. Keluarga Lakeswara dan Bhamakerti lain, juga melakukan hal sama.
Mereka bekerja saat Ardhaniel sedikit membaik. Selama mereka bekerja, Ardhaniel di jaga oleh Gracia atau dua sahabat Ardhaniel. Seperti saat ini, dua sahabat Ardhaniel sedang menjenguk nya di rumah sakit.
" Kenapa diam? Ada yang sakit? " Tanya Arzean khawatir. Pasal nya, Ardhaniel terus diam semenjak mereka datang.
" Akan ku panggilkan dokter Gracia " Sambung Revaldo.
" Hm? tidak usah, do. Aku hanya berpikir, kemana mas Arvion? Aku tidak melihat nya semenjak aku tersadar " Ucap Ardhaniel yang berhasil membuat Arzean dan Revaldo bungkam.
Keduanya saling pandang, mencari alasan agar Ardhaniel percaya.
" Emm, jika boleh jujur. Kita juga tidak tahu, mas Arvion juga tidak memberikan kabar kepada keluarga Lakeswara ataupun Bhamakerti " Jawab Arzean berbohong.
Berita percobaan pembunuhan Arvion kepada Ardhaniel telah sampai di telinga para pasukan Ardhaniel, termasuk sang jendral. Bayu Lakeswara menyuruh untuk diam, dan tidak memberitahu Ardhaniel terlebih dahulu.
Ardhaniel mengernyit kan keningnya heran. Ia merasa ada yang janggal tentang ini. Hampir seluruh keluarga yang ia tanyai pasal keberadaan Ardhaniel, selalu di jawab dengan jawaban yang sama. Yaitu, tidak ada kabar dari Arvion.
Arzean dan Revaldo saling pandang, tak mau Ardhaniel bertanya seputar Arvion. Keduanya memilih pergii.
" Ardhaniel, mohon maaf kita harus pergi. Komandan mencari kita " Ujar Revaldo.
" Aa.. iya, hati - hati di jalan. Salamku kepada komandan " Jawab Ardhaniel.
" Akan ku sampaikan " Jawab Arzean.
Kemudian, Arzean dan Revaldo berjalan keluar dari ruangan VIP milik Ardhaniel. Ardhaniel melihat kepergian kedua sahabat nya, ia juga melihat dua prajurit tentara yang berjaga di depan sedang lengah.
Ardhaniel mengambil handphone nya yang berada di laci. Ardhaniel membuka handphone nya tersebut, menghubungi seseorang yang bisa membantu nya untuk menguak kejanggalan ini.
Tak lama, sesosok pria berpakaian full hitam datang dengan membawa laptop di tangannya. Tanpa mengucap sepatah kata pun, sesosok pria itu memeberikan laptop kepada Ardhaniel. Ardhaniel menerima nya, mengambil meja yang sering ia gunakan untuk makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐉𝐀𝐍𝐉𝐈 𝐒𝐀𝐌𝐔𝐃𝐑𝐀 [ 𝙀𝙉𝘿 ]
Teen Fiction⚠️ B X G ⚠️ Oniel x Indah ---------------- " Awakmu wes janji, kudu di tepati. Janji seng uwes di gawe, ora oleh di ingkar " " iyo, tak tepati. Hanging nek anakmu karo anakku uwes umur dua puluh tahun " ---------------- Penasaran kelanjutanny...