Chapter 10. Langkah Tersandung

434 11 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Perbincangan malam itu berakhir tanpa jawaban, meninggalkan rasa penasaran terhadap kisah hidup Jasmine. Meskipun wanita itu mengeklaim sudah melakukan percintaan sebelumnya, tapi sikap tubuhnya menyiratkan sesuatu yang bertentangan.

Dr. Lawson melirik kursi di sampingnya, menyaksikan Tuan Hawthorne tenggelam dalam lamunan panjang. Sudah dua jam berlalu tanpa satu pun kata di antara keduanya.

"Pasien-pasienku merasa tak nyaman dengan kehadiranmu, sebaiknya kau pergi sekarang jika tak ada urusan denganku," desak Dr. Lawson dengan tegas.

Tuan Hawthorne menghela napas, tangannya beralih memijat dahi. "Kau tahu, Nona Everhart-"

"A-ha! Jadi, penyebabmu terlihat frustrasi adalah kucing kecil itu," sindir Dr. Lawson.

Dahi Tuan Hawthorne berkerut. "Kucing kecil?"

Dr. Lawson mengangguk mantap. "Ya, matanya memandangku seperti seekor kucing kecil yang butuh bantuan. Sungguh menggemaskan. Tidakkah kau juga merasakan hal yang sama?"

Tuan Hawthorne ikut membayangkan sosok Jasmine, lalu berkata, "Daripada kucing kecil, dia lebih seperti rubah licik. Berulang kali, dia berhasil membuatku menyingkirkan karakterku hanya dengan usahanya yang tak seberapa. Seharusnya dia bersujud dan memohon sampai kehabisan napas."

"Itu berarti bukan karena dia yang licik, melainkan karena kau masih menyimpan rasa kasihan pada mangsamu." Tak lama setelah berucap, Dr. Lawson tiba-tiba terkejut. "Atau ... mungkin saja kau sudah jatuh hati padanya?"

"Itu tak mungkin, aku dan Nona Everhart adalah musuh," sahut Tuan Hawthorne tegas.

Dr. Lawson memutar kursinya, menyorot pandangannya pada Tuan Hawthorne, lalu berkata dengan serius, "Sebagian besar orang yang kutemui akan mengatakan hal itu, sebelum akhirnya mereka menelan kata-katanya sendiri."

Alis Tuan Hawthorne bergerak tipis, merasa terperangkap dalam sudut pandang Dr. Lawson. Enggan terjebak dalam percakapan yang tak berguna, dia menyahut, "Kau memotong pembicaraanku, membawa kita pada bahasan yang tak relevan. Nona Everhart bicara aneh padaku tadi malam, mengeklaim sudah dijamah sebelum kami bertemu, tapi sikapnya berkata sebaliknya."

"Mungkin dia berbohong untuk memengaruhi pandanganmu terhadapnya."

"Awalnya aku beranggapan demikian, tapi saat menyentuhnya secara langsung, rasanya seperti ada lebih banyak yang terjadi." Tuan Hawthorne menatap Dr. Lawson, menuntut jawaban setelah dua jam penantian.

Dr. Lawson merenung sambil mengusap dagunya. "Dari ceritamu, memang terdengar seperti Nona Everhart sedang menyembunyikan sesuatu. Tapi tanpa pertemuan langsung, sulit bagiku untuk memberikan analisis lebih lanjut. Mungkin dengan pertemuan tatap muka bisa menjadi langkah untuk menemukan jawabannya."

"Aku takkan memaafkanmu jika ini adalah trik untuk melepaskannya dariku. Jangan kira aku tak tahu apa yang kau lakukan di penthouse waktu itu, kau memberinya kartu namamu untuk bisa menghubungimu kapan saja."

Dr. Lawson tersenyum. "Kau sudah mengetahuinya. Niatku memang membantunya lepas darimu, meski aku tahu itu sulit dilakukan."

"Tapi kau masih mencobanya."

"Harapan sekecil apa pun tetap harus dicoba, bukan?"

Tuan Hawthorne mengeluarkan sekotak rokok dari saku, tapi sebelum sempat menyulutnya, Dr. Lawson menyela, "Kau tak boleh merokok di rumah sakit."

Tak bisa membantah, Tuan Hawthorne menyimpan rokoknya sambil bertanya, "Lalu, pendapatmu tentang Nona Everhart?"

"Aku tetap harus menemuinya, Kins. Ini hanya asumsiku, mungkin dia punya kenangan buruk di masa lalu. Kita perlu menyembuhkannya sebelum benar-benar mengganggu aktivitasnya, terutama aktivitas percintaan kalian."

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang