Chapter 23. Kejutan di Pagi Hari

223 9 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Sinar pagi menembus jendela, menyoroti kulit pucat Jasmine saat turun perlahan dari tangga. Bayangan kesedihan masih menempel di kedua matanya yang sembap. Kebingungan segera menyelinap begitu dia menemukan Tuan Hawthorne, tak hanya sendirian.

Tuan Hawthorne menangkap kehadiran Jasmine dengan pandangan yang mendalam, seolah-olah bisa membaca jejak kesedihan di wajah wanita itu. Di sampingnya, Theodore tersenyum ramah sebagai sapaan singkat, sementara seorang wanita juga terlihat menunduk hormat.

"Duduklah bersama kami," ucap Tuan Hawthorne.

Jasmine mendekati mereka, matanya terpaku pada objek-objek di atas meja. Baru saat itu, dia menyadari aroma tak biasa mengisi penthouse Tuan Hawthorne.

"Kau berkata butuh sabun, maka aku minta Theodore mengundang seorang ahli formulasi sabun," jelas Tuan Hawthorne.

Jasmine tercengang. "K-kau tak perlu sampai melakukan hal itu."

Tuan Hawthorne melempar pandangan singkat ke arah Theodore, yang dengan sigap mempersilakan wanita di sampingnya untuk memperkenalkan diri.

Wanita itu mengangguk sopan, lalu berkata dengan senyum ramah, "Selamat pagi, Nona Everhart. Saya Dr. Eleanor Brooks. Tuan Hawthorne meminta saya membawakan sabun terbaik, dan saya menyiapkan beberapa sampel produk yang sudah diuji. Sebenarnya, ini adalah formulasi terbaru dari laboratorium kami yang akan segera diluncurkan. Namun, setelah menerima penawaran Tuan Hawthorne, kami memutuskan untuk menyajikannya secara eksklusif pada Anda. Anda bebas memilih aroma yang Anda sukai. Jika tak ada yang sesuai, kami dengan senang hati membuatkan sabun yang Anda inginkan."

Jasmine masih berdiri ragu-ragu saat akan mengambil tempat duduknya. Meskipun merasa bahwa situasi yang terjadi tak seharusnya, persiapan Tuan Hawthorne yang matang membuatnya sulit untuk mengelak.

Jasmine menghirup setiap aroma dari sampel sabun. Dalam kegugupan, dia menimbang-nimbang di hadapan tiga orang yang dengan saksama mengamatinya. Dia mencuri pandang sesekali, berharap tak lagi menjadi pusat perhatian. Tapi beberapa waktu berlalu, pandangan ketiga orang itu tetap tertuju padanya.

Kegugupan mencapai puncak saat Jasmine menatap sekretaris Tuan Hawthorne, pria yang pernah membantunya dan dianggapnya bisa dipercayai. "B-bagaimana menurutmu?" Dia perlahan mengulurkan botol di tangannya.

Theodore melempar pandangan pada Tuan Hawthorne, tatapan tajam bosnya tak berkedip. "A-anda menanyakan pendapat saya?"

Jasmine mengangguk. "Bisakah kau memberikanku saran?"

Mata Theodore kembali fokus pada Tuan Hawthorne yang memandanginya dengan tatapan tanpa ekspresi. Nyawanya tergantung pada keputusan yang akan dia ambil.

"Bukankah lebih baik jika Anda menanyakannya pada Tuan Hawthorne?" ucap Theodore, sambil menggeser perlahan botol yang disodorkan ke arah Tuan Hawthorne.

Jasmine ikut mengarahkan pandangannya ke arah Tuan Hawthorne, dahinya berkerut. "Aku ragu dengan selera Tuan Hawthorne. Sabunnya memiliki aroma yang begitu kuat, padahal aku lebih suka yang memiliki aroma yang lembut."

"Kalau begitu, mungkin aroma ini lebih sesuai untuk Anda," ucap Dr. Brooks, menyodorkan salah satu botol yang diambilnya dari barisan sabun lainnya.

Jasmine menerima botol itu, membuka tutupnya dengan hati-hati, dan membiarkan aroma sabun merayap ke hidungnya. Kerut di dahinya perlahan memudar, seolah-olah dia sudah menemukan apa yang dicari.

"Mungkin, aku akan memilih yang ini."

Dr. Brooks tersenyum puas. "Baiklah, izinkan saya memeriksa sejauh mana kecocokan bahan sabun itu dengan kulit Anda."

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang