Chapter 49. Pelukan Terakhir

150 6 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Hening yang menggelayuti udara membuat langkah seseorang terdengar jelas. Sorot kejutan di mata Jasmine segera berubah menjadi senyuman hangat begitu dia melihat Tuan Hawthorne.

"Kau kembali!" serunya penuh semangat. "Aku sedang berlatih untuk bekal yang akan kita bawa."

Tuan Hawthorne mendekati Jasmine, menyambut senyum wanita itu dengan senyum samar. Saat dia mencapai meja dapur, aroma harum dari masakan yang disiapkan menyapanya.

"Coba ini," ucap Jasmine, tangannya sudah siap menyuapi.

Tuan Hawthorne memandang sendok itu dengan perasaan campur aduk. Dia membuka mulut dalam keraguan, menerima suapan yang ditawarkan Jasmine.

"Berikan pendapat jujurmu." Jasmine menanti penuh harap.

Tuan Hawthorne mengusap bibirnya, terdiam sejenak. "Ini pertama kalinya aku merasakan masakanmu."

"Benar! Kau mendadak punya urusan mendesak saat itu, sehingga tak bisa makan bersama aku dan Lily."

"Ternyata sangat lezat. Aku menyesal sudah melewatkan kesempatan untuk makan bersama kalian."

"Kalau begitu, aku harus lebih sering memanfaatkan dapurmu untuk memasak," ucap Jasmine diikuti senyuman.

Tuan Hawthorne merasa tersentuh oleh harapan Jasmine, meskipun dia tahu itu takkan terjadi. Mengapa dia harus mendengar ucapan semacam itu dari Jasmine saat situasinya semakin terasa menyedihkan?

Tuan Hawthorne memegang bahu Jasmine, memutar tubuh wanita itu untuk membelakanginya. Dia meraih tali apron dan berkata, "Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu."

"Tapi aku perlu menyelesaikan masakannya," ucap Jasmine dengan nada ragu.

"Kau bisa melanjutkannya nanti."

"Memangnya apa yang ingin kau tunjukkan? Dan kenapa begitu tiba-tiba? Apa ini semacam kejutan?" Jasmine memegang kedua pipinya yang mengembang karena tak sabar.

Tuan Hawthorne menahan gerakan tangannya sejenak, seolah ragu sebelum akhirnya mengurai simpul tali apron. Dia melepaskan apron dan meletakkannya di meja dapur, kemudian menggenggam tangan Jasmine dengan erat. Mereka bersama-sama melangkah keluar dari penthouse.

"Aku penasaran dengan kejutan apa yang sudah kau persiapkan untukku," ucap Jasmine, rasa ingin tahunya menggebu.

Langkah Tuan Hawthorne berhenti tepat saat mereka mencapai pintu. Dia berbalik menatap Jasmine yang wajahnya penuh dengan keceriaan.

Tuan Hawthorne mendekat, membawa Jasmine ke dalam pelukannya. Jasmine sedikit terkejut oleh tindakan tiba-tiba itu, tapi segera merespons dengan membalas pelukan Tuan Hawthorne yang terasa begitu hangat baginya.

Ada gelombang kesedihan yang tak bisa diungkapkan. Hatinya terasa getir karena situasinya semakin sulit.

Dengan berat hati, Tuan Hawthorne harus melepaskan pelukan mereka. Meskipun dia ingin memeluk Jasmine lebih lama lagi, tapi kenyataan yang tak bisa dihindari membuat mereka harus berpisah.

Sementara binar mata Jasmine semakin cerah, dirasakannya pula genggaman tangan Tuan Hawthorne semakin erat, yang kemudian memimpinnya melewati ambang pintu.

Mereka berjalan hingga mencapai halaman gedung. Langkah kaki Jasmine melambat saat matanya tertuju pada sosok pria kurus yang menatapnya dengan kehangatan yang sudah lama tak dia rasakan.

Mata Jasmine berkaca-kaca, air mata perlahan turun. Bibirnya gemetar saat bergumam, "Ayah ...." Suaranya terdengar rapuh dan penuh dengan emosi yang terpendam.

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang