Chapter 37. Sehari di Kebun Binatang

148 9 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Warna-warni bunga yang mekar di halaman Liberty Gardens Zoo menjadi pudar oleh hujan yang terus-menerus turun. Jasmine berharap derainya segera berhenti agar bisa melanjutkan petualangan.

"Cuaca benar-benar tak terduga," ucap Mr. Harper, matanya memperhatikan tetes-tetes hujan yang jatuh.

Jasmine mengangguk pasrah. "Iya, sungguh disayangkan."

Melihat kekecewaan Jasmine, Mr. Harper berusaha meredakannya. "Tapi setidaknya kau berhasil melihat penguin langsung. Bagaimana menurutmu? Apa penguin-penguin itu sesuai dengan bayanganmu?"

Mata Jasmine berbinar cerah. "Saya tak menyangka bahwa mereka akan lebih lucu saat dilihat langsung!"

"Apa yang membuatmu begitu menyukai penguin?" tanya Mr. Harper penasaran.

Jasmine berpikir sejenak, lalu dengan ekspresi penuh kekaguman, dia berkata, "Pernahkah Anda menonton film 'Happy Feet'? Film itu membuat saya merasa bahagia dan terharu, serta membuat saya ingin melihat penguin secara langsung suatu hari nanti."

"Oh, aku pernah mendengarnya," ucap Mr. Harper sambil mengingat-ingat.

"Terima kasih, Mr. Harper, karena ajakan Anda kemari akhirnya membuat saya bisa melihat mereka," ucap Jasmine tulus.

Mr. Harper tersenyum. "Seharusnya aku yang berterima kasih karena bisa melihatmu tersenyum hari ini. Rasanya seperti aku sudah melakukan hal besar untukmu."

Hati Jasmine tersentuh, dia berkata dengan penuh penyesalan, "Maaf, Mr. Harper. Saya bersikap buruk pada Anda selama ini."

"Tak perlu dipikirkan. Sungguh. Aku mengerti bahwa ada alasan di balik sikapmu itu yang tak bisa kau ceritakan padaku."

Sementara mereka terus menunggu hujan reda, Jasmine tiba-tiba teringat sesuatu. "Mr. Harper, bagaimana Anda bisa tahu bahwa saya akan keluar dari Pinnacle Heights Suites?"

Mr. Harper menunjukkan ekspresi ragu, tak menyadari kecerobohannya. Dia tak punya jawaban soal itu kecuali berterus-terang. "Sebenarnya ... aku ingin mengatakan sesuatu padamu sejak tadi, tapi melihatmu begitu bahagia membuatku ragu. Aku tak ingin merusaknya. Maaf, aku tak bermaksud menyembunyikannya dalam waktu lama. Prof. Maya Sullivan. Kau pasti mengenalnya, bukan? Dia mendatangiku dan menceritakan semuanya."

Jasmine terdiam, mencerna segala informasi yang baru saja dia dengar. Hatinya berkecamuk, terkejut dengan pengkhianatan Prof. Sullivan.

Mr. Harper menghela napas panjang. "Aku tak menyangka bahwa kau menyimpan beban yang begitu besar. Sejak pertemuan itu, aku mulai menyelidiki apa yang terjadi selama tahun pertama kuliahmu, menemukan bahwa lima mahasiswa laki-laki dan Sabrina sudah membuat hidupmu menderita," jelasnya dengan nada prihatin.

"Dan kemudian terjadi insiden truk," lanjut Mr. Harper dengan suara serius. "Mereka ditemukan dalam kondisi parah pagi ini dan masih belum sadarkan diri. Dari hasil penyelidikan awal, mereka terlibat dalam insiden itu karena mabuk-mabukan, tapi aku merasa ada yang janggal. Aku curiga bahwa seseorang dengan pengaruh kuat mungkin terlibat."

Mr. Harper meraih tangan Jasmine dengan lembut. "Jangan takut, aku akan melindungimu dari mereka semua. Kau bisa percaya padaku."

Dalam perbincangan serius itu, bayangan seseorang mencuri perhatian di tengah guyuran hujan. Mereka menoleh dan menemukan seorang pria baru saja berhenti melangkah. Pria itu berlindung di bawah payung hitam dengan tatapan tajam menusuk.

"Di sini kau rupanya," ucapnya dengan suara dingin.

Jasmine tercengang. "T-tuan Hawthorne ...," ucapnya terbata-bata, diselubungi oleh kebingungan.

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang