Chapter 33. Menuntut Jawaban

450 8 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Mobil Tuan Hawthorne tak terlihat. Jasmine beralih mencari jawaban dari Mr. Ramirez yang menunggunya di dalam mobil. Sadar akan keterlambatannya, dia langsung menyampaikan permintaan agar mereka segera mengejar Tuan Hawthorne.

"Untuk mengejar Tuan, saya harus melebihi batas kecepatan. Tuan takkan setuju jika hal itu terjadi," ucap Mr. Ramirez dengan suara tegas. "Maaf, Nona Everhart. Jika Anda sangat ingin berbicara dengan Tuan, saya sarankan untuk menemui beliau di Kins Enterprises setelah jadwal kampus selesai."

"Apa saya diizinkan pergi ke sana?" tanya Jasmine ragu.

Mr. Ramirez mengangguk. "Tuan tak pernah menghalangi Anda untuk mengunjungi perusahaan."

Jasmine menerima saran dari Mr. Ramirez, lalu keduanya berangkat menuju kampus.

Dengan absennya Sabrina, suasana kampus terasa lebih cerah. Jasmine bisa fokus belajar tanpa rasa cemas akan intimidasi, karena yang berani berlaku buruk padanya hanyalah Sabrina, sementara yang lain memilih tak peduli. Namun, yang meresahkan pikirannya adalah percakapan yang tersebar di lingkungan kampus.

"Sabrina dan gengnya belum ditemukan. Para orang tua masih berusaha mencari mereka. Kira-kira ada di mana mereka sekarang, ya?"

"Ada berita yang cukup mengejutkan! Saham Vanderbilt Dynamics Corporation mengalami penurunan drastis!"

"Apa kau gila? Di saat seperti ini, seharusnya kau khawatir pada temanmu yang hilang."

"Buat apa kita khawatirkan orang-orang seperti mereka? Mereka bahkan tak pernah memedulikan kita. Lebih baik kita fokus memikirkan peluang di masa depan. Aku punya rencana untuk membeli saham mereka!"

"Sahamnya turun berapa persen?"

"Dua puluh persen, dan aku yakin akan mencapai tiga puluh persen!"

"Wah, serius?! Kalau begitu, aku juga harus ikut membelinya."

Jasmine merenungkan dengan serius pembicaraan yang dia dengar. Dia yakin ada keterlibatan Tuan Hawthorne di balik keadaan itu, terutama mengingat kemunculan Tuan Hawthorne yang begitu tiba-tiba di tengah kegemparan klub.

Jasmine bangkit dan meninggalkan kelas. Terburu-buru, dia tak sengaja menabrak seseorang di lorong, dan refleksnya membuat dia menghindar saat tangan orang tersebut hendak menyentuh bahunya.

"Jasmine?"

Suara yang akrab itu membuat Jasmine mengangkat pandangannya, dan dia terkejut. "Mr. Harper ...."

Mr. Harper tersenyum hangat. "Senang melihatmu kembali ke kampus, Jasmine. Penampilanmu terlihat berbeda, aku belum pernah melihatmu mengenakan syal sebelumnya."

Jasmine memegang syalnya dengan kikuk. "Hmm, ya ... saya pikir syal ini cocok dengan pakaian saya."

"Mengenai pembicaraan kita sebelumnya di telepon, aku harap kita bisa bertemu setelah aku selesai dari kampus. Aku akan mengirimkan alamatnya padamu. Sejujurnya, aku sudah lama ingin mengajakmu ke kafe itu untuk berbincang-bincang, tapi selalu saja tak menemukan waktu yang tepat."

"Tentang itu ... maafkan saya, tapi bisakah kita berbicara sekarang saja? Saya ragu bisa pergi bersama Anda nanti."

Mr. Harper merasa kecewa, wajahnya menjadi suram. Namun, dengan cepat dia mengendalikan emosinya dan mengembalikan ekspresi wajahnya menjadi biasa, seolah-olah tak ada yang terjadi.

Dari sakunya, Mr. Harper mengeluarkan sesuatu dan menyerahkannya pada Jasmine. "Aku harap kau bisa meluangkan waktu untuk pergi bersamaku."

Jasmine meraih selembar kertas berwarna itu, matanya melebar. "Mr. Harper, ini tiket ke Liberty Gardens Zoo?"

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang