Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦Mandi di tengah malam, yang tak pernah menjadi kebiasaannya, kini Tuan Hawthorne lakukan untuk menjernihkan pikiran. Dia memejamkan mata sambil menyugar rambut basahnya ke belakang. Saat menggapai botol sampo, kejanggalan segera menyerang pikirannya. Botol yang seharusnya berat terasa jauh lebih ringan, padahal belum lama ini dia menggantinya dengan yang baru.
Tak ingin terjebak dalam perkara sepele, kejanggalan yang sempat menyelinap dalam pikirannya pun ditepis. Tuan Hawthorne bergegas melanjutkan mandinya.
Setelah keluar dari kamar mandi, rasa penasaran muncul dalam diri Tuan Hawthorne. Dia ingin tahu apa yang dilakukan oleh Jasmine saat dirinya tak mengawasi.
Untuk kali ini, saat Tuan Hawthorne mendekati area peristirahatan, perkiraannya tak terwujud. Jasmine tertidur pulas. Dia cukup lama memandangi Jasmine di tempat berdirinya, ingin memastikan bahwa wanita itu tak sedang berpura-pura.
Rasa penasaran yang menguasai masih belum terpuaskan, dan untuk mendapatkan pemahaman lebih mendalam, dia memutuskan untuk mempersingkat jarak mereka dengan duduk di tepi ranjang.
Tangan lembapnya menggenggam kaki Jasmine, sementara tatapannya terfokus pada ekspresi wanita itu. "Dahimu mengerut dalam sekali," ucapnya.
Kerutan di dahi Jasmine perlahan memudar dalam keadaan mata masih terpejam. Tuan Hawthorne tersenyum penuh arti, menyaksikan kepura-puraan Jasmine.
Dengan gerakan lembut, dia mengusap-usap tangannya di sepanjang kaki Jasmine, perlahan naik hingga mencapai lutut.
Sebelum Tuan Hawthorne bisa menyentuh paha, Jasmine bangkit dengan cepat, mendorong tubuhnya hingga terdesak ke kepala ranjang. Dia seperti mangsa yang tengah terancam oleh hewan buas.
"Aku berencana untuk tak menagih pembuktianmu terhadap perkataanmu sebelumnya, tapi saat melihatmu pura-pura tidur membuatku berubah pikiran," ucap Tuan Hawthorne dengan nada serius.
Jasmine tahu betul apa yang sedang dibicarakan oleh Tuan Hawthorne. Pembuktian bahwa dia bersedia menjadi seorang gundik adalah kisah yang masih belum terselesaikan di antara mereka.
"Aku terbangun karena kau menyentuhku!" ucap Jasmine dengan nada tegas.
Sementara itu, Jasmine juga teringat akan kejadian di dapur. Tuan Hawthorne langsung menuju kamar setelah mendorongnya. Kali ini wajah pria itu tak begitu merah seperti sebelumnya.
"Kenapa memandangiku seperti itu?"
Jasmine tersadar dari lamunan, lalu dengan ragu dia mengalihkan pandangan ke sembarang arah. Suasana berubah menjadi canggung, dan tak ada tanda-tanda bahwa Tuan Hawthorne akan mengajaknya bicara.
Bola mata Jasmine bergerak perlahan, mengintip Tuan Hawthorne, hanya untuk menemukan pemandangan bahwa pria itu juga tengah memandanginya. Dengan cepat, dia mengalihkan pandangan kembali.
"Kau tak berniat menjawab pertanyaanku, huh?"
"Mengenai pembuktian akan kata-kataku, bukankah sebaiknya kita melakukannya-"
"Malam ini," sela Tuan Hawthorne, seolah-olah tahu apa yang sedang Jasmine pikirkan.
Jasmine berniat mengatakan bahwa mereka bisa menunda percintaan hingga besok, tapi kini merasa gelisah oleh jawaban lugas Tuan Hawthorne.
Gerakan Tuan Hawthorne menyisir udara, menarik perhatian Jasmine yang segera menoleh. Pria itu meraih tubuhnya, memperpendek jarak di antara mereka.
Kedekatan itu membawa Jasmine tanpa sengaja menyentuh dada Tuan Hawthorne yang terselimuti jubah mandi. Jari kelingkingnya melintasi batas jubah, membuatnya merasakan kencangnya dada pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine
Romance𝐃𝐞𝐦𝐢 𝐤𝐞𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 🔞 𝐝𝐢𝐤𝐮𝐧𝐜𝐢. *** Jasmine harus menghadapi pilihan sulit saat ayahnya melarikan uang dari majikannya, Tuan Hawthorne. Sebagai pembayaran kesalahan sang ayah yang hilang tanpa jejak, Jas...