Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦Nyatanya, sentuhan merah di pipi Jasmine enggan memudar. Pemandangan unik itu memancing keheranan bagi Tuan Hawthorne, yang menarik tangannya untuk bersedekap.
Seiring seringai muncul di bibirnya, Tuan Hawthorne berkomentar, "Rona merah di wajahmu bertahan begitu lama, hanya karena Dr. Lawson."
Jasmine dengan cepat memegang pipinya, berusaha menjelaskan, "Aku tidak ...!"
Mata Jasmine bertemu dengan pandangan intens Tuan Hawthorne, memicu getaran aneh di dalam dirinya. Dengan muka merona merah, Jasmine berusaha menyembunyikan rasa malu di balik helai rambutnya.
Pria itu juga berkontribusi dan yang terjadi padanya adalah reaksi ilmiah. Keberadaan Tuan Hawthorne memang menakutkan, tapi daya tariknya tak terbantahkan.
"Jalankan mobilnya, kita menuju apartemen," perintah Tuan Hawthorne.
"Baik, Tuan," jawab sopir sambil menyalakan mesin dan mengarahkan mobil melalui jalanan kota.
Langit perlahan diterangi cahaya gemerlap dari gedung-gedung pencakar langit. Mobil meluncur dengan lancar, sementara Tuan Hawthorne dan Jasmine menyaksikan pergantian waktu itu melalui jendela mobil.
"Apa kata dokter mengenai keadaan tanganmu?" Suara Tuan Hawthorne memecah keheningan.
"Dokter menyarankan agar secara rutin mengganti perban dan menghindari aktivitas yang menimbulkan tekanan pada lukaku," jawab Jasmine dengan tenang.
"Begitu. Jika ada yang kau butuhkan, katakan saja padaku."
Jasmine menatap Tuan Hawthorne yang tengah fokus pada pemandangan luar, lalu menunduk sambil memperhatikan perban di tangannya. "Tak perlu bersikap baik padaku."
"Aku tak melakukannya karena ingin bersikap baik padamu. Jika kau terluka, maka aku yang tak berselera."
Jasmine menatap Tuan Hawthorne dengan sinis, tak menyukai penjelasan yang dia dengar. Meskipun begitu, dia menyadari bahwa dirinya adalah gundik. Tuan Hawthorne hanya tertarik pada kesenangan dewasa untuk dirinya.
"Tentang kejadian hari ini ...," ucap Jasmine ragu.
Mata mereka saling bersua pada momen itu. Tuan Hawthorne terlihat penuh rasa ingin tahu, menunggu kata-kata yang akan diucapkan oleh Jasmine.
"Kau takkan mencari tahu siapa orangnya, bukan?" ucap Jasmine, menekankan kekhawatiran dalam kata-katanya.
Tuan Hawthorne merasa kecewa, tadinya berharap Jasmine mengungkapkan langsung siapa pelakunya.
"Kenapa kau begitu takut jika aku mengetahui siapa pelakunya?"
"Ini hanya kesalahpahaman. Mereka tak bermaksud seperti itu padaku. Tak perlu dibesar-besarkan. Besok, aku akan meluruskan semuanya pada mereka."
"Kau yang terluka, kenapa harus kau yang meluruskan?" Tuan Hawthorne berkata, tatapannya menusuk.
Jasmine menyadari bahwa Tuan Hawthorne sedang menggali informasi dari percakapan mereka. Seharusnya dia lebih berhati-hati dalam berbicara di hadapan pria itu.
Beep-beep ...
Suara ponsel Jasmine memenuhi kabin, menciptakan ketidaknyamanan terhadap Tuan Hawthorne. Dengan tangan kirinya, Jasmine bergegas mencari ponsel. Meski membutuhkan usaha keras, tapi dia berhasil melihat siapa yang menelepon sebelum suara panggilan berakhir.
"Mr. Harper," ucap Jasmine dengan nada rendah.
Saat Jasmine hendak menolak panggilan itu, tangan Tuan Hawthorne tiba-tiba merebut ponselnya. Jasmine berusaha merebutnya kembali, tak ingin melibatkan Mr. Harper dalam masalahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine
عاطفية𝐃𝐞𝐦𝐢 𝐤𝐞𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 🔞 𝐝𝐢𝐤𝐮𝐧𝐜𝐢. *** Jasmine harus menghadapi pilihan sulit saat ayahnya melarikan uang dari majikannya, Tuan Hawthorne. Sebagai pembayaran kesalahan sang ayah yang hilang tanpa jejak, Jas...