Chapter 21. Harapan Baru

226 9 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Tanpa memahami situasinya, Jasmine tetap berdiri tegak di hadapan pintu ruangan Prof. Sullivan. Waktu terus berlalu, perasaannya semakin gelisah, seolah-olah ada kejadian besar yang sedang menunggunya di balik pintu.

Saat keraguan terasa semakin menebal, Tuan Hawthorne muncul. Pria itu menutup pintu sambil menatap Jasmine dalam keheningan yang panjang.

"Aku tak membencimu."

Kata-kata itu bukan sesuatu yang bisa Tuan Hawthorne ucapkan. Mereka tak saling mengenal, batasan hubungan mereka adalah musuh.

Jasmine hendak menanyakan maksud perkataan Tuan Hawthorne, tapi tiba-tiba Dr. Lawson membuka pintu.

"Silakan masuk, Nona Everhart. Prof. Sullivan sudah menunggumu."

"A-aku?"

Jasmine tampak terkejut dan bingung. Pertemuan dengan Prof. Sullivan bukanlah kepentingannya, karena kunjungannya ke rumah sakit hanya untuk mengganti perban.

"Masuklah," ucap Tuan Hawthorne tegas.

Seriusnya sikap Tuan Hawthorne membuat kegelisahan menyelimuti Jasmine. Pikirannya dipenuhi pertanyaan; apa yang akan terjadi jika dia masuk ke ruangan itu? Dan bagaimana jika nantinya dia tak bisa kembali lagi?

Dr. Lawson tertawa ringan. "Kenapa tegang begitu? Apa karena raut wajah Kinsley? Dia memang senang menakut-nakuti orang. Tenanglah, takkan terjadi hal buruk di dalam. Prof. Sullivan hanya ingin bicara denganmu."

Dr. Lawson berhasil meredakan ketegangan, dan Jasmine akhirnya melangkah ke dalam ruangan. Saat pintu ditutup, Dr. Lawson langsung memukul perut Tuan Hawthorne.

"Kenapa kau membuatnya tegang? Tersenyumlah sedikit."

"Senyumanku hanya akan membuatnya semakin tegang," ucap Tuan Hawthorne, wajahnya tetap serius.

Dr. Lawson menghela napas, menyerah pada upayanya. "Aku akan kembali ke ruanganku," ucapnya, kemudian pergi meninggalkan Tuan Hawthorne.

Di sisi lain ...

Jasmine melangkah ke dalam ruangan, disambut ramah oleh Prof. Sullivan. Dalam suasana yang agak asing bagi Jasmine, keduanya saling berhadapan.

"Hai, Jasmine. Apa kabar?" sapa Prof. Sullivan, memulai pertemuan pertama mereka dengan keakraban.

"Kabar saya baik, Prof. Sullivan. Dr. Lawson menyampaikan bahwa Anda ingin berbicara dengan saya."

"Izinkan aku memperkenalkan diriku terlebih dahulu. Aku Prof. Maya Sullivan, ahli psikologi klinis dan neuropsikologi."

Jasmine mengerutkan dahi. "Psikologi?"

Batin Jasmine memprotes, aku tak memiliki masalah apa pun yang memerlukan konsultasi psikolog.

Kecuali ...

Jasmine menyadari bahwa beban masa lalunya menjadi rahasia yang dipegang erat oleh para penindasnya. Hanya ada satu alasan kenapa dia mendapati dirinya berhadapan dengan seorang psikolog-mungkin Tuan Hawthorne dan Dr. Lawson juga sudah mengetahui rahasia tersebut.

"Jasmine?"

Jasmine tersentak, perasaan terancam membuatnya refleks bangkit. Dia mundur hingga tumitnya terantuk kaki kursi. Tak ada rintihan kesakitan, karena kenyataan yang baru saja dihadapinya jauh lebih mengejutkan.

Melihat gerak tubuh yang gelisah, Prof. Sullivan mencoba mendekati Jasmine. Tapi dengan cepat, Jasmine keluar dari ruangan dan langsung mendapatkan pemandangan sosok Tuan Hawthorne.

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang