Chapter 15. Menyentuh Hati

321 11 3
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Jasmine memilih merahasiakan luka batinnya, menganggap membisu sebagai perisai terbaik.

Tuan Hawthorne tak suka melihat keteguhan Jasmine. Seharusnya wanita itu sudah menyerah sejak lama. Namun, kenapa malah memilih untuk tetap bungkam dan membiarkan perlakuan tak adil terus berlanjut?

Menurut Tuan Hawthorne, sikap Jasmine tak masuk akal. Pernahkah terpikir olehnya untuk melakukan balas dendam? Jasmine memiliki potensi untuk melakukannya, tapi wanita itu tampak tak memiliki niat memberikan pelajaran pada orang-orang yang merugikannya.

"Diam, huh? Baiklah, akan kucari tahu sendiri dan memberikan pelajaran pada mereka," ucap Tuan Hawthorne sambil beranjak pergi.

Sebelum Tuan Hawthorne benar-benar menghilang dari pandangan, Jasmine segera meraih tangan pria itu.

"Tolong ... jangan," pinta Jasmine sambil menggeleng. "Sebentar lagi, aku hanya perlu menahannya sebentar lagi," ucapnya dengan tatapan penuh permohonan.

Tuan Hawthorne menembus kedalaman mata basah itu, menatap bibir yang gemetar, serta merasakan ekspresi putus asa yang terpancar dari wajah Jasmine.

Di titik ini Tuan Hawthorne menyadari satu hal; mereka mungkin berada di sisi yang berlawanan, tapi garis yang memisahkan begitu tipis. Mereka sudah mengalami perlakuan tak adil, melawan tekanan masyarakat, dan kehilangan harga diri. Dia merasa terhubung dalam penderitaan yang sama.

"Aku mohon ...," ucap Jasmine sambil menunduk dalam.

Tuan Hawthorne melirik tangan Jasmine yang masih memeganginya. Dingin dan tak berhenti gemetar. Sensasi ganjil yang tak dia kenal menyentuh dadanya, merayap pelan dan menahannya untuk tak menjalankan niat semula.

"Kita akan ke rumah sakit," ucap Tuan Hawthorne dengan tegas, memutuskan momen keganjilan yang dirasakannya.

Jasmine mengangkat pandangan, pengalihan topik yang tiba-tiba membuatnya bingung. "Rumah ... sakit?"

Tuan Hawthorne berganti memegang tangan Jasmine, menuntunnya keluar dari kamar sambil menjelaskan, "Lukamu memerlukan perawatan, dan aku tak ingin risiko membuatnya semakin buruk."

Dari sisi samping, pandangan Jasmine bertemu dengan ekspresi serius Tuan Hawthorne. Sentuhan lembut pria itu dengan cepat menghapus ketegangan di antara mereka, mengalirkan kehangatan ke dalam hati Jasmine.

Jasmine menyentuh dadanya, merasakan debaran jantung yang begitu kencang.

✦✦✦

Selama perjalanan menuju rumah sakit, keheningan memenuhi ruang kabin. Jasmine meredakan debaran jantungnya, sedangkan Tuan Hawthorne sibuk menyusun rencana. Meskipun Jasmine berhasil membuatnya mengurungkan niat, bukan berarti dia akan membiarkannya.

Segera setelah tiba di rumah sakit, Jasmine menerima perawatan. Kehadiran Dr. Lawson yang muncul dalam keadaan terburu-buru menjadi fokus perhatian seketika.

"Apa yang terjadi?" Pandangan Dr. Lawson berada pada sosok Tuan Hawthorne, lalu beralih pada Jasmine yang duduk bersama seorang dokter wanita.

Tuan Hawthorne yang bersandar di dinding sambil mengawasi jalannya pengobatan, memberikan kode bagi Dr. Lawson untuk segera mengikutinya. Mereka mengobrol di luar ruangan.

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang