Chapter 24. Topeng Persahabatan

198 9 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Jasmine tiba di kampus tanpa segera keluar dari mobil. Sebelum turun, dia meminta maaf pada Mr. Ramirez, menyadari kekhawatiran yang mungkin muncul karena kepergiannya dengan Sabrina. Mr. Ramirez merespons dengan ramah, berharap kejadian tersebut tak terulang.

Memasuki bangunan kampus, langkah Jasmine terhenti saat seseorang merangkul tangannya. Dengan terkejut, Jasmine menoleh dan menemukan wajah Sabrina.

"Hey, kenapa kau pergi begitu saja kemarin?"

Pertemuan dengan Sabrina memunculkan keraguan setelah kata-kata Tuan Hawthorne memengaruhi pandangan Jasmine terhadap pertemanan mereka.

"Aku mencarimu. Orang-orang di klub menyebut bahwa kau pergi bersama seorang pria setelah terjadi sebuah keributan. Apakah itu benar?" Sabrina bertanya, penuh keingintahuan.

Perkataan Sabrina membuatnya terlihat tak mengetahui kejadian dua pria yang hampir melecehkan Jasmine. Apakah itu benar atau hanya pura-pura?

"Siapa pria itu? Apa kau sudah memiliki kekasih? Ayo, ceritakan padaku!" Sabrina terlihat bersemangat.

"Sebaiknya mulai sekarang kita menjaga jarak," kata Jasmine, sambil melepaskan tangan Sabrina darinya.

Jasmine merasa keputusan tersebut adalah yang terbaik. Dia ingin menghindari potensi kekecewaan dan memilih untuk fokus pada kehidupan sebelumnya hingga kelulusan tiba.

Sabrina mengerutkan dahi, ekspresinya menunjukkan kesedihan dan kekecewaan. "Aku tahu kesalahanku mungkin tak bisa dimaafkan, tapi aku benar-benar berusaha berbuat baik padamu."

"Aku tahu, ini hanya pilihan yang ingin kuambil."

Sabrina tiba-tiba memeluk Jasmine. "Aku tak bisa. Baru saja kita akan berteman, kau sudah memutuskan untuk menghancurkannya. Ini tak adil."

Setelah melepaskan pelukan, Sabrina berkata dengan penuh emosi, "Kenapa kau berubah pikiran begitu cepat? Apakah ada yang membujukmu agar tak memberiku kesempatan? Benarkah begitu? Tunjukkan padaku siapa orangnya, aku akan menghajarnya karena sudah merusak pertemanan kita yang baru saja akan terjalin."

Emosi Sabrina yang terasa kuat menunjukkan kekecewaan mendalam, membuat Jasmine ingin tahu apakah itu hanya ilusi. Dia tak ingin terkecoh. Kini, dia bertanya pada dirinya sendiri, siapa yang benar antara Tuan Hawthorne dan Sabrina?

Sabrina meraih tangan Jasmine dengan cepat. "Apa aku harus membelikanmu pakaian mewah atau sejenisnya untuk menunjukkan kesungguhanku padamu?"

Jasmine tersenyum canggung. "Kau ... tak perlu melakukan itu."

"Aku tak bermaksud merendahkanmu, Jasmine. Itu saja yang bisa kuberikan."

Sabrina menyentuh bahu kanan Jasmine. "Tolong, aku merasa begitu putus asa saat ini untuk membuatmu menjadi temanku."

Jasmine menatap bahunya yang dipegang, terasa kuat hingga suara rintihan keluar dari bibirnya. "S-Sabrina, tanganmu ...."

Sabrina tersentak, segera menarik tangannya. "Maaf, aku sungguh tak sengaja. Kau begitu menggemaskan, hingga tanganku tak bisa diam."

Sabrina tertawa, lalu merangkul Jasmine sambil mengajaknya ke kelas. "Oke, aku akan menghormati keputusanmu jika itu yang kau inginkan. Sebagai tanda perpisahan, kau harus setuju untuk jalan-jalan bersamaku. Tak ada penolakan! Hari ini, Jasmine adalah milik Sabrina!"

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang