Chapter 39. Titik Temu

182 7 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Jasmine merenung sendirian di kamar. Ingatannya masih segar akan momen saat dia terkejut menemukan seorang anak perempuan di lantai atas. Keduanya membeku di tempat, hingga teriakan menusuk keheningan. Pada saat itu, Tuan Hawthorne dan wanita yang diduga sebagai istrinya muncul.

Suara pintu bergema, memaksa Jasmine untuk segera menyeka air mata yang mengalir di pipinya.

"Aku meminta mereka menunggu," ucap Tuan Hawthorne. "Sekarang, jelaskan padaku alasan dari tangisanmu itu."

Air mata yang sempat tertahan kembali meluncur di pipi, Jasmine mengusap matanya berulang kali. "Kau sudah menikah dan memiliki anak," lirihnya dengan suara gemetar.

"Ya, aku tak membantahnya."

Jasmine memejamkan mata sesaat, menahan rasa sakit yang merayap di dada. "Kau tak bisa menahanku terus di sini. Mereka akan sangat kecewa padamu. Tolong, bebaskan aku," pintanya dengan suara yang penuh kesedihan.

"Jadi, air matamu tumpah karena aku sudah menikah dan memiliki anak, lalu kau merasa menjadi penyebab rusaknya rumah tangga orang?" Tuan Hawthorne menghela napas panjang. "Kami sudah berpisah lima tahun yang lalu."

Jasmine terkejut, tapi kemudian menenangkan diri dengan pemikirannya. "Tetap saja kau sudah memiliki seorang anak. Kehadiranku hanya akan membuatnya bersedih."

"Dibandingkan dengan putriku, bukankah kau yang sedang bersedih sekarang?"

Jasmine tersentak, baru menyadari betapa terhanyutnya dia dalam gelombang emosi. Sungguh getir baginya, cinta yang tumbuh dalam dirinya ternyata berpaut pada seorang lelaki yang sudah melalui lembaran pernikahan dan memiliki tanggung jawab sebagai seorang ayah. Dia tak berniat menjadikan rasa sukanya sebagai pemicu konflik yang rumit dan berat di masa depan.

"Bukankah kehidupanku tak ada hubungannya denganmu? Kau adalah orangku, seharusnya tak berkomentar ini dan itu." Tuan Hawthorne mengerutkan dahi sambil menatap Jasmine dengan penuh tanya. "Kenapa aku yang pernah menikah dan memiliki anak membuatmu sampai menangis?"

Tak masuk akal, itulah yang melintas di benak keduanya. Jasmine tak mampu menyembunyikan reaksi yang kini terasa begitu aneh untuk hubungan mereka.

"Itu karena ...!" Jasmine meremas pakaiannya, kemudian memejamkan mata dengan kuat. Hatinya ingin berteriak keras, tapi kecemasan yang menyelimuti jiwanya membuat suaranya nyaris tercekat di tenggorokan. "Karena aku, jatuh cinta padamu!"

Jasmine mengungkapkannya, tapi Tuan Hawthorne? Pria itu terdiam saat kata-kata itu mencapai telinganya, menyentuh titik-titik terdalam di hatinya.

Saat Jasmine menatap Tuan Hawthorne dengan mata yang berkaca-kaca, dia menyadari bahwa rasa itu tak bisa lagi dia sembunyikan. Dengan tekad yang semakin menguat, dia melanjutkan, "Aku menangis karena tahu bahwa Tuan Hawthorne yang aku cintai, sudah menikah dan memiliki anak. Rasanya begitu menyedihkan untuk mengakhiri perasaanku begitu cepat."

"Rasanya tak masuk akal, aku yang mengalami trauma terhadap pria bisa jatuh cinta pada seseorang sepertimu. Tapi inilah kenyataannya, aku menikmati setiap saat bersamamu."

Setelah berdiam diri dalam jeda yang panjang, Tuan Hawthorne akhirnya berkata, "Kau sedang mempermainkanku?"

"T-tidak! Aku benar-benar serius dengan apa yang kukatakan!"

"Tidakkah kau kira aku sadar akan perasaanmu terhadap Mr. Harper?" Tuan Hawthorne melipat tangan di dadanya. "Aku terbangun di sore hari dan tak menemukanmu di penthouse. Kemudian aku menemukanmu sedang berada di Liberty Gardens Zoo saat mengamati pelacak. Aku teringat bahwa Prof. Sullivan meminta izinku untuk melakukan konsultasi di tempat yang ingin kau kunjungi, tapi kalian tak kunjung kembali, jadi aku memutuskan untuk menyusul.

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang