Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦Jasmine meresapi suara langkah yang bergema dari luar kamar, setiap entakan menjadi detik menegangkan baginya. Bayangan perlakuan kejam mungkin menunggunya saat ini.
Suara pintu yang terbuka mencapai telinga Jasmine, tapi dia tetap bertahan di kamar mandi. Kegelisahan merayap lebih dalam saat ketukan pintu terdengar.
"Kau di dalam?"
"Y-ya!"
Jasmine bergegas menyalakan keran, membuat keadaan seolah-olah dia baru saja menyelesaikan urusan di kamar mandi. Sebelum keluar, dia mengatur napas, bersikap seperti tak ada yang terjadi.
Keraguan masih menyelinap saat Jasmine memegang gagang pintu, tapi tuntutan keharusan mendorongnya untuk segera keluar. Tuan Hawthorne menjadi pemandangan pertama saat pintu terbuka.
"Aku sudah selesai. K-kau bisa menggunakan kamar mandinya."
"Bukankah kau perlu menjelaskan sesuatu padaku?" tanya Tuan Hawthorne sebelum Jasmine melangkah pergi.
Jasmine diam, hanya menunduk. Tuan Hawthorne meraih tangan Jasmine, mengambil sesuatu dari saku, dan menyerahkannya.
Saat Jasmine melihatnya, dia terkejut. "Ini ... ponselku," ucapnya, sambil perlahan menatap Tuan Hawthorne.
Kenapa Tuan Hawthorne memberikan ponsel Jasmine? Yang membuat wanita itu bisa leluasa untuk menghubungi Dr. Lawson atau siapa pun yang bisa memberikan bantuan dalam keadaan sulitnya.
"Aku membenci tindakan yang dilakukan secara diam-diam di belakangku. Dr. Lawson bukanlah sosok yang bisa diandalkan untuk meminta bantuan, mengharapkannya hanya akan menambah rasa putus asamu. Bersikaplah bijak, karena sikap keras kepalamu juga berarti melukai mereka yang ingin membantumu. Takdirmu sudah tertulis, terimalah dengan hati yang lapang."
Jasmine menggenggam ponselnya dengan erat, alisnya mengernyit dalam. "Takdir apa yang kau maksud? Takdir bahwa aku akan menjadi gundikmu?"
Tatapan Tuan Hawthorne semakin tajam. "Aku tahu bahwa kau takkan bisa membuktikannya padaku. Apakah aku terlalu lembut padamu sehingga kau bisa mempermainkanku dengan ucapanmu?"
Jasmine didominasi kemarahan, membuatnya tersentak dari rencana awal. Niat merebut hati Tuan Hawthorne dan membebaskan ayahnya dari jerat pria mengerikan itu terlupakan oleh desakan untuk meninggalkan penthouse.
"T-tidak." Jasmine menggigit bibir dalamnya. "Aku hanya ingin menyapa Dr. Lawson, karena belum menghubunginya sejak dia memberikan kartu namanya padaku."
"Setelah peristiwa ini, kata-katamu terdengar seperti kebohongan. Ingatlah siapa yang menciptakan masalah ini, siapa yang membuatmu akhirnya menjadi seorang gundik."
Jasmine menggeleng. "Itu bukan ayahku."
"Lalu, maksudmu aku yang menciptakan masalah ini dalam hidupmu?"
Tuan Hawthorne melangkah maju, mengangkat dagu Jasmine, dan dengan geram berkata, "Kau seharusnya menyadari siapa dirimu, putri dari seorang pengkhianat. Mencuri dan berlagak tak bersalah, lalu sekarang menyalahkan aku atas kerugianku karena sudah mempekerjakan orang seperti ayahmu. Pikirkanlah baik-baik."
Tuan Hawthorne menarik tangannya dari dagu Jasmine, sementara wanita itu menunduk pasrah. Mereka memilih berdiam diri beberapa saat untuk menenangkan suasana.
"Aku akan membiarkanmu keluar dari penthouse ini." Tuan Hawthorne akhirnya berkata.
Jasmine menaikkan pandangannya dengan cepat, mendapatkan secercah harapan. Meski merasa senang, dia menahan diri untuk tak menunjukkan emosinya pada Tuan Hawthorne.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine
Romance𝐃𝐞𝐦𝐢 𝐤𝐞𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 🔞 𝐝𝐢𝐤𝐮𝐧𝐜𝐢. *** Jasmine harus menghadapi pilihan sulit saat ayahnya melarikan uang dari majikannya, Tuan Hawthorne. Sebagai pembayaran kesalahan sang ayah yang hilang tanpa jejak, Jas...