Chapter 6. Tawar-menawar Takdir

443 13 1
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Dengan refleks, Tuan Hawthorne membalikkan badan dan pergi menjauh. Suasana terbungkus keheningan sejenak, diiringi ingatan kejadian yang menimpanya barusan. Umpatan yang dilontarkan padanya bukan hal asing, pertanyaan krusialnya adalah kenapa dia memilih untuk meninggalkan teritorialnya?

Tuan Hawthorne merasa tak senang, langkahnya kembali melewati kusen pembatas. Tanpa sosok Jasmine yang terlihat, dia yakin bahwa wanita itu kini berada di walk-in closet karena sebelumnya melihat Jasmine baru saja keluar kamar mandi dengan handuk melilit tubuhnya.

Dia segera menuju walk-in closet, menemukan Jasmine sebelum benar-benar mencapai tempat itu. Yang dilihatnya adalah wanita itu berdiri di depannya dengan napas tersengal seakan-akan baru saja berpacu dengan waktu.

"Aku sudah memberi peringatan, perhatikan tingkahmu jika masih ingin ayahmu selamat."

"M-memangnya apa yang sudah kulakukan?"

"Kau mengataiku," geram Tuan Hawthorne, nada suaranya menusuk.

"Ah, itu ... aku hanya terkejut karena tiba-tiba seseorang muncul saat aku baru saja selesai mandi," jawab Jasmine, mencoba menjelaskan dalam kebingungan.

Tuan Hawthorne menatap rambut Jasmine, tetesan air yang mengalir membuat pakaian keringnya menjadi basah.

"Sebelum berpakaian-"

"Di mana pakaianku?" Jasmine menyela ucapan Tuan Hawthorne.

"Pakaianmu?"

Tuan Hawthorne merasa bingung sejenak, seiring dengan pemikiran lebih lanjut, barulah dia menyadari pakaian yang dimaksud oleh Jasmine.

"Pagi ini, aku mencium aroma tak sedap di kamar mandi. Saat mencari penyebabnya, aku menemukan pakaian basah seorang wanita tergantung. Kuputuskan untuk membuangnya, tapi kau tak perlu risau karena aku tak membuangnya secara konvensional agar tak ada yang mengambilnya. Aku sudah membakar semuanya," ucap Tuan Hawthorne dengan nada ringan.

Ekspresi Jasmine berubah drastis, kedua alisnya hampir menyatu dalam kemarahan. "Tidakkah kau diajari etika untuk tak menyentuh barang orang tanpa izin?"

Tuan Hawthorne merasa lucu mendengar perkataan itu, teringat bahwa Jasmine sudah lebih dulu mengambil kemejanya dari dalam lemari tanpa izin.

"Aku menggantinya dengan yang lebih berkualitas." Tuan Hawthorne menunjuk tubuh Jasmine. "Pakaian yang kau kenakan sekarang jauh lebih bernilai."

Tuan Hawthorne meraih handuk dari tangan Jasmine, melemparkannya dengan santai ke kepala wanita itu. "Sebelum berpakaian, sebaiknya mengeringkan tubuhmu terlebih dahulu. Nanti kulitmu akan berisiko iritasi dan infeksi."

Jasmine menarik handuk dari kepalanya, hanya untuk menemukan bahwa Tuan Hawthorne tak berada di hadapannya. Keluar dari walk-in closet, dia mendapati bayangan pria itu lagi.

"Keluarkan aku dari sini!"

Tuan Hawthorne hanya tersenyum sinis tanpa berniat membalikkan badan. Langkahnya berhenti saat mereka sampai di area duduk, lalu dia memandang Jasmine yang berusaha untuk terlihat berani itu.

"Aku akan mencari ayahku."

"Dengan tubuh lemahmu?" Tuan Hawthorne tersenyum meremehkan. "Sebaiknya kau menyadari keterbatasanmu sebelum mengucapkan sesuatu seperti itu."

Tuan Hawthorne menghela napas, kemudian dia duduk dengan tangan bersandar di kepala sofa. "Bahkan orang terlatihku belum bisa melacaknya hingga saat ini."

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang