Chapter 56. Kancing Yang Hilang

158 7 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Dini hari di kindergarten begitu tenang dan damai. Tuan Hawthorne terbangun perlahan, menyadari bahwa dia tertidur dalam posisi duduk. Di pelukannya, Jasmine tampak pulas. Dia mengamati setiap detail wajah wanita itu. Tak ada niat untuk membangunkan, karena dia ingin menikmati momen kebersamaan mereka sedikit lebih lama.

Di tengah keheningan, pikirannya melayang kembali pada percakapan mereka tadi malam, terutama tentang rencana balas dendam Dominic Merrick. Saat dia hendak menjangkau saku jasnya untuk mengambil ponsel, Jasmine mulai membuka mata. Gerakan tangannya terhenti dan berganti mengusap lembut kepala Jasmine, mengundang senyum di wajah polos itu.

"Masih dini hari, tidurlah kembali," bisik Tuan Hawthorne.

"Kita akan ke penthouse hari ini?" Jasmine berusaha mendudukkan diri.

Jas yang menyelimuti tubuh Jasmine melorot perlahan. Tuan Hawthorne segera memperbaikinya sebelum mengambil ponsel untuk menghubungi Theodore.

"Aku akan meminta Ted untuk menjemput kita."

Jasmine mengangguk, kemudian bangkit dari lantai dan melangkah pelan menuju jendela. Dalam kegelapan, taman bermain di luar tampak bercahaya di bawah sorotan lampu.

"Kau takkan muat jika ingin bermain di perosotan itu."

Suara itu membuat Jasmine memalingkan wajahnya, hanya untuk menemukan Tuan Hawthorne berjalan mendekat.

"Bagaimana kau tahu aku ingin menaiki perosotan?" tanya Jasmine, matanya menatap pada Tuan Hawthorne yang kini berdiri di sampingnya.

Tuan Hawthorne sedikit menunduk, mencubit pipi Jasmine dengan lembut. "Semuanya tergambar jelas di wajahmu. Matamu berbinar-binar seperti saat melihat penguin."

Jasmine terdiam dalam lamunan saat Tuan Hawthorne menyelipkan ponsel ke dalam saku jas yang masih tergantung di bahunya. Tak lama kemudian, kehangatan menyelimuti tubuhnya dari belakang.

"Kenapa kau menyukaiku, Jasmine? Aku bukanlah pria yang kau impikan. Ayahmu pun tak merestui hubungan kita. Itu bisa menjadi kendala besar. Kau mungkin akan merasa lelah bersamaku dan akhirnya meninggalkanku, seperti yang dilakukan putri Foster."

Jasmine memutar tubuhnya, menatap Tuan Hawthorne yang kini memperlihatkan sisi rapuh yang belum pernah ditunjukkan sebelumnya.

"Kau begitu marah pada perbuatan ayahku, tapi tak pernah menyakitiku. Saat aku sakit, kau bahkan memanggil Dr. Lawson untuk memeriksa kondisiku. Perhatianmu terhadap hal-hal kecil, seperti sabun, membuatku merasakan ketulusanmu. Bahkan sekarang, kita berada di sini karena kau ingin melindungiku."

Jasmine mengulurkan tangan, menangkup pipi Tuan Hawthorne. "Aku tak mengerti, kenapa Natalie meninggalkan pria sepertimu," bisiknya. "Kau mungkin tampak sebagai pria jahat, tapi aku yakin alasan setiap tindakanmu bukanlah untuk bersenang-senang."

Tuan Hawthorne tersenyum tipis. "Kau memahamiku dengan sangat baik, membuatku tak mungkin melepaskanmu meskipun kau menginginkannya."

Jasmine menurunkan tangannya dari pipi Tuan Hawthorne, lalu tenggelam dalam pelukan pria itu. "Aku tak ingin lepas darimu, dan takkan pernah."

Theodore tiba setengah jam kemudian, membawa Tuan Hawthorne dan Jasmine kembali ke penthouse. Langit masih gelap, dengan waktu yang menunjukkan pukul lima pagi.

Seperti yang diinformasikan Theodore, pengikut Thomas tak tampak di sekitar Pinnacle Heights Suites, mungkin sedang menyusun rencana baru untuk membawa Jasmine. Kali ini pun mereka takkan menghindar, bertekad untuk menghadapinya bersama-sama.

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang