Chapter 50. Midtown Center

149 10 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Dalam tempo empat tahun, Tuan Hawthorne menggapai kesuksesan dengan cara pintas. Sementara itu, ayahnya Jasmine menjadi orang yang berbeda dalam waktu kurang lebih dua bulan saja. Saat Jasmine merenungkan hal itu, kegelisahan merayap perlahan di dalam pikirannya.

"Kali ini, Ayah terlibat dalam pekerjaan apa setelah sebelumnya menjadi perantara perdagangan barang ilegal?"

Thomas terkejut. "Kinsley Hawthorne yang memberitahukannya padamu?"

Dengan tatapan penuh kekecewaan dan kekesalan, Jasmine menghela napas. "Ayah pikir bisa menyembunyikan hal itu selamanya dariku?"

"Jasmine ... maafkan Ayah. Semua yang Ayah lakukan, itu demi kebutuhan kita."

Jasmine menahan emosinya. "Jadi, apakah rumah ini juga hasil dari pekerjaan yang sama?"

"Tak ada aktivitas ilegal yang membuat Ayah berada di posisi saat ini."

"Ayah berbohong! Tak mungkin berhasil seperti ini dalam sekejap mata tanpa melalui jalan pintas," desis Jasmine, suaranya penuh kecurigaan.

"Memang sulit dipercaya, tapi bukan berarti tak mungkin. Segalanya berkat campur tangan Mr. Merrick. Dia membantu Ayah keluar dari pekerjaan sebelumnya. Kau tak tahu apa saja yang sudah Ayah lalui selama menjadi bawahan Kinsley Hawthorne."

"Apa maksud Ayah?" tanya Jasmine, kebingungannya semakin mendalam.

"Kinsley Hawthorne sudah menyiksa Ayah selama bekerja dengannya. Ayah terluka tak hanya secara fisik, tapi juga secara batin. Dia bahkan berani meludahiku," ucap Thomas, sangat marah jika mengingat kembali kejadian itu.

Dunia Jasmine seakan runtuh, tak berharap mendengar hal buruk tentang Tuan Hawthorne yang dia cinta. Namun, penderitaan ayahnya membuat dia terjebak dalam dilema. Ayahnya dipermalukan demi mencukupi kebutuhan ekonomi mereka. Bagaimana mungkin dia mempertimbangkan kembali berada di sisi pria itu?

"Kita baru saja bertemu, mungkin kita bisa menyimpan percakapan serius untuk lain kali. Kau pasti lelah dan butuh istirahat."

Ayahnya mengantarnya ke sebuah kamar. Beban pikirannya begitu berat, sehingga Jasmine hanya setengah mendengarkan ocehan sang ayah.

"Saat terakhir kita bicara, kau menyebutkan perlunya laptop untuk keperluan kuliahmu. Sayangnya, harganya cukup menguras kantong. Ayah baru bisa memberikannya padamu sekarang."

Jasmine memandang ayahnya dengan perasaan haru, tapi saat melihat laptop yang terletak di atas meja, keraguannya mulai menyusup kembali. "Aku tak bisa menerimanya tanpa mengetahui pekerjaan apa yang sedang Ayah lakukan sekarang," ucapnya tegas.

Thomas tersenyum penuh pengertian, merasakan kekhawatiran yang mendera putrinya. "Ayah bekerja sebagai bawahan Mr. Merrick di perusahaannya. Ini adalah pekerjaan normal, tak ada hubungannya dengan hal-hal ilegal. Apa kau lega sekarang, Nak?"

Meskipun Jasmine mengangguk, di lubuk hatinya tersimpan beban berat. Dia merasa semakin jauh dari Tuan Hawthorne yang kian terlihat gelap. Mereka jelas bertentangan, seperti dua kutub yang tak bisa bersentuhan.

"Ayah, sebenarnya Kinsley ...."

Ekspresi wajah Thomas berubah tajam. "Jangan sebut lagi namanya, kita sudah bebas darinya." Dia menghela napas dalam. "Sekarang istirahatlah, besok kita akan pergi bersama untuk membeli barang-barang kebutuhanmu."

Jasmine memandang dengan gelisah kepergian Thomas, lalu mengepalkan tangan di dadanya yang terasa sesak. Dia ingin mengungkapkan bahwa dirinya sudah jatuh cinta pada pria yang mengikat mereka, tapi juga takut melihat reaksi ayahnya yang tampak begitu penuh kebencian terhadap Tuan Hawthorne.

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang