Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦Jasmine berdiri di koridor rumah sakit yang dingin dan bercahaya terang, perasaannya campur aduk. Dia hanya bisa menyaksikan dari kejauhan Dr. Lawson di depan pintu ruang gawat darurat, berdebat dengan seorang suster yang bertugas di sana.
"Aku harus berada di sana! Aku tak bisa hanya berdiri di sini."
"Maaf, Dr. Lawson, Anda tak dalam kondisi emosional yang baik untuk ikut dalam operasi ini."
Suster yang sedang berdebat dengan Dr. Lawson tiba-tiba merogoh kantong seragamnya dan mengeluarkan sesuatu. Dari tempatnya berdiri, Jasmine tak bisa melihat dengan jelas apa yang diserahkan oleh suster itu.
Dr. Lawson segera membalikkan badan, langkahnya penuh emosi saat menghampiri Theodore yang berdiri tak jauh dari sana. Dr. Lawson mendorong barang itu ke dada Theodore dengan kasar. Jasmine baru menyadari apa yang diberikan oleh suster itu saat benda tersebut terguncang keluar dari genggaman Dr. Lawson-sebuah pistol yang tersimpan dalam plastik bening.
"Apa maksudnya ini, Theodore?! Kinsley membawa senjatanya, tapi kenapa dia terluka? Dia tak pernah terluka separah ini sebelumnya. Bagaimana jika dia tak bisa diselamatkan? Kau seharusnya menjaganya dengan baik." Mata Dr. Lawson memerah. Di sisi lain, Theodore tampak terkejut dan bersalah. "Kalau hal buruk itu benar-benar terjadi, maka kau yang akan disalahkan atas tragedi ini," lanjutnya, lalu melangkah pergi.
Saat Dr. Lawson melewati Jasmine, pandangannya singkat menatap wanita itu dengan raut tak senang sebelum akhirnya melanjutkan langkahnya. Jasmine merasakan kemarahan dalam tatapan itu, memperdalam lagi rasa bersalahnya. Kalau saja dia tak mengikutsertakan Tuan Hawthorne untuk menyelamatkan ayahnya, mungkin hal buruk ini takkan terjadi.
Kedua tangannya yang gemetar saling bergenggaman. Dia tak pernah menyangka bahwa kondisi Tuan Hawthorne akan begitu parah. Bagaimana jika Tuan Hawthorne benar-benar tak bisa diselamatkan?
Air mata Jasmine jatuh satu per satu. Perasaan hancur dan tak berdaya menyelimuti hatinya. Dia tak bisa membayangkan kehilangan Tuan Hawthorne. Mereka sudah menghabiskan banyak waktu bersama, begitu dekat dalam kurun waktu yang singkat. Bagaimana cara pria itu tersenyum hangat padanya, tertawa dengan tulus, dan berbicara sambil menatapnya dalam-dalam-semua itu berputar dalam benaknya.
Thomas menatap putrinya dari kejauhan. Dia baru saja selesai dari kamar kecil, membersihkan diri dari darah yang menodai pakaiannya. Saat kembali, pandangannya tak sengaja menemukan Jasmine yang sedang menangis. Hatinya teriris melihat kesedihan itu. Dia ingin menghampiri dan memeluk putrinya, tapi dia merasa terjebak dalam rasa bersalah.
Hari demi hari berlalu dengan lambatnya waktu seolah-olah mempermainkan hati mereka yang menunggu. Tuan Hawthorne masih belum kunjung membuka mata, terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Mesin-mesin medis berdengung pelan, menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang rapuh, tapi tetap ada.
Setiap harinya, ruang perawatan intensif tak pernah sepi. Silih berganti, orang-orang datang mengunjungi Tuan Hawthorne. Beberapa dengan langkah penuh harap, sementara yang lain membawa beban kecemasan yang berat.
Pagi itu, Dr. Lawson datang lebih awal dari biasanya. Dia berdiri di samping tempat tidur, memeriksa monitor dan catatan medis. Wajahnya masih menyimpan ketegangan, meski senyum kecil muncul saat dia berbicara pelan, "Kinsley, bangunlah. Kami semua menunggumu."
Tak lama setelah Dr. Lawson pergi, Jasmine tiba. Dia menghabiskan waktu berjam-jam dengan membaca buku atau hanya menggenggam tangan Tuan Hawthorne. Air matanya sudah banyak yang tumpah, tapi dia tetap berusaha kuat.
Di malam harinya, seorang suster datang mengganti perban Tuan Hawthorne. Saat suster itu sedang sibuk dengan tugasnya, tanpa terduga Tuan Hawthorne tiba-tiba membuka mata. Cahaya kecil dari monitor medis memantul di matanya yang lelah. Pada awalnya, suster itu tak percaya, tapi dia segera tersadar dan dengan cepat memanggil dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine
Romance𝐃𝐞𝐦𝐢 𝐤𝐞𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 🔞 𝐝𝐢𝐤𝐮𝐧𝐜𝐢. *** Jasmine harus menghadapi pilihan sulit saat ayahnya melarikan uang dari majikannya, Tuan Hawthorne. Sebagai pembayaran kesalahan sang ayah yang hilang tanpa jejak, Jas...