Chapter 17. Beratnya Kesadaran

258 11 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Desakan waktu mengimpit, setiap detik krusial bagi Jasmine yang bisa terjerat dalam bahaya.

Tuan Hawthorne tak biasa memegang ponsel begitu lama, kecuali menelepon dengan putrinya. Tapi hari ini, hanya untuk membahas nasib Jasmine, dia tenggelam dalam pembicaraan panjang dengan sekretarisnya.

Kejanggalan itu disadari oleh Tuan Hawthorne, tapi dia belum menemukan jawabannya. Dia masih terjebak dalam kebingungan emosional dan memilih untuk melanjutkan langkah-langkah yang menurutnya perlu diambil.

Tuan Hawthorne memandang jauh ke luar jendela dari posisinya yang duduk di sofa kulit mewah, tangannya terulur ke kotak rokok yang terletak di atas meja. Dengan gerakan ringan, dia menggenggam satu batang rokok.

Sebelum asap tipis rokok itu mulai menari di udara, bayangan percakapan dengan Jasmine di mobil menyelinap ke dalam pikirannya. Tuan Hawthorne menaruh rokok kembali, menggantinya dengan ponsel. Jarinya bergerak di atas layar, menyusun pesan singkat untuk Theodore.

[Ted, bisakah kau mencari ahli formulasi sabun terbaik dan mendatangkannya ke penthouse?]

Setelah mengirim pesan, Tuan Hawthorne beranjak menuju kamar. Saat pintu terbuka, sebuah pemandangan menarik perhatiannya. Jasmine duduk di karpet, di tengah-tengah kertas berserakan di sekitarnya.

Tuan Hawthorne mendekat, matanya tertuju pada kertas-kertas itu. Dia membungkuk sedikit, memperhatikan dengan rasa ingin tahu. "Apa yang sedang kau kerjakan?"

Jasmine terkesiap, tak menyadari kehadiran Tuan Hawthorne yang sudah berdiri begitu dekat. Matanya, yang sebelumnya tenggelam dalam desakan tugas kampus, kini bertemu dengan tatapan tegas Tuan Hawthorne.

"Aku bertanya padamu."

Sambil memandang kertas yang berserakan, Jasmine terdiam sejenak sebelum menghela napas. "Ini ... tugas kampus."

Tuan Hawthorne merendahkan diri hingga satu lutut menyentuh lantai. Dia mengambil selembar kertas, lalu membacanya. "Valuasi saham. Ah, kau mengambil jurusan manajemen keuangan," ucapnya dengan sikap yang seolah-olah sudah mengetahui hal tersebut.

"Ini bukan hal penting," ucap Jasmine, merebut kembali kertas tugasnya.

Masih bertahan dalam posisi rendah, Tuan Hawthorne mengaitkan jemarinya satu sama lain, mengamati dengan saksama Jasmine yang sibuk kembali dengan kegiatannya.

Tuan Hawthorne tiba-tiba menyentuh poin yang baru diisi oleh Jasmine dengan telunjuknya. "Kau seharusnya memberikan jawaban analisis fundamental, sebagai metode umum untuk menilai saham."

Jasmine memiringkan kepala, tampak bingung. "Benarkah?" Dia langsung menatap Tuan Hawthorne dengan keraguan setelah berpikir sejenak. "Aku tak percaya, kau pasti hanya membual."

Tuan Hawthorne tersenyum meremehkan. "Kau familier dengan Kins Enterprises?"

"Tentu saja, semua orang tahu perusahaan besar itu. Setelah lulus, banyak yang berlomba-lomba mengajukan lamaran ke sana," jawab Jasmine dengan mantap.

Tuan Hawthorne tersenyum dengan bangga. "Perusahaanku memang harus memiliki reputasi seperti itu."

Jasmine mengerutkan dahi, lalu tertawa lebar. "Apa aku salah dengar? Kins Enterprises itu perusahaanmu? Itu tak mungkin, Tuan Hawthorne. Kins Enterprises didirikan oleh seseorang yang peduli dengan kegiatan amal."

Senyum bangga Tuan Hawthorne perlahan pudar. "Seseorang yang peduli dengan kegiatan amal itu adalah aku. Kinsley Hawthorne. Kins diambil dari nama depanku. Semoga penjelasanku ini bisa memuaskanmu, Nona Everhart."

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang