Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦Jasmine menggeliat perlahan, merasakan kepalanya yang berat. Saat matanya terbuka, dia sadar bahwa dirinya duduk dengan tangan terbelenggu di belakang punggung. Dia juga mendengar suara musik yang memenuhi ruangan.
"Aku ragu pria yang berjaga di gerbang samping kampus akan membiarkan kita masuk," ucap seorang pria dengan napas lega.
"Ya, aku juga merasa gelisah menghadapinya tadi. Takut segala sesuatu yang kita lakukan akan terbongkar," tambah pria lainnya.
Jasmine mengenali suara itu dengan jelas, jiwanya memberontak agar segera melarikan diri dari sana, tapi kesadarannya masih kabur. Kekuatan yang diperlukan untuk bergerak belum kembali sepenuhnya.
"Ahaha, sejak kapan kau menjadi begitu penakut? Benar-benar lemah. Dan siapa yang peduli dengan nasib seorang gadis miskin? Kampus bahkan memberikan kita kebebasan untuk memanfaatkannya sesuka hati."
"Kampus memang tak peduli dengan nasibnya, tapi insiden itu membuat kita terpaksa diusir sebagai bentuk 'hukuman'."
"Hukuman? Itu lebih seperti kampus mencoba menutupi masalahnya. Tristan bahkan pergi berlibur ke Swiss."
"Tapi ... Marc, pernahkah kau menyesali tindakanmu terhadap Jasmine?"
"Mengapa kau bertanya seperti itu?"
"Jujur, sesekali rasa sesal itu terlintas ke pikiranku. Seharusnya kita tak memperlakukan Jasmine sekejam itu. Aku tak bisa membayangkan jika apa yang dialaminya terjadi pada salah satu anggota keluargaku."
"Lupakan omong kosongmu, Sal! Jika Tristan mengetahuinya, maka itu akan menjadi akhir dari kita semua. Kita sudah terlanjur terlibat dan tak bisa mundur. Yang lebih penting, kenapa Frankie dan Ricky masih belum datang? Mereka tak seperti biasanya datang begitu terlambat."
"Ya, kau benar. Aku baru menyadari itu. Mungkin-"
Gerakan dari arah Jasmine membuat Sal terdiam, mereka berdua menoleh dan melihat Jasmine yang sudah sadar.
"Dia sudah bangun. Apa yang harus kita lakukan?" tanya Sal dengan nada khawatir.
"Kau beri tahu Tristan dan Sabrina. Mereka sepertinya sedang bersama di ruang VIP," usul Marc sambil bangkit dari tempat duduknya, kemudian mendekati Jasmine dengan membawa gelas minumannya.
Setelah Sal pergi, hanya tinggal Marc yang mengulurkan gelas minuman ke arah Jasmine. Tatapan wanita itu penuh dengan kebencian, membuat Marc tertawa lepas.
"Setelah sekian lama, kau benar-benar berubah, ya! Aku tak lagi melihat Jasmine yang dulu. Sepertinya ucapan Sabrina benar, bahwa kau sudah melupakan segalanya tentang masa lalumu. Itu sungguh menyedihkan, kami menjadi begitu mudah dilupakan."
"Sabrina ...?" lirih Jasmine. Dia sudah memikirkan kemungkinan dirinya yang dikhianati, tapi tetap terkejut.
Tak ingin terperangkap dalam kekecewaan, Jasmine berusaha melepaskan ikatan di pergelangan tangannya. Namun, yang dia dapatkan hanyalah rasa nyeri.
"Lepaskan aku!" teriak Jasmine pada akhirnya.
Ini sudah kedua kalinya Jasmine merasa seolah-olah orang-orang di klub tak peduli padanya. Kenapa? Dia sudah berteriak sekencang mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jasmine
Romance𝐃𝐞𝐦𝐢 𝐤𝐞𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚, 𝐜𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 🔞 𝐝𝐢𝐤𝐮𝐧𝐜𝐢. *** Jasmine harus menghadapi pilihan sulit saat ayahnya melarikan uang dari majikannya, Tuan Hawthorne. Sebagai pembayaran kesalahan sang ayah yang hilang tanpa jejak, Jas...