Chapter 34. Ciuman dan Kewajiban

204 9 0
                                    

Shadow Clown presents
꧁Jasmine꧂
✦✦✦

Tuan Hawthorne meninggalkan Jasmine untuk memantau jalannya rapat, menutup sementara perdebatan di antara mereka. Saat dia berjalan kembali menuju ruangannya, dia bertemu dengan Theodore yang segera mengikuti langkahnya.

"Saya baru saja dari ruangan Anda untuk melihat keadaan Nona Everhart."

"Dia masih di sini?"

"Ya, Tuan. Lalu, untuk permintaan Anda sebelumnya, membuat saya ragu dalam bertindak."

Langkah Tuan Hawthorne terhenti, begitu juga dengan Theodore.

"Kau belum mengerjakannya?"

"Saya ingin memastikan lagi, apakah Anda benar-benar akan membebaskan mereka?" Theodore sedikit menunduk, lalu berkata dengan ekspresi serius. "Maaf, Tuan. Kemungkinan keputusan Anda mungkin saja dipengaruhi oleh desakan dari Nona Everhart."

"Jika begitu, apa yang sebaiknya aku lakukan?"

Kali ini, Theodore menundukkan kepala dengan sangat dalam. "Saya akan melaksanakan perintah Anda."

Tuan Hawthorne menghela napas sambil berpikir sejenak. "Bebaskan mereka sebelum matahari terbit, dalam kondisi yang aku tentukan," ucapnya, lalu melanjutkan langkah.

Benar, tak adil jika sandera dilepaskan begitu saja. Sebelum itu terjadi, ada harga yang harus dibayar. Jasmine mungkin menginginkan mereka kembali dalam keadaan utuh, tapi sebagai seseorang yang ingin melindungi wanita yang dicintainya, dia perlu mengambil tindakan.

Tuan Hawthorne membuka pintu ruangannya dan langsung bertemu dengan tatapan Jasmine. Meskipun mereka sering berdebat, kali ini terasa ada jarak yang begitu besar di antara mereka.

"Kau bisa kembali lebih dulu dengan Mr. Ramirez, masih ada yang perlu kukerjakan di sini," kata Tuan Hawthorne dengan suara datar.

Jasmine menatap langit melalui jendela, matahari mulai merosot ke ufuk. Dia menghabiskan terlalu banyak waktu di perusahaan, tapi juga tak ingin kembali dengan tangan hampa.

"Bagaimana dengan Sabrina?"

Tuan Hawthorne tak menyukai pertanyaan itu. Jasmine hanya memikirkan tentang penindasnya, membuat dia merasa jenuh.

"Saat kepalaku terasa berat, aku biasanya melakukan dua hal," alih Tuan Hawthorne sambil duduk di sofa tunggal yang berada di samping Jasmine. "Minum alkohol atau berolahraga. Karena aku membutuhkan kejernihan pikiran untuk pekerjaan, aku memilih untuk berolahraga. Itulah mengapa di ruang kerjaku terdapat peralatan olahraga."

"Apa hubungannya? Aku menanyakan tentang Sabrina."

"Ruangan ini juga dilengkapi dengan fasilitas kamar mandi, tapi aku tak menyediakan sabun cair Jasmine di sini."

"Tuan Hawthorne ...." Jasmine terlihat putus asa, karena pertanyaannya belum dijawab.

Tuan Hawthorne menatap mata sembap Jasmine, tak ingin membuatnya kembali menangis. Dengan terpaksa, dia berkata, "Besok sebelum matahari terbit, mereka akan dibebaskan. Apa kau puas?"

Kelegaan terpancar di wajah Jasmine saat dia mengangguk. "Terima kasih sudah mempertimbangkan permohonanku."

"Kau berterima kasih karena menyelamatkan penindasmu dariku? Bukankah itu terdengar ironis?"

"Aku mengerti jika kau tak setuju. Maafkan aku," kata Jasmine dengan tulus.

Sekarang kau meminta maaf untuk mereka, ucap Tuan Hawthorne, yang hanya tersimpan dalam hati.

JasmineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang