Setelah tidur selama tujuh jam, dengan keadaan sudah segar dan menunaikan kewajiban, Bachtiar menguap sambil memakai arloji hitamnya. Celingak-celinguk mencari istrinya, sudah tidak duda kenapa ia bangun tidur tetap sendirian.
Habis ini ia akan mengajak Arkhana check up ke rumah sakit sebelum family time besok di beberapa destinasi wisata Lombok. Meskipun acaranya cuma sehari semalam, pasti sudah membuat anak itu pegal linu. Dia terlalu bersemangat kemarin dan tadi pagi sebelum tidur ia melihat kaki Arkhana sedikit bengkak sebelah.
"Ayah habis tidur apa mati suri, sih?"
Ranu dan mulutnya yang minta diserampang sandal.
"Rapi banget mau kemana, mas?" Tanya Suren melihat penampilan casual Bachtiar.
"Mau ke rumah sakit bentar sama Kana," Jawabnya seraya mengabsen satu persatu orang yang ada di ruang tengah.
Raina, Shiren, dan Oma ada di dapur entah membuat apa aromanya gosong dan oven yang ngebul. Seno, Katarina, dan Kairo sedang sibuk dengan hp miringnya. Ranu, Erlang, Surendra terlihat serius sekali, mungkin ngomongin warisan. Calvin... Malang sekali. Dia tertawa sendiri saat Surga menggoyangkan ekornya.
Iya, surga dibawa oleh Kairo. Bahkan saat foto keluarga kucing itu ikut.
Kurang satu.
"Dimana Kana?"
Mendengar nama itu disebut, Calvin berdiri. "Kak Kana keluar sama maminya, Pakde!"
Bachtiar cukup terkejut.
"Harusnya aku main hari ini sama kak Kana, cuma kak Kana yang bisa ngertiin Cale. Tapi malah pergi," Rengek Calvin, memang hanya Arkhana yang bisa mengimbangi jiwa tantrumnya, kalau sama kakaknya sendiri pasti dia sudah dicubit.
"Eh, iya mas. Tadi jam sembilanan mbak Aluna kesini katanya mau ngajak Kana jalan-jalan," Ujar Raina, berjalan cepat dari dapur menghampiri suaminya. "Cuma aku sama Kairo yang melek jadi gak bisa nyegah."
Kairo melongok, mengangguk. "Si Kana juga mau, terus mami juga keliatan fine-fine aja."
"Kenapa nggak ngomong dulu sama ayah?"
Mendengar intonasi yang berbeda dari Bachtiar, Kairo menurunkan ponsel miringnya. "Sama Kana nggak dibolehin, ayah. Katanya takut ganggu, ayah kelihatan capek."
"Mbak Aluna tadi juga bilang kalau sore udah pulang kok, mas." Sahut Raina. Pasalnya Bachtiar terlihat marah. "Mungkin cuma jalan-jalan sekitar sini aja."
Tentu saja kejadian terakhir kali di rumah sakit yang Oma ceritakan tidak bisa terlupakan begitu saja.
Kairo mengangguk. "Iya, Yah. Tadi Kairo yang buat perjanjian. Kalau mami gak pulangin Kana, Kairo bakal marah sama mami."
"Hush! Gak boleh gitu, Kairo." Tukas Bachtiar memperingati.
Kairo melengos, kembali main game.
"Kalau kepikiran susul aja!" Teriak Oma dari dapur. "Rain tolong kesini lagi, Rain! Ini roti kenapa matengnya gak merata, ya?"
Raina berlari menuju dapur.
"Kamu gak tau kemana Kana sama mamimu pergi, Kai?" tanya Surendra, ikut nimbrung karena tidak tega melihat wajah cemas Bachtiar.
"Gak tau! Aku tadi minta ikut sama mami gak boleh. Tersinggung Kairo, om. Emang cuma Kana anaknya."
Bachtiar duduk di sebelah Ranu, membuka ponselnya mencoba menghubungi Arkhana namun yang ia dapatkan malah sisa pulsa yang anda miliki tidak cukup untuk melakukan panggilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNGA TIDUR✔️
Fanfiction"Simpan kenangan yang baik saja. Tidurlah, pagi akan segera tiba, Arkhana." Pak Bah.