O7

4.8K 509 33
                                    

Erlang menatap Bachtiar yang sedang duduk di kantin rumah sakit sendirian. Entah apa yang pria itu simpan dalam pikirannya, sampai tidak mau disuruh istirahat padahal semalaman belum tidur.

"Nih, mas."

Kairo mengulurkan segelas es kopi yang baru ia pesan. "Bengong mulu."

"Kamu ke kamar dulu aja, mas mau nemenin ayah ngopi."

"Ikut ajalah, di kamar juga ada Seno sama mas Ranu," Tolak Kairo, berjalan mendahului Erlang dan duduk di samping Bachtiar.

Pria paruh baya itu menoleh sekilas mendapati dua anaknya bergabung dalam satu meja, tidak peduli banyak dan kembali menyeruput kopi tanpa gulanya.

"Ayah ada rahasia apa sih, bagi dong.. dipendem sendiri bikin ayah keliatan tua," Ujar Kairo.

Bachtiar terkekeh. "Bilang aja kamu kepo."

"Jelas lah."

Bachtiar menghela napas panjang terlebih dahulu.

"Mami kalian ternyata gak tau kalau Kana kesini, dia udah di Jepang selama lima hari karena ada urusan kerjaan," Cerita Bachtiar, memandang lurus cangkir beling berwarna coklat di depannya.

Erlang mengernyit bingung. "Terus, apa masalahnya?"

Pikirnya Arkhana sudah dewasa dan bebas melakukan apapun. Ya kali anak sudah mau kuliah masih dikekang. Kairo saja sudah pergi liburan sendirian waktu SMA.

"Ayah pengen tau alasan kenapa Kana pergi gak pamit aja sih... Terus reaksi mami kalian itu kayak... Gimana ya. Ya gitu deh."

"Kayak gimana? Yang jelas kenapa, yah!" Ucap Kairo tidak sabaran.

Dasar Kairo ini. Bachtiar berdecak, ia berusaha menahan agar emosinya tidak membludak lagi. Bachtiar hanya takut Kairo dan Erlang makin membenci Aluna yang notabenenya adalah ibu kandung mereka sendiri.

"Semalem kan ayah telponan tuh sama Aluna, masa dia gak tau kalau Kana sakit asam lambung sama vertigo," Beber Bachtiar menahan geram.

Erlang mengernyit bingung. "Mereka hidup kepisah apa gimana."

Tapi kepisah pun hubungan mereka adalah ibu dan anak masa gak tau, pikir Erlang.

"Enggak, tapi kadang iya. Ayah udah cari tau semalem, kalau ternyata Aluna udah cerai setelah tiga tahun menjalin hubungan. Aluna gak nikah lagi, beda sama suaminya ternyata langsung nikah dan dua punya anak. Kana setiap libur pasti ke rumah papanya, bolak-balik gitu. Dua adek yang diceritain sama Kana itu anak dari bapak dan ibu tirinya."

Wanita kalau terlalu independen juga tidak bagus, sebenarnya boleh-boleh saja asalkan masih bisa menghargai pasangannya. Nyatanya dalam hidup ini kita memang harus saling menghargai, hidup berdampingan dan tidak bisa melakukan apapun sendiri, pasti akan ada dimana kita selalu membutuhkan orang lain.

Tapi Aluna... Dia merasa bisa segalanya, laki-laki pun angkat tangan. Kalau kata anak-anak zaman sekarang Aluna itu alpha women. Kasihan sekali Arkhana, dua kali melihat perpisahan orang tuanya.

Kairo termenung, tiba-tiba memikirkan perasaan Arkhana pada saat itu.

"Sebelum Kana pulang, kalian baik-baik sama dia, ya.. Jangan judes-judes apalagi kamu, El." Ujar Bachtiar menatap tajam pemuda bermata sipit itu.

"Belum kebiasaan aja, yah..."

"Dia gak ada niat buat jengukin Kana, yah?" Tanya Erlang kikuk, canggung ingin memanggil dengan sebutan mami.

Bachtiar mendongak. "Siapa? Mak kalian? Enggak. Dia masih sibuk."

Kairo dan Erlang sontak membisu, tidak bisa berkata-kata lagi. Sesibuk-sibuknya pekerjaan tapi apakah tidak khawatir anak sedang sakit begini, apalagi Arkhana yang baru operasi usus, asam lambungnya naik, vertigonya kumat.

BUNGA TIDUR✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang