12》Beasiswa

4.1K 481 44
                                    

"Pokoknya aku mau kak Mark yang mengobati ku"

"Mark bukan dokter"Jawab Jeno cepat

Jaemin mendelik."Terserah ku,yang jelas aku tak mau dokter"

"Dokter juga tak mau kau,dia hanya mengobati"

"Yaa Jung Jeno!"

Jaemin menoleh pada Jeff yang hanya menyaksikan mereka."Papa pokoknya aku mau kak Mark yang mengobati--"

"Dia bukan dokter, Jaemin"Jeno menyela dengan kesal

"Jangan menyela omongan ku!"

Jeno menatao Jaemin tajam,"Jaga nada bicaramu"

Cklekk

"Ada apa ini?"Mark yang baru datang bersama Haechan masuk,Jeff menyuruhnya kesini setelah mereka membersihkan diri

"Keluar,kalian tak di butuhkan"

Haechan mendengus mendengar ucapan Jeno."Aku dan Mark ke sini bukan untuk melihatmu,kau saja yang pergi"

"Ka--"

"Jeno sudahlah,Mark tolong obati Jaemin--"

"Pa!?"

"Jeno tak baik membentak papa,dasar durhaka"Jaemin menggeleng dramatis

Jeff menghela nafas lelah,ya Tuhan kenapa putranya begini?

"Mark juga bisa mengobati,jadi tak masalah"Ucap Jeff menenangkan

Jeno meraup wajahnya kasar,melirik Jaemin yang tersenyum penuh kemenangan padanya,"Terserah"

Mark bersedekap dada,menatap Jaemin dari atas sampai bawah.

Apa yang harus Mark obati?

Otaknya?

"Dia terluka,bagian mana?"Tanya Jeff pada Jeno,baru sadar dia juga tak tau letak luka Jaemin padahal ingin menjelaskan pada Mark saat melihat raut bingung keponakannya itu

"Otaknya,otak Jaemin harus di ganti--"

Jaemin mencubit lengan Jeno kesal,"Aku hanya terbentur pintu,dia saja yang lebay sampai memanggil dokter"

Jeno berdecih sinis,"Mark,lihat apa itu luka karena terbentur pintu atau bukan"

Jaemin mengerjap,menatap Mark yang dengan santai mengangguk.Apa dia salah pilih orang?

"Papa dan yang lain keluar saja,tolong seret Jeno juga,bawa dia pergi dari hadapan ku"

Haechan terkekeh,nyali bocah ini boleh juga

"Kau--"

"Sudah sudah,ayo kalian berdua keluar,papa ingin membicarakan sesuatu"Jeff merangkul Jeno dan Haechan untuk keluar dari kamar Jaemin,meninggalkan pemilik kamar dan Mark yang kini mengambil kotak P3K

"Kepala mu terluka?"

Jaemin mengangguk,"Tak perlu di obati--"

"Kepala belakang?"Sela Mark bertanya,Jaemin mengernyit tak suka

Mereka semua menyebalkan..

"Aku baik baik saja,tak ada luka parah--"

"Berbalik,aku akan mengobatinya"Mark mendorong bahu Jaemin agar berbalik

"Ck aku bilang--"

"Jaemin diamlah,jangan sampai aku membius mu disini"Sela Mark datar

Jaemin sontak menghela nafas kasar,apa semua orang disini gila?

Apa hanya dia yang waras disini?

"Ini--kau terkena pukulan balok?"Tanya Mark kala melihat luka di kepala Jaemin

"Sudah ku bilang terbentur pintu,kenapa tak ada yang percaya?"Kesal Jaemin

Mark berdecih,terdengar sangat mengejek di telinga Jaemin

"Aku tak sebodoh itu,apa kau berkelahi?"

'Ck apalagi ini?apa aku tak terlihat seperti anak pendiam?apa wajah ku seperti berandalan?atau Felix bodoh dan tak bisa menutupi informasi ku?'

"Kau tak mendengar ku?apa aku benar?"

Jaemin menarik nafas dalam,baiklah mari mengeluarkan bakat terpendam nya

"Kak Mark.."

Gerakan Mark terhenti kala mendengar lirihan pelan Jaemin,apa dia terlalu kasar mengobati?

"Ada ap--"

"Hiks bagaimana ini?"Jaemin berbalik,menatap Mark dengan raut sedih dan sendu

"A-aku hiks,padahal aku hanya ingin bersekolah dengan tenang,tapi t-tapi hiks hanya karena aku anak beasiswa,mereka malah merundungku"Mata Jaemin berkaca kaca setelah tak berkedip sejak tadi

Ya,trik mudah!!

"Hiks aku mana bisa melawan?a-aku bahkan tak tau cara melawan dan hanya anak beasiswa"

"A-aku bahkan baru punya keluarga,aku bisa masuk ke sana hiks dengan beasiswa,aku hanya murid rendahan"Air mata Jaemin mengalir,raut wajahnya benar benar terlihat sendu

Mark menghela nafas pelan,mengusap bahu Jaemin berusaha menenangkan."Jaem tidak begitu,nanti biar om Jeff yang mendaftarkan mu ulang agar kau jadi seperti murid lainnya,bukan beasiswa"

"T-tetap saja hiks,aku takut.."Jaemin menunduk,kedua tangannya meremat celana bahan yang di kenakan Mark,berusaha menyampaikan seberapa tertekan ia saat ini

"Tenanglah,biar aku membicarakannya dengan om Jeff dan Jeno nanti"

Sial,kalau begitu bisa saja ia ketahuan!!

Jaemin dengan cepat menggeleng."Tidak,aku tak mau papa dan Jeno kerepotan,biar aku saja yang menderita"

Sial,Jaemin benci dialog ini,apa dia selemah ini!?

Jaemin tersentak kaget kala tubuhnya di tarik dalam pelukan Mark,lelaki yang lebih tua itu mengusap punggungnya perlahan

"Jaemin,kau juga berharga.Om Jeff ataupun Jeno tak merasa kerepotan,kau adalah bagian keluarga,kau berharga bagi mereka,sangat.."Bisik Mark lembut

"Ukhh--"Jaemin mengernyit saat jarum terasa menembus kulit lehernya

"Maaf,tidurlah.Kau pasti butuh istirahat"

Aaaa tidak,bukan begini!!kalau begini rencana Jaemin akan hancur!!

"K-kak Mark-"Jaemin berusaha mempertahankan kesadarannya namun gagal

"J-jangan bilang pada papa.."Lirih Jaemin sebelum kesadarannya benar benar hilang

Mark dengan perlahan membaringkan tubuh Jaemin,menatap iba adik sepupunya itu

Jangan bilang pada papa?

Astaga,Jaemin benar benar tak ingin Jeff dan Jeno khawatir hingga akhir ya?

"Jangan takut,tak akan ada yang berani mengganggu mu lagi"Mark mengelus rambut Jaemin lembut sebelum memilih beranjak

Ia harus membicarakan ini pada Jeff dan Jeno,takut takutnya Jaemin bahkan punya trauma karena ini

Jaemin yang malang..

Seharusnya Mark dan yang lain sadar tentang masalah ini lebih cepat,bagaimana mereka bisa melewatkan hal sebesar ini?

Pasti Jaemin ketakutan selama ini..

____________________________

"Ck,Jaemin benar benar butuh waktu empat hari?"Jimin berdecak

Kenapa anak itu jadi lamban?ada masalah pribadi apa?

"Ayolah,jangan membuat ku marah"Desis Jimin kesal

"Kau benar benar akan menerima akibatnya jika semua tak selesai dalam 4 hari,peraturan tetap peraturan,Jaemin"













Hai hai hai haiiiii aku baliiiiikkkkk

Ada yang nungguin?

Aduuh,kasian banget Jaemin kita di rundung😀

Lebih kasian Mark atau Jaemin?

See u di next chap,lop u all

Jangan lupa vote dan komen💚💚

Ridin' : Jeno × JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang