"PAPA AKU TIDAK MAU!"
Jeffrey mendadak pusing dengan drama dua putra kembarnya.
Bayangkan ia baru datang namun sudah melihat Jeno yang menarik Jaemin, sedangkan Jaemin menarik pintu kamar sebagai pegangan."YA JUNG BAJINGAN JENO!"
Astaga, mulut putranya sesuatu sekali.
"Jaemin--"
"AKU TIDAK MAU!"
Jeno menghela nafas kesal, melepas tangan Jaemin yang ia cengkram, "Pa, panggilkan bodyguard untuk menyeretnya."
Jaemin melotot, "Aku tak mau, jangan memaksa bodoh."
Jeffrey pusing, "Jaemin, dengarkan papa dulu ya?"
Jeffrey mendekat, menarik Jaemin dengan lembut agar duduk di sofa kamar Jeno.
"Pa, aku tidak mau ke rumah sakit," Jaemin merengek, hebat bukan ??
"Jaemin, kita harus memeriksa kesehatanmu, agar kalau ada sesuatu yang buruk, kita dapat mencegahnya," Jelas Jeffrey lembut, membenarkan rambut Jaemin yang acak acakan.
"T-tapi--"
"Tak akan sakit, papa janji."
Jaemin mengerjap, menatap Jeffrey yang menyodorkan jari kelingking, persis seperti mama saat membujuknya.
"Tidak, aku tidak mau," Yahh, Jaemin dan sifat keras kepalanya.
"Ada apa tuan muda?"
Jeffrey dan Jaemin sama sama menoleh kala mendapati 4 bodyguard masuk, Jaemin melotot dan segera bersembunyi di balik badan Jeffrey.
"Seret dia ke mobil," Jeno menunjuk Jaemin dengan dagunya. Bodyguard tersebut tampak ragu karena ada Jeffrey di sana.
"Jaemin, ayolah. Daripada di seret, Jeno itu menyeramkan tahu," Bisik jeffrey lembut,namun tak ada jawaban.
Jeffrey berusaha sabar, "Papa janji tak akan sakit."
"Tidak--AAAAAAA PAPAA"
Tapi Jeffrey lupa, putra sulungnya tak sesabar itu :)
Jaemin berteriak keras kala Jeno mengangkatnya seperti karung beras di pundak, ia memberontak sekuat tenaga, membuat Jeno sedikit kewalahan.
"Diamlah, atau kau mau ku lempar dari lantai teratas ini?"
Jaemin berhenti memberontak dan memberengut kesal, menatap Jeffrey yang mengikuti dari belakang.
"Hey Jung Jeno, aku akan membalasmu,lihat saja," Ucap Jaemin kesal, memukul punggung Jeno sekuat yang ia bisa.
🐰🐰🐰
Jaemin tersenyum senang kala mendapati Sehun, ayah Renjun di loby rumah sakit. Ia melirik Jeno yang berjalan dengan wajah datar di sampingnya, Jeffrey sedang mengangkat telepon entah dari siapa, jadi pria tersebut masih di parkiran rumah sakit.
Hmm, bodyguard di belakang hanya ada empat, itu tak masalah bagi Jaemin.
Jaemin dengan heboh menepuk bahu Jeno seraya menunjuk lift rumah sakit, "Jeno lihat itu, lihat!"
"Ck apa--sial kejar dia!"
Jaemin berlari sekuat tenaga, berbelok menuju lorong yang di penuhi ruang dokter.
"Tuan muda, berhenti," Seru salah seorang bodyguard.
Berterimakasihlah pada Jaemin yang memiliki sabuk hitam taekwondo dan salah satu atlet lari di sekolahnya, ia dengan mudah membuat pada bodyguard tertinggal di belakang sana karena ia terus berbelok di rumah sakit yang rumit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridin' : Jeno × Jaemin
Teen FictionNOT BXB⚠️ [beberapa chapter mungkin ke acak, jdi tolong liat nomor dan baca dngn berurutan] Jaemin tak tau harus bereaksi seperti apa kala seorang pria datang dan mengaku sebagai ayah kandungnya setelah 2 tahun kematian ibunya,dan..hey penampilannya...