Ga sadar ya Ridin hampir tamat?
udah sampe chap 46 lho kitaaa
_____________________________
"TAK MAU!"
Jeff memijat kepalanya, lelah terus mendengar Jaemin berteriak, "Sayang, dengar kan papa dulu--"
"TAK MAU!"
"Papa kenapa tak bilang kalau daddy sudah di bawa ke luar negeri?!"
Jaemin menatap ayah dan saudara kembarnya itu dengan kesal, "AKU JUGA MAU LIBURAANN!!"
Astaga..
"Kau sebenarnya mengkhawatirkan pria itu atau mau liburan?" Jeno membuka suara, menatap kembarannya jengah.
Jaemin bersedekap dada dan melotot galak, "Dua duanya! Apa urusan mu?!"
"Jaemin, dengarkan papa ya--"
"Suara papa jelek, aku tak mau dengar."
Aduh Jeff pusing, dan lagi mereka masih di rumah sakit, di ruang rawat Jeno!
Namun malah Jaemin yang duduk di ranjang rumah sakit, sementara Jeno duduk di sofa dengan tangan yang masih terinfus, biarkan sajalah..
"Kita liburan bulan depan sekalian menjenguk Yuta--"
"Tak mau, aku mau sekarang!"
Jaemin mencebik, "Pokoknya harus sekarang juga, pakai jet--"
"ARGHHH--"
Jaemin sontak terdiam, "O-oww miskin, apa ruang VVIP tak kedap suara?"
"Eh, itu suara Haechan kan?"
Jaemin melotot, dengan cepat melompat turun membuat Jeff melotot.
"Papa di ruang sebelah Haechan ya?"
"Mungkin? Papa belum tau--Jaemin!"
Jaemin dengan cepat berlari keluar dan menuju ruang di samping Jeno, di lantai 4 ini hanya ada 2 ruangan.
Cklekk
Jaemin membuka pintu dan melongokkan kepala nya, menemukan Haechan yang di pegangi beberapa perawat, tampak memberontak dan menghindari dokter di hadapannya.
"MINGGIR KALIAN SIALAN! ARGHH BAJINGAN MENYINGKIRLAH SEBELUM AKU MEMBUNUH KALIAN!"
"Ada apa ini?"
Jeff membuka pintu lebar, melangkah masuk di ikuti Jaemin. Haechan dengan cepat menoleh.
"Om, usir mereka, ku mohon," Ucap Haechan serak.
Jeff menatap dokter dan para perawat tersebut, "Pergilah."
"Tapi tuan--"
"Aku Jung Jeffrey, kau berniat mengatakan apa?" Sela Jeff dingin membuat dokter tersebut terdiam.
"B-baik, maaf, kami akan segera pergi."
Mereka semua segera berlalu keluar dari ruang rawat tersebut, meninggalkan 3 orang yang kini sama sama terdiam.
"Kaki Haechan berdarah," Bisik Jaemin pada Jeff, menatap kaki kiri Haechan yang di balut perban kini mulai bernoda darah.
Jeff mengerjap, mendekat dengan perlahan, "Haechan, apa yang terjadi?"
"Tak ada, t-tolong taruh bodyguard di depan, jangan biarkan Mark datang," Ucap Haechan pelan.
Jeff mengangguk paham, cukup tau dengan drama dua saudara tiri ini.
'Hm? Apa kak Mark memukulnya?'
"Haechan, mau--ku obati kaki mu?" Tanya Jaemin.
Haechan menoleh, melirik kakinya sebelum mengangguk, "Iya, tolong ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridin' : Jeno × Jaemin
Teen FictionNOT BXB⚠️ [beberapa chapter mungkin ke acak, jdi tolong liat nomor dan baca dngn berurutan] Jaemin tak tau harus bereaksi seperti apa kala seorang pria datang dan mengaku sebagai ayah kandungnya setelah 2 tahun kematian ibunya,dan..hey penampilannya...