26》Kilas masa lalu

3.9K 563 353
                                    

"Ya ampun, kenapa basah kuyup begini? Seharusnya Jaemin hubungi mama biar mama jemput, ayo masuk dulu."

Mina dengan cepat meraih handuk dan menyampirkannya ke bahu Jaemin, seragam SMP anak itu basah kuyup setelah di guyur hujan deras.

"Langsung mandi terus turun untuk makan, biar mama buatkan teh hangat ya."

Jaemin mengangguk, terkekeh kecil melihat wajah khawatir Mina, "Ini cuma hujan ma, bukan peluru."

"Tetap saja, astaga hujan itu kenapa membuat putra mama basah kuyup begini sih?" Omel Mina dengan wajah dramatis, berhasil membuat tawa Jaemin pecah.

____________________________

"Bagaimana bisa sih? Harusnya Jaemin hati hati, kan jadi terluka begini."

"Tapi kan--"

Mina melotot, mencubit lengan Jaemin pelan namun anak itu sok sokan mengaduh dengan dramatis.

"Mama belum selesai bicara ya, jangan membela kesalahan mu."

"Ish, ini hanya tergores, tak terlalu--"

"Tak terlalu apanya? Lihat dahi mu sampai harus di perban, aahh kamu ceroboh sekali sih?!"

Jaemin mencebik, membiarkan Mina mengganti perban di dahinya seraya terus mengomel.

________________________

"Tidak."

Jaemin terus mengikuti Mina yang memasak, "Mama ayolah, ini hanya taekwondo, Jaemin kan sudah besar, sudah kelas 4 SD."

Mina menghela nafas pelan, berbalik menatap Jaemin lembut, "Jaemin, bagaimana kalau yang lain saja? Misal--musik? Bagaimana kalau Jaemin belajar piano atau gitar?"

Jaemin menggeleng, "Tapi nana suka taekwondo, nana mau melindungi mama, jadi harus bisa bela diri kan?"

Mina memijit pelipisnya, astaga putranya ini..

"Kalau tak boleh nana tak mau bicara pada mama, sampai--emmm sampai nanti malam saja."

Mina tertawa mendengar ucapan Jaemin, ada ada saja..

"Baiklah, tapi jika Jaemin terluka terlalu banyak mama tak akan mengizinkannya lagi, bagaimana?"

Jaemin dengan cepat mengangguk, "Okay, nana setuju!"

__________________________

"Mama~"

"Astaga, katanya sudah kelas 2 SMP, kenapa masih seperti anak kecil hm?"

Jaemim mencebik, melepas almamater SMP nya dan kembali memeluk Mina.

"Kenapa--astaga, Jaemin demam? Duduk dulu, aduuh kok bisa?" Mina memeriksa suhu tubuh putranya yang lumayan hangat.

"Tak tau, hanya pusing sedikit kok."

"Biar mama ambilkan obat."

"Tapi kan sudah?"

Mina mengernyit, "Sudah minum obat? Kapan? Tidak salah obat kan?"

"Ini, mama kan obat Jaemin yang paaaaaling ampuh."

Mina terkekeh, membalas pelukan putranya dengan gemas, "Bisa saja, manis sekali ya mulut putra mama ini, belajar darimana?"

"Iihh Jaemin serius, itu bukan rayuan tau."

"Iya iya, Jaemin juga obat mama, jadi kita obat satu sama lain kan?"

"Nah benar, Jaemin setuju!"

Ridin' : Jeno × JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang