37》Jangan mati

3.9K 616 318
                                    

disini ada yang baca Cromulent ga sih?

kira¹ kalau cromulent terbit, bakal ada yang beli ga?

____________________________

Jeff dengan cepat berlari ke ruang berpintu hitam di ujung, bajunya berlumur darah dan wajahnya terdapat beberapa luka goresan.

Cklekk

Jeff mengerjap, "Aahh, sepertinya kau bisa menyelamatkan diri mu sendiri, nak."

Haechan yang tadi sibuk melilit leher lawan dengan rantai yang mengikat kakinya mendongak, "Oh? Om Jeff?"

Jeff mendengus, mendekat dan menatap rantai yang mengikat kedua kaki Haechan, mungkin tangan juga? Namun tampaknya sudah lepas..

Haechan melepaskan pria yang kini sudah tak bernafas tersebut, ikut menatap rantai yang mengikat kakinya. Darah yang mulai mengering terlihat di dahinya, pun dengan baju kemeja putihnya yang sebagian sobek dan berlumur darah.

"Waah mereka membuat ku seperti binatang, ini menyebalkan," Gerutu Haechan dengan raut kesal.

Jeff terkekeh, "Tunggu sebentar, yang lain akan datang sebentar lagi, rantainya tak bisa di lepas, harus di hancurkan."

"Dan--" Jeff terdiam, menatap sesuatu yang tak sengaja ia injak, errr a-apa ini?

"Oh apa itu otak? Kurasa otaknya keluar saat aku menghantamkan kepalanya berkali kali ke lantai," Ucap Haechan ikut bingung.

"Sepertinya memang otak, oh waww aku kira mereka tak punya otak," Haechan berdecak kagum.

Haah, Jeff rasa sia sia dia kesini, lagipula ide darimana mereka menyekap Haechan?

Seperti memanggil ajal sendiri saja..

___________________________

"Jen--"

"Tak apa, jangan keluar dari ruangan ini apapun yang terjadi, mengerti kan?"

Jeno segera keluar, menarik kembali rak buku hingga menutupi ruangan kecil yang di tempati Jaemin. Ia berusaha mengatur nafasnya, mengambil senjata di laci dan segera keluar.

"Ah ku mohon, tolong jangan terluka," Gumam Jaemin, menatap lewat celah celah kecil di antara buku, suara tembakan mulai terdengar membuat Jaemin kian panik.

DORR

Jaemin memejamkan kedua matanya erat, tangannya menggenggam pistol yang di berikan Jeno kuat. Derap langkah kaki terdengar.

BRUKK

"Jeno?" Gumam Jaemin tak percaya, menatap Jeno yang tersungkur di lantai, bukan kah Jeno sudah pergi tadi?

"Dimana saudara mu?"

Netra hazel Jaemin terpaku tak percaya, menatap pria yang mengenakan jas hitam yang kini menodongkan senjata pada Jeno.

"Om Yuta?"

Jaemin ingat itu, itu pamannya Renjun kan?!

"Enyahlah, kau tak akan menemukannya," Desis Jeno dengan nafas menderu tak teratur.

Yuta terkekeh, berjongkok dan menarik dagu Jeno, "Aku melihat mu keluar dari ruangan ini tadi, dia pasti disini bukan?"

"Atau--mau kau saja yang ikut dengan ku?"

Rahang Jaemin mengeras, melihat bagaimana Jeno bahkan mulai terbatuk karena tak bisa bernafas, lelaki itu memejamkan mata, menolak menatap Yuta yang kini menyeringai, Jaemin menatap kembarannya itu dengan iba.

"Lihatlah, kau bahkan belum lepas dari trauma mu, dan kau ingin melindungi kembaran mu?"

Yuta terkekeh, "Jika kau tak memberitahu keberadaannya, aku akan membawa mu, Jung Jeno."

Ridin' : Jeno × JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang