Rahang Jeff mengeras, jadi putranya di rundung selama ini?
"Jeno--"
"Aku ngerti, pa"Jeno mengangguk paham walau tak mendengar ucapan sang ayah
Kedua tangan Jeno terkepal erat, kenapa tak jujur saja?Jeno akan menyelesaikan semuanya dengan mudah,dia akan menyingkirkan siapapun yang berani merundung Jaemin
"Apa dia juga butuh psikolog?"Jeff bertanya bingung
Jika membanding Jeno dan Jaemin jelas beda.Jeno, putra sulungnya ini tentu tak akan mengalami masalah perundungan,dan--Jaemin juga di besarkan di lingkungan bersih, bukan penuh darah seperti mereka, jadi mental keduanya pasti beda kan?
Haechan menunduk,menahan tawa sebisa mungkin.Kenapa semua orang tertipu dengan kelinci kecil itu?bakatnya boleh juga..
"Aku akan mencari tau nanti, di sekolah itu memang terlalu banyak murid nakal"
'Dan kembaran mu itu salah satunya,kau ingin menangkapnya juga?'
Mark melirik Haechan kala adik tirinya itu menghela nafas gusar,"Kau baik baik saja?"
"Eum?ya, aku akan kembali ke kamar sekarang, daddy terus menghubungiku"
Mark mengangguk,"Istirahatlah"
Haechan berdehem, segera berlalu pergi, melirik sekilas pada Jeff dan Jeno yang berbicara serius.Mereka tertipu semudah itu?
Hm, baru kali ini Haechan ingin memuji seseorang.
Topeng mu bagus juga, kelinci nakal
__________________________
Jaemin melenguh pelan, meringis kala merasa sedikit pusing.Lantas ingatannya jatuh pada terakhir kali tadi--
Aish, apa Mark memberitahu Jeno dan Jeff?Atau--
"Sudah bangun?"
Jaemin dengan cepat menoleh, menemukan Jeff tersenyum teduh padanya.
"Papa?"
"Eum, ada yang pusing?Mark bilang dia menyuntikkan obat tidur, apa sakit?"
Jaemin menggeleng seraya beranjak bangun di bantu Jeff."Aku baik baik saja"
Jeff menatap lekat wajah putranya itu, Jaemin di rundung?astaga bagaimana bisa Jeff tak tau ini?
"Jaemin, bagaimana di sekolah?"
Jaemin sontak mengumpat dalam hati, Mark pasti sudah memberitahu Jeff dan Jeno
"Baik, tak ada masalah apapun"Jawab Jaemin dengan senyum tipis, lanjutkan saja drama murahan ini
"Tak ada yang mengganggumu kan?"
Jaemin menggeleng."Tak ada, semuanya baik baik saja"
Jeff berusaha menarik senyum, Jaemin bahkan tak mau mengatakan ini padanya..
'Mina maaf, aku tak bisa sebaik mu dalam menjaga Jaemin'
Jaemin menunduk melihat raut sendu Jeff, astaga bagaimana ini!!??
___________________________
"Kau mau kemana?"Tanya Jeno, mengalihkan pandangan dari laptopnya
"Ke rumah Renjun"Jawab Jaemin seraya memakai masker
"Siapa yang mengizinkanmu pergi?"
Gerakan Jaemin sontak terhenti, apa?
"Aku butuh izin?"
Jeno mengangkat sebelah alisnya."Memang kau tak butuh izin?ini apart ku, jika ingin keluar dari sini kau harus mengantongi izin ku"
"Jen, aku hanya akan pergi ke rumah Renjun"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridin' : Jeno × Jaemin
Teen FictionNOT BXB⚠️ [beberapa chapter mungkin ke acak, jdi tolong liat nomor dan baca dngn berurutan] Jaemin tak tau harus bereaksi seperti apa kala seorang pria datang dan mengaku sebagai ayah kandungnya setelah 2 tahun kematian ibunya,dan..hey penampilannya...