17》Ayah yang baik

3.7K 446 47
                                    

Oke, Jaemin sudah memikirkan ini berulang kali

Haruskah dia kabur saja?

Ck, kenapa juga Jaemin harus merasa bersalah, yang dia lakukan ini bukan apa apa kan?

Lagipula dia melakukan itu karena perintah Jimin, dia tak salah kan?

"Kenapa masih di luar jam segini? Kau juga tak memakai atasan" Jeno menarik Jaemin lalu menutup pintu balkon kamar Jaemin

"Jen, aku menyukai seseorang"

Jeno mengerjap, menatap Jaemin yang kini duduk di sofa kamar dengan bingung

"Lalu? Katakan kau suka, apa itu susah?"

"Kami sudah berpacaran"

Jeno semakin tak paham, "Jadi apa masalahnya? Kalian bertengkar?"

Jaemin menggigit bibir bawahnya ragu."Tidak, dia meninggal"

Gerakan Jeno yang tadi merapikan kasur Jaemin terhenti, ia melirik kembarannya itu yang kini menatapnya rumit

"Teman ku, dia membunuhnya"

"..kenapa?"

"M-mereka bertengkar lalu--teman ku tak bisa menahan emosinya? Ah entahlah, aku tak paham"

Jeno masih diam, membiarkan Jaemin melanjutkan perkataannya

"Menurut mu, apa aneh jika aku memaafkan teman ku padahal dia membunuh pacar ku? Kalau kau jadi aku, apa kau akan memaafkannya?"

Jeno duduk di pinggir kasur, berpikir sesaat sebelum kembali menatap Jaemin

"Entahlah, semuanya tergantung seberapa besar kau mencintai pacar mu"

"Jika aku jadi kau--"

Jeno tersenyum tipis. "Aku tak akan bisa memaafkannya, karena--aku sangat mencintai pacar ku? Jadi kurasa dia tak berhak mendapatkaan maaf dariku"

Jaemin terdiam, menatap Jeno lekat.

"Tapi perasaan orang berbeda beda, bukan hal aneh jika kau memaafkan teman mu itu" Lanjut Jeno kala melihat Jaemin terdiam dengan raut wajah kacau

"Lebih baik kau tidur, papa akan kesini besok"

"Kenapa? Kau bilang pada papa soal ini?"

Jeno menggeleng. "Aku tak akan bilang jika kau menuruti ku, papa hanya merindukan mu, kau tak pernah menghubunginya"

Ah benar juga, Jaemin tak pernah menghubungi Jeff.

"Tidurlah, aku akan kembali ke kamarku"

Jeno segera beranjak setelah Jaemin mengangguk, melangkah keluar dari kamar kembarannya itu tak lupa menutup pintu, ia meraih handphone nya dan menghubungi seseorang

"Cari tau soal Jaemin dan mendiang kekasihnya"

____________________________

"Papa" Jaemin memeluk Jeff erat, membuat pria itu terkekeh

"Anak ini, kenapa tak pernah menghubungi papa hm?"

"Hehe, aku tak berani" Elak Jaemin seraya menyengir

"Kenapa tak berani, memangnya papa monster?"

"Lebih dari itu sih" Celetuk Jeno yang baru datang, ikut duduk di sofa di hadapan keduanya

"Haah, papa lelah berdebat dengan mu.Bagaimana keadaan kalian? Kalian tak bertengkar kan?"

Jaemin dan Jeno kompak menggeleng

"Tapi Jeno selalu menyebalkan"

"Dan Jaemin selalu menjadi pembangkang yang hebat" Timpal Jeno tak mau kalah, menatap kembarannya malas

Ridin' : Jeno × JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang