34》kabur

3.4K 577 273
                                    

Cklekk

Jeno yang sedang tidur sontak membuka mata mendengar pintu yang terbuka.

"Jaemin?"

"I-iya, apa aku mengganggu mu? Kau terbangun karena aku masuk ya?"

Jeno menggeleng dan beranjak duduk, menyandarkan tubuhnya ke kepala ranjang, "Tidak, ada apa?"

"Ini sudah malam, kau melewatkan jam makan malam, jadi--"

Jeno mengangkat sebelah alisnya, menatap nampan dengan semangkuk bubur di atasnya.

"Bubur?"

Jaemin mengangguk, "Kau sakit kan? Jadi aku buatkan bubur."

Jeno mengerjap, menatap Jaemin yang mendekat, "Kau bisa memasak?"

"Kau pikir tidak?" Jaemin mendelik kesal membuat Jeno tersenyum tipis.

"Cepat makan, aku tak mau kau mati karena kelaparan."

"Terimakasih."

Jaemin tersenyum tengil, "Apa? Aku tak dengar."

"Terimakasih."

"Apa? Kau bilang apa sih? Coba ulang? Coba--Heh!" Jaemin nyaris memukul Jeno saat lelaki itu menariknya mendekat.

"Terimakasih Jung Jaemin, sudah dengar? Atau perlu ku teriakkan?" Ucap Jeno tepat di depan telinga Jaemin.

Jaemin tertawa pelan, "Sama sama."

Jeno mendengus, mulai memakan buburnya dalam hening, Jaemin pun memilih diam, menatap kamar Jeno di mansion Jung ini.

"Jaemin."

Jaemin menoleh pada Jeno, "Apa?"

"Kau merencanakan sesuatu kan?"

Hening, Jeno menatap kembarannya itu lekat.

"..tidak, kenapa?"

Jeno meraup wajahnya kasar, pikirannya kacau, "Jaemin dengar baik baik."

"Jangan berpikir untuk keluar dari mansion ini, bahkan walau hanya keluar dari gerbang, situasi nya sedang sangat berbahaya, kau mengerti?"

"..jika aku melanggar?"

Netra kelam Jeno menatap Jaemin rumit, "Entahlah, bisa saja kau harus di bawa ke RSJ atau berkonsultasi dengan psikiater setelahnya."

Apa?

Jaemin mengerjap, "Maksudmu?"

"Jaemin menurutlah kali ini, aku tak bercanda. Jika kau melawan, kau yang akan menyesal," Ucap Jeno dingin.

"Jaemin kau takut padaku saat di RS bukan? Jika kau melanggar kali ini, kau--akan lebih ketakutan dari itu."

W-wahhh, Jaemin tak pernah berpikir bahwa Jeno segila ini..


____________________________

"AHAHAHAHAHAHHA AKU MENANG!"

Jaemin tertawa puas kala Jeno lagi lagi kalah bermain game dengannya, ia bersedekap dada dengan wajah angkuh.

"Ah ternyata aku lebih hebat, ya kan abang?"

Jeno mendengus, melempar asal hp nya, "Yayayaya kau hebat, sangat hebat."

"Ah aku tau, tak perlu di puji kok."

"Papa kok belum pulang ya?" Tanya Jaemin, merebahkan tubuhnya di karpet empuk depan tv kamar Jeno.

"Mungkin sebentar lagi, ini juga baru jam 10 malam," Jawab Jeno enteng.

"Kau tinggal dengan papa di mansion ini saat kecil?"

Ridin' : Jeno × JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang