18》Theo

3.5K 435 24
                                    

DOR

"Sialan" Jeno berdesis kesal, melempar pistolnya asal kala pelurunya habis

"Jen, kau tak boleh turun langsung dalam misi ini, kondisi mu--"

"Diamlah, pergi dan habisi pion pion kecil mereka" Sela Jeno dingin, meraih pisau lipat di saku jaketnya dan melangkah pergi, meninggalkan Vans yang kini mendesis kesal, terpaksa mengambil jalan berlawanan arah untuk menuruti perintah Jeno

Jlebb

Jeno dengan hati hati meletakkan pria yang baru saja ia lumpuhkan, mengintip ke samping dengan hati hati

"Dua orang" Gumamnya, mulai memikirkan bagaimana melawan 2 orang bersenjata sementara dia hanya punya pisau lipat, dia juga tak boleh membuat keributan sedikitpun

"Ck, bodoh" Gumam Jeno, dengan cepat melangkah untuk mengacaukan kabel lampu

Klikk

Gelap, Jeno dengan hati hati melangkah maju, berlari cepat saat dua orang itu hendak menyalakan lampu hp

Jlebb

"Siapa--"

DUGHHH

Jleb

"Hehe, aku malaikat maut" Bisik Jeno, menghapus darah yang terciprat ke wajahnya

BRUKK

Jeno dengan cepat berguling kala merasa pergerakan dari belakang, ia memgumpat kesal saat sadar beberapa orang mulai berdatangan dalam kegelapan, ia dengan gesit maju dan mulai menyerang dalam gelap, memanfaatkan musuh yang mungkin saja tak bisa menyerang dalam kegelapan

Sibuk dengan 3 orang di depannya, Jeno tak sempat mengelak saat merasakan serangan dari belakang

Jlebb

DORR

__________________________

"Kak Mark, kenapa Jeno belum pulang?"

Mark menoleh, menemukan Jaemin yang berdiri di depan pintu kamarnya yang terbuka

"Dia sibuk, mungkin dia akan pulang besok pagi" Jawab Mark berbohong, dia saja tak tahu dimana Jeno

"Oh baiklah" Jaemin mengangguk dan segera pergi, tak lupa menutup pintu kembali

Mark melirik handphonenya, tak ada panggilan balik dari Jeno

"Apa dia di hukum om Jeff? Ck, nekat sekali sih" Gumam Mark lelah, mengingat Jeno turun langsung untuk misi tadi

_______________________


|Datang ke markas besok

Jaemin berdecak, apa pria itu tak punya rasa kasihan? Bagaimana dia bisa menyingkirkan orang jika dirinya saja sedang sakit begini?

"Sial, menyebalkan sekali" Gerutu Jaemin kesal

"Ka--akh--" Jaemin meringis, berusaha duduk saat merasa punggungnya mulai sakit

Lukanya kembali sakit?

"Ck, kenapa belum sembuh juga? Dokter itu memberi obat atau bukan sih?" Jaemin meringis kesal, sakit sekali..

"Pasti dia dokter palsu"

Jaemin dengan kasar melemparkan tubuhnya ke kasur, persetan dengan rasa sakit, kenapa dia terus terusan sakit sih?

"Dunia memang tak adil" Gumamnya

"Bisa bisanya dunia ini merebut mama dan membuatku sendirian seperti ini" Air mata Jaemin mengalir, suara lembut Mina terngiang jelas di telinganya

Ridin' : Jeno × JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang