30》 China

4.4K 623 536
                                    

DIMANA LAGI LU NEMU AUTHOR YANG UP TIAP HARI KAYA GUE HAH?!

menurut kalian bagusnya sampe chap berapa?

35 juga oke, berarti masalah lainnya gajadi.

sebenernya kalau sampe 35 kita belum liat kegilaan Jeno sama Jaemin lagi, banyak adegan yg gak jadi ku tulis.

kalau sampe 50 panjang bngt ga sih? Aku ragu, tapi kalau sampe 35 semua masalah nya gak jadi dong?

gimana?

Ini aja belum ku gedubrak sama kegilaan Jeno-Jaemin, gak masalah langsung end?

____________________________



Jeno mendekatkan wajahnya, "Bahkan jika kau meminta nyawaku."

"Aku akan memberikannya untuk mu, Jung Jaemin."

Jaemin menatap Jeno tak percaya, "Kau gila? Kau benar benar berpikir itu yang aku inginkan?"

"ARGHH DASAR BODOH!" Jaemin berseru kesal, mendorong Jeno menjauh dengan sisa tenaganya.

"Kau bodoh, dasar bodoh!" Jaemin menendang tangan Jeno yang memegang pisau hingga pisau tersebut terlempar.

"Padahal ada yang lebih baik dari mati, kau kan bisa berlutut di hadapan ku atau apapun itu, kenapa begini?!"

Jeno meraup wajahnya kasar, menarik nafas dalam sebelum memilih melangkah mundur dan menjauh.

"Duduk dengan benar, kau bisa terjatuh," Ucapnya pada Jaemin tanpa menatap kembarannya itu.

Jaemin mencebik, namun tak urung membenarkan posisi duduknya yang sudah terlalu ke pinggir.

"Kau--menyebalkan, aku cuma butuh waktu, kenapa malah memberikan nyawamu?!"

Netra hazel Jaemin menatap Jeno rumit, "Aku tak mau ada yang mati, kau tak mengerti ya?!"

Jeff memilih duduk di sofa, biarlah mereka ribut, Jeff akan menengahi jika ada pertumpahan darah saja nanti.

"Kenapa diam?! Kau tak dengar aku?!"

Astaga, Jung berisik Jaemin..

"Baiklah, aku minta maaf, aku--salah karena kasar dan salah karena perkataan ku tadi, maaf?"

Jaemin mengernyit, "Tak ikhlas, kau bisa lebih tulus tidak sih?!"

Jeno mendadak pusing, menatap Jaemin jengah sebelum terpaku dengan netra hazel Jaemin yang terlihat ragu dan ketakutan.

Jaemin masih takut padanya, namun bersikap sok berani dan tak ada apa apa.

"Aku minta maaf, Jaemin. Aku akan berlutut sesuai keinginan mu."

Jaemin melongo, menatap Jeno yang kini berlutut di hadapannya.

"Kenapa berdarah? Terbuka lagi?"

Dan Jaemin tetap masih ling lung saat Jeno menarik kakinya perlahan, melihat lukanya yang kini di balut perban.

Jeno mendongak, menatap Jaemin yang masih mengerjap tak percaya, "Ini masih sakit? Mau ku panggil dokter?"

"T-tidak, bangun dulu."

Jeno mengernyit, "Bukan begini cara berlutut? Aku salah?"

"Aahh tidak bukan begitu maksudku, kau--cukup, cukup berlututnya dan bangun," Ucap Jaemin cepat.

Jeno beranjak bangun, menatap Jaemin lekat membuat kembarannya itu membalas tatapannya dengan ragu.

"Maaf, aku benar benar minta maaf," Jeno mengusap surai coklat Jaemin dengan lembut.

Ridin' : Jeno × JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang