Jaemin terdiam ragu, menatap Jimin yang duduk bersandar dengan wajah datar.
"Bagaimana? Kau tak siap?"
Jaemin menggeleng, "Tidak, aku akan menyelesaikannya dalam 4 hari--"
"2 hari," Sela Jimin membuat Jaemin kembali terdiam
"Maaf? Bukan kah sudah ku katakan aku--"
" 2 hari dan selesaikan ini semua, itu bukan waktu singkat, Jaemin."
Jaemin menghela nafas kasar, "Tapi orang ini bahkan punya koneksi dengan mafia? Dia jelas bukan musuh yang mudah--"
"2 hari, silahkan keluar, semua senjata yang kau perlukan akan di sediakan."
Sial, ini menyebalkan
Baiklah, Jaemin akan kabur setelah menyelesaikan ini.
Mudah kan?
____________________________
"Jaemin belum pulang?" Tanya Mark memasuki kamar Haechan
"Belum, dia pasti butuh waktu, dia menangis sampai hampir pingsan di makam," Jawab Haechan tanpa mengalihkam pandangan dari laptop
"Dia ke makam istri om Jeff?"
"Waah Mark, pertanyaan bodoh macam apa itu? Jelas ibunya adalah istri om Jeff."
Mark dengan gemas menjitak pelan kepala Haechan, "Kau mengatai ku bodoh? Dasar adik tak punya sopan santun."
"Oh, aku lupa membawa sopan santun ku, ku tinggalkan di canada karena tak muat di tas."
Cih, Haechan memang menyebalkan.
"Hey, ada yang melihat Jaemin?" Jeno muncul di ambang pintu, bertanya dengan wajah bingung.
"Dia bilang ke taman sebentar, perasaan buruk setelah pulang dari pemakaman."
Jeno mengernyit, "Pemakaman?"
"Hm, dia ke makam ibunya tadi sore, aku yang mengantarnya."
Jeno baru akan kembali bertanya saat suara pintu terbuka terdengar, ia memilih langsung menuju ruang tengah, menemukan Jaemin baru masuk seraya melepas jaket dan maskernya.
"Jaem? Darimana?"
Jaemin hanya diam, menatap Jeno lekat sebelum memilih menggeleng, "Taman."
"Bukan kah sudah ku katakan untuk tak keluar saat malam? Kau mengabaikan larangan ku?"
"Aku baik baik saja, jadi tak masalah kan?"
Jeno berdecak, "Dasar keras kepala."
"Aku ke kamar," Jaemin memilih segera berlalu ke kamar, melihat Jeno terlalu lama membuatnya sedikit merasa bersalah dan takut.
"Aku--belum pernah ke makam mama ya?" Gumam Jeno pelan dengan tatapan rumit
__________________________
Jaemin mengacak rambutnya kasar, haruskah dia kabur?
Tapi kalau tidak bagaimana jika Jeno tau soal gadis itu?
Maaf saja, Jaemin tak mau di penjara!
"Aish sial, aku akan kabur setelah misi saja, itu bukan hal sulit," Gumamnya pelan, ia menatap saldo rekeningnya dengan pikiran bingung.
"Haah pikirkan besok saja deh, aku pusing," Geramnya, melempar hp ke kasur dan ikut merebahkan diri, tak lupa menghidupkan lampu tidur di nakas.
Ini bukan masalah besar, apa susahnya kabur dari Jeff dan Jeno?
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridin' : Jeno × Jaemin
Teen FictionNOT BXB⚠️ [beberapa chapter mungkin ke acak, jdi tolong liat nomor dan baca dngn berurutan] Jaemin tak tau harus bereaksi seperti apa kala seorang pria datang dan mengaku sebagai ayah kandungnya setelah 2 tahun kematian ibunya,dan..hey penampilannya...