33》orang yang sama

3.7K 601 253
                                    

Jaemin berusaha duduk tenang saat mobil yang di kendarai Jeno melaju kencang, di ikuti beberapa mobil hitam yang berisi bawahan Jeff.

"Jeno, kita akan kemana?" Tanya Jaemin melihat jalan yang asing.

"Mansion, akan lebih aman disana," Jawab Jeno melirik Jaemin sekilas.

Jaemin mengangguk, menatap jalan yang mereka lalui dengan cermat, siapa tau dia akan kabur tiba tiba kan? Atau ada hal lain yang mendesak?

Ting!

Felix
|Ada teror masuk ke akun mu.

Jaemin menghela nafas kasar membaca pesan tersebut, mengetik balasan singkat sebelum kembali menyimpan hp nya.

Haah, kenapa jadi begini ya? Rasanya hidup Jaemin tak berubah sedikitpun dari dulu.

____________________________

"Selamat pagi tuan muda."

Jaemin mengangguk, menatap sekeliling mansion. Setelah pulang tadi dia tertidur dan baru bangun saat jam menunjukkam pukul 6.

"Dimana Jeno? Papa belum pulang?"

Pelayan tersebut menggeleng, "Tuan muda Jeno sudah pergi sejak siang tadi, dan tuan Jeff belum pulang."

Jaemin terdiam, apa Jeff baik baik saja?

"Anda mau makan? Biar saya siapkan makanan untuk anda."

"Tidak, aku bisa masak sendiri. Dimana dapurnya?"

"Sebelah sini tuan muda," Pelayan tersebut memandu Jaemin menuju dapur yang lumayan jauh dari tangga. Jaemin melangkah santai, kakinya hanya terasa sedikit nyeri dan yahh sakit, tapi merepotkan memakai kursi roda, lebih baik Jaemin memaksa berjalan saja walau terlihat seperti menyeret sebelah kakinya sendiri.

Waah Jeff benar benar kaya, pria itu hidup dengan harta melimpah ruah seperti ini. Netra hazel Jaemin menatap kagum semua dekorasi dan patung patung yang terpajang indah.

'Kalau aku kabur aku tak dapat warisan dong? Padahal papa sekaya ini, ish rugi dong?!'

"Ini dapurnya, tuan muda."

Jaemin mengangguk, membiarkan pelayan tersebut pergi setelah pamit dan menunduk singkat.

Hmm sepi, tapi kata Jeno Jeff memang tak menempatkan banyak pelayan, hanya datang untuk membersihkan mansion saja kan?

Jaemin melangkah memasuki dapur, menatap bahan bahan di kulkas sebelum memilih membuat omelet dan memasak nasi goreng saja.

PRANGG

Jaemin terdiam, mendengar pecahan kaca dan keributan di depan. Apa penyerangan bahkan sampai ke mansion?

"Sial, aku harus menghubungi Jeno atau papa? Atau tak perlu satupun?"

Jaemin merogoh hp di saku bajunya, menekan kontak Jeno, dering kedua suara Jeno terdengar.

"Kau dimana?"

"Aku di rumah teman, ada apa? Terjadi sesuatu?"

"Emm tidak jadi deh, semua baik baik saja, kalau begitu aku tutup--"

DORR

PRANGG

"Jaemin?! Itu suara tembakan?"

Jaemin berdecak, dengan cepat berlari tertatih ke lift di sudut ruangan dan menekan tombol lantai 3.

"Jaem--"

"Entahlah, aku tak tau. Mungkin iya? Tak masalah, lagipula kau bilang mansion aman--"

"Aku segera pulang, naik ke lantai 4 dan masuk ke ruang yang pintunya putih, lalu masuk ke ruangan kaca di balik tirai di sudut ruangan, kau mengerti?"

Ridin' : Jeno × JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang