23》Rekaman pembunuhan

3.6K 529 182
                                    

⚠️komen di tiap paragraf
⚠️jangan spam next!!

_____________________________


"JAEMIN!!"

Haechan berlari masuk, dengan cepat mengangkat kepala Jaemin agar rantai yang melilit di leher Jaemin tak kian tertarik dan mencekik.

"Sial, Mark ke ruang bawah tanah sekarang," Ucap Haechan seraya menekan earphone di telinganya.

Lelaki itu mencoba melihat rantai yang melilit leher Jaemin, "Ck, aku tak bisa melepaskan ini."

"Jaem, bangunlah. Jaemin kau bisa mendengar ku?"

Tak ada jawaban, Haechan memilih pasrah seraya terus menahan kepala Jaemin, netra kelamnya menatap keadaan mengenaskan Jaemin dengan iba.

'Apa om Jeff punya belas kasih?'

"Atau--aku bunuh saja dia sekarang? Atau aku bawa kabur?"

"Haechan, dimana--" Pertanyaan Mark terhenti, ia dengan panik mendekat dan langsung berusaha melepas rantai yang melilit tangan Jaemin.

"Mark aku tak paham dengan rantai yang di lehernya ini, apa tak bisa di lepaskan?"

"Panggil Jeno, dia pasti bisa."

Haechan terdiam ragu, Jeno?

"Apa ada masalah?"

Keduanya sontak menoleh, menemukan Jeno masuk dengan wajah datarnya.

"Ini, rantai di lehernya.."

Jeno terdiam, menatap lekat keadaan Jaemin yang berlumur darah sebelum mendekat dan menyamakan posisi, menatap rantai yang melilit leher kembarannya itu.

"Hancurkan saja dari sana, aku juga tak paham," Tunjuk Jeno pada tiang, menyuruh Haechan memutuskan rantai tersebut dari sana.

Haechan mengangguk, spontan melepaskan kepala Jaemin hingga rantai kian tertarik, namun Jeno dengan cepat menahan kepala Jaemin, membiarkan darah mengotori tangannya

"Ini--tak akan lama," Ucap Haechan pelan dan berusaha memutuskan rantai dengan batu disana.

"Ka--Mark!"

Jeno dengan cepat menahan tubuh Jaemin saat rantai yang mengikat kedua tangan Jaemin berhasil di lepaskan sehingga tubuhnya terhuyung ke depan.

"Sorry, bisa chan?" Mark beralih mendekat pada adik tirinya itu.

Mengabaikan kedua saudara itu, Jeno fokus menatap seluruh luka di tubuh Jaemin.

"Om Theo ayo gendong Jeno, ayoo!!"

"Astaga Jeno sabar, tangan om terluka, sini hati hati."

Kedua tangan Jeno terkepal erat, berusaha mengatur nafasnya yang mulai terasa berantakan.

"Minggir, bantu Haechan dan biar aku yang disini," Mark dengan hati hati menarik Jaemin ke pelukannya, mendorong Jeno untuk bangun membantu Haechan.

Mark menyeka darah yang terus mengalir dari dahi Jaemin, merasa kasihan dengan keadaan adik sepupunya itu.

Apa Jaemin akan selamat?

Kranngg!

Berhasil, rantai tersebut putus. Mark dengan hati hati mengangkat tubuh Jaemin dan berlari keluar di ikuti Jeno dan Haechan.

"Keadaan di luar bagaimana?"

Haechan menggeleng, "Sepertinya masih kacau--"

"MARK!" Johnny yang berdiri di tangga teratas melambaikan tangannya, membuat Mark segera berlari mendekat dengan cepat.

Ridin' : Jeno × JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang