iya, gda paket:)
so sorry~
_____________________________
Motor yang di kendarai Jaemin melaju cepat di tengah jalanan sepi tersebut, dentingan dari handphone di sakunya terus terdengar namun ia abai.
Ckitt.
Jaemin menghentikan motornya, meraih hp di sakunya dan menatap banyaknya panggilan dan pesan masuk dari Jeno.
"Ah berisik sekali, buang saja lah," Jaemin dengan enteng melempar hp nya ke bawah jurang sana, lantas kembali melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
Tujuannya adalah--club..
_________________________
BRAKK
"MARK! BUKA PINTUNYA!" Jeno berulang kali menendang pintu dengan keras, berharap saudara tertuanya itu mau membuka pintu tersebut.
"MARK JANGAN SAMPAI KAU MEMBUNUH HAECHAN!" Teriak Jeno keras, ia mengacak rambutnya kasar.
"Jeno--"
"Sudah menemukan lokasi Jaemin?"
"Titik lokasinya di salah satu jurang--"
"Astaga, si berisik itu pasti membuang hp nya," Sela Jeno berdecak.
"Tapi mungkin saja Jaemin jatuh--"
"Tak mungkin, dia tak akan mati sebelum menerima harta warisan, tenang saja," Sela Jeno lagi.
"Lacak motornya."
Vans menggangguk, segera berlalu pergi dari sana.
"MARK KU MOHON BUKA PINTUNYA!" Teriak Jeno frustasi.
Astaga, kenapa Haechan tak terjual di pelelangan saja ya?
"MARK BUKA ATAU AKU AKAN MENGHUBUNGI AUNTY TIFFANY--"
Cklek
"Berisik sekali, ada apa sih?" Mark keluar, menyeka darah di pipinya.
"Kau--" Jeno mendorong Mark menyingkir dan segera masuk, langkahnya terhenti menatap lantai yang penuh darah.
"H-haechan--"
Haechan meraung keras, tergeletak penuh darah di tengah ruangan.
..Jeno kehabisan kata kata..
Jeno segera berlari mendekat, memeriksa luka luka Haechan sebelum menghubungi Vans.
"Kesini sekarang!"
Mark bersandar di pintu, menatap Jeno yang tampak panik dengan jengah, "Dia tak akan mati, tak usah terlalu panik."
"Kau--kau gila ya?! Saat itu kau mengatai ku, tapi lihat yang kau lakukan?!"
Mark mengangkat sebelah alisnya, menatap Haechan yang menangis dengan wajah pucat, namun masih melemparkan tatapan tajam penuh amarah pada Mark.
"Haechan dan Jaemin itu beda."
Ia menunjuk Haechan dengan dagunya, "Anak itu tak bisa atur selain seperti ini."
Haruskah Jeno bersyukur bahwa dia bukan adik Mark?
"Jen, Jaemin di club V.I.LS!"
Jeno dan Mark menoleh kaget pada Vans yang baru masuk seraya berseru heboh.
Haechan bahkan ikut mendongak, "A-apa?"
"Club V.I.LS?!"
"Hubungi papa!" Seru Jeno heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridin' : Jeno × Jaemin
Teen FictionNOT BXB⚠️ [beberapa chapter mungkin ke acak, jdi tolong liat nomor dan baca dngn berurutan] Jaemin tak tau harus bereaksi seperti apa kala seorang pria datang dan mengaku sebagai ayah kandungnya setelah 2 tahun kematian ibunya,dan..hey penampilannya...