"Haechan, kau punya gudang harta tidak? Emas? Uang? Bank pribadi?"
Haechan menoleh pada Jaemin yang menyuapi nya, "Kenapa?"
"Aku kan merawat mu, jadi beri aku setengah harta mu ya?" Jaemin tersenyum lebar.
Haechan terkekeh, "Iya, mau membobol bank saja bersama ku?"
Jaemin mengerjap, "..oh itu ide bagus, tapi bagaimana kalau kita tertangkap?"
"Bagaimana apanya? Tentu om Jeff dan daddy akan membebaskan, tak perlu khawatir."
"..benar juga, bank mana ya yang paling kaya?"
Haechan tertawa, menatap Jaemin yang tampak berpikir keras.
"Oh ya, kenapa pintu kamar mu di ganti jadi besi dan pakai sandi seperti itu?"
Jaemin ikut menatap pintu kamarnya, "Aku suka, agar tak ada yang bisa masuk dan mencuri emas ku."
"...."
Haechan memilih mengangguk, anak ini tampaknya tak bisa di selamatkan lagi dari harta..
"Katanya om John akan pulang, kau tau?"
Haechan menggeleng, ayahnya akan pulang? dia akan mengadukan Mark pada Tiffany!
"Mami juga pulang?"
Jaemin mengangguk, "Mami Tiffany cantik tidak."
"Em, cantik, Memang kenapa?"
Jaemin menggeleng dengan raut sepolos mungkin, "Aku bertanya, soalnya aku suka yang cantik."
"Jaem, itu ibu tiri ku.."
Jaemin tergelak, "Kau tau tidak? Lusa aku, papa dan Jeno akan liburaan tauuu."
"Oh ya? Kemana?"
"Ke Jepang, soalnya aku mau lihat bunga sakura."
Haechan tersenyum, anak ini tak tau Yuta dimana ya?
"Naah, satu suapan lagi habis," Seru Jaemin riang.
"Tangan mu masih sakit? Mau ku ganti perbannya lagi?"
Haechan menatap kedua tangannya yang di balut perban lantas menggeleng, "Tak perlu, biar dokter saja nanti."
Oh iya, kan Jaemin semalam menangis saat melihat Jeno mengganti perban Haechan..
__________________________
"Vans, Jeno dimana?"
Vans meneguk ludahnya kasar mendengar pertanyaan Jaemin, "I-itu, di kamarnya."
Jaemin mengangkat sebelah alisnya, "Kau kenapa? Terjadi sesuatu pada Jeno."
"..em itu--"
Jaemin bersedekap dada, menatap lelaki di hadapannya tajam, "Apa?"
"Aku tak tau ada masalah apa, tapi Jeno terus terusan meminum alkohol, dokter Park bilang beberapa hari lalu bahwa Jeno tak boleh meminum--"
"Okay, tolong berjaga di depan kamar ku ya," Sela Jaemin dan segera berlalu pergi ke kamar kembarannya.
Tok tok tok
Hening, tak ada jawaban membuat Jaemin mendengus, memilih langsung membuka pintu kamar Jeno yang ternyata tak di kunci.
Cklekk
Jaemin kembali menutup pintu kamar, menatap Jeno yang duduk di sofa sudut kamarnya, seluruh kamar masih gelap padahal ini pagi, Jeno tak membuka tirai atau menghidupkan lampu.
"Jeno."
Jeno berdehem, bau alkohol menguar pekat membuat Jaemin kesal, ia mendekat, menarik gelas di tangan Jeno membuat kembarannya itu menatapnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ridin' : Jeno × Jaemin
Teen FictionNOT BXB⚠️ [beberapa chapter mungkin ke acak, jdi tolong liat nomor dan baca dngn berurutan] Jaemin tak tau harus bereaksi seperti apa kala seorang pria datang dan mengaku sebagai ayah kandungnya setelah 2 tahun kematian ibunya,dan..hey penampilannya...