24》Penyesalan

3.9K 559 318
                                    

Jeff terpaku, terdiam di samping makam Theo walau langit terlihat mendung dan gemuruh terdengar mengerikan.

"Maaf, putraku--" Mata Jeff berkaca kaca, menatap nanar foto Theo yang tersenyum manis.

"Theo, aku--aku bersumpah tak pernah tahu soal ini, aku bersumpah tak tahu soal betapa kotornya tangan putraku, aku tak tahu dia berlumur darah seperti itu, dan aku--juga tak tahu dia akan membunuhmu," Suara Jeff terdengar gemetar.

"Apa kau marah? Apa kau membenci ku?"

"Theo maaf, ku mohon maafkan aku, ini salah ku, ini benar benar salahku.."

Jeff bersimpuh di samping makam pria itu, sorot matanya penuh rasa berasalah dan penyesalan.

Apa ini karma?

Apa ini bayaran atas semua kejahatan Jeff?

"Aku--tak suka perasaan ini, Theo aku bimbang, bagaimana? Aku harus bagaimana?"

__________________________

Jeno mengernyit melihat banyaknya bodyguard di depan recovery room.

Ini bukan orang orang Jeff, siapa?

"Mereka bodyguard dari keluarga Huang," Bisik Haechan.

Jeno hanya berdehem, memilih melanjutkan langkahnya. Jaemin berada di recovery room setelah di operasi, dan Jeno--baru datang sekarang.

"Jen, kau mau menjenguk Jaemin?"

Jeno menggeleng, "Menemui dokter, suruh bodyguard saja yang menjaga."

Mark menghela nafas kasar, membiarkan Jeno berlalu pergi begitu saja.

"Jaemin--akan hidup kan?"

Gumaman Haechan membuat Mark menoleh, "Entahlah.."

"Aku akan berbicara pada om Jeff," Mark segera beranjak bangun dan berlalu pergi, meninggalkan Haechan yang kini termenung.

Jaemin akan di biarkan hidup kan?

Sial, kenapa keadaan Jaemin baik baik saja?

Kenapa tak koma?!

____________________________

"Jeff--"

"Jangan katakan apapun, John," Sela Jeff, kembali meraih gelas wine di meja.

"Kau baik baik saja?"

Jeff terkekeh, "Apa kau gila? Apa itu pertanyaan yang bagus untuk situasi ini?"

"Lalu? Kau akan membunuh putramu karena dia membunuh Theo?"

Hening, Jeff terdiam, menatap keluar jendela dengan rumit, "Memang selain itu--apa yang harus ku lakukan?"

"Kau gila? Kau--berniat membunuh Jaemin?!"

PRANGG

Gelas di tangan Jeff hancur berkeping keping, pria itu bangkit dan menatap Johnny tajam.

"Memang kau tidak gila? Jika kau jadi aku apa yang akan kau lakukan? Apa yang akan kau lakukan dengan penyesalan ini?!"

Johnny menyugar rambutnya kasar, "Penyesalan? Itu untuk Theo? Lalu penyesalan untuk Jaemin? Kau tak punya?"

"Apa--"

"Mark bilang, kau pasti punya ribuan penyesalan untuk kematian Theo, lalu untuk kehidupan Jaemin selama ini? Apa kau tak punya penyesalan karena tak tahu bagaimana kehidupannya selama ini?"

Penyesalan--untuk Jaemin?

"Aku paham, aku mengerti perasaan mu. Tapi setidaknya biarkan Jaemin hidup, biarkan putramu hidup, Jeff!!"

Ridin' : Jeno × JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang