Chapter 26 - 2 : Hamba Liu Xi Niang

98 23 0
                                    

Setelah Zhao Yu Yan mencabik orang terakhir, ia berdiri di tengah-tengah anggota tubuh mayat-mayat yang hancur dan darah yang berceceran di tanah, berbalik menatap Luo Wan Qing, dan berujar datar, "Aku sama sekali tidak senang."

Luo Wan Qing mengangkat matanya untuk menatapnya. Zhao Yu Yan memandanginya dan berjalan ke arah Luo Wan Qing, mengangkat tangannya dan menempelkan kukunya ke dada Luo Wan Qing. Ia berujar lembut, "Tenaga dalamnya ada padamu, kan?"

Luo Wan Qing melihat ke ujung jari Zhao Yu Yan di dadanya dan berkata pelan, "Bagamana ia berbohong padamu?"

"Ia bilang, ia akan membiarkanku memakannya. Ia memintaku agar melindungimu sepanjang jalan ke Dong Du. Saat kita sampai di sana, ia akan datang dan mencariku." Suara Zhao Yu Yan lembut, "Tetapi ia melarikan diri dan membuatku mengejarnya. Saat aku menemukannya, tak ada lagi tenaga dalamnya yang tersisa. Kenapa aku akan menyantapnya tanpa tenaga dalam? Sama sekali tidak terasa enak."

Luo Wan Qing mendongakkan kepalanya dan bertanya, "Dimana dia?"

"Aku memutus uratnya dan mematahkan tulangnya. Jika bukan karena Master Paviliun yang melindunginya, aku sudah ingin mengoyaknya segigit demi segigit." Zhao Yu Yan maju selangkah, dan Luo Wan Qing mundur selangkah.

Wajah Zhao Yu Yan menunjukkan rasa kasihan, "Tetapi ia tidak bisa merasakan apa-apa. Ia tidak bisa melihat, tidak bisa mendengar, tidak bisa mengendus, tidak bisa merasakan rasa sakit. Ia hanya duduk di pintu masuk Kuil Penjaga dan menunggu mati. Lusa kemarin, Qin Jue pergi ke Kuil Penjaga dan berjalan melewatinya, tetapi pria itu tidak bisa mengenalinya."

Dengan urat dan pembuluh darah yang putus, penampilan yang rusak, dan tubuh yang lumpuh di pintu masuk Kuil Penjaga, ia tak ada bedanya dengan pengemis.

Luo Wan Qing tidak bisa mundur lagi, dan Zhao Yu Yan tertawa: "Ia juga memberinya dua koin tembaga, membuatku tertawa sampai mau mati. Setelah berhari-hari, kalau tidak ada yang peduli, seharusnya ia sudah mati, kan?"

Luo Wan Qing mengendalikan gemetarnya dan keinginan untuk membunuh orang di depannya. Ia memalingkan kepalanya dan berujar serak, "Lemparkan orang-orang ke ruangan samping, kemudian naik ke atas."

Zhao Yu Yan tidak mengatakan apa-apa. Ia melihat ke bawah ke ujung jarinya yang ditempelkan di dada Luo Wan Qng, berusaha keras mengendalikan dirinya. Ia menelan ludah dan berkata, "Master Paviliun menyuruhku agar membantumu, bahwa kau itu berguna."

Luo Wan Qing mengangkat matanya. Zhao Yu Yan tersenyum. Matanya tampak haus, "Tenaga dalam Zhang Jiu Ran ada padamu di sini, kan?"

"Kau ingin memakanku?" Luo Wan Qing menatap Zhao Yu Yan dan mengerti maksud orang lainnya.

Zhao Yu Yan menjilat lidahnya, "Aku hanya akan menggigit sedikit. Apa tidak apa-apa?"

Mendengar ini, Luo Wan Qing tersenyum. Ia mengangkat tangannya dan menyibakkan rambutnya. Aroma yang wangi menyebar selagi ia menundukkan kepalanya, memperlihatkan leher putihnya yang ramping.

Pandangan Zhao Yu Yan terpaku pada pembuluh darah di lehernya. Matanya memperlihatkan obsesi, dan ia mendengar panggilan Luo Wan Qing, "Kemarilah."

Zhao Yu Yan pun dengan semangat mengulurkan tangan untuk memeluknya, tak menyadari fakta bahwa ia memperlihatkan bagian pusarnya yang lembut. Pada saat itu, Luo Wan Qing dengan ganas mengayunkan pedangnya!

Reaksi Zhao Yu Yan gesit. Ia tampak pucat dan menangkap pedang besi itu. Namun, untuk beberapa alasan, di saat ia menangkap pedang itu, ia tidak dapat mengalirkan qi sejatinya. Tangannya tak ada bedanya dari orang biasa tanpa adanya qi sejati. Pedang itu pun dengan bengis memotong telapak tangannya, membelah tangannya jadi dua. Di waktu bersamaan, tangan lain Luo Wan Qing melengkung jadi cakaran, mengikuti contohnya, dan mengorek tembus pusarnya.

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang