Chapter 26 - 1 : Hamba Liu Xi Niang

150 21 2
                                    

Mendengarkan perkataan Luo Wan Qing, Qin Jue menatapnya kosong, sepertinya tidak sanggup memahaminya.

"Tujuan para pembunuh yang masuk Departemen Inspeksi adalah untuk membunuhmu. Mungkin ada banyak pembunuh yang akan tetap di sini untuk membunuhmu nantinya, tetapi pembunuh utamanya tidak akan."

Luo Wan Qing menganalisa, "Paviliun Feng Yu sudah kehilangan tiga puluh satu pembunuh Xuan, termasuk Zhang Jiu Ran, si Wakil Kiri. Jika aku tidak salah, Zhao Yu Yan adalah Jiu Shuang, si Wakil Kanan Paviliun Feng Yu yang misterius. Paviliun Feng Yu tidak akan membiarkannya mati. Apabila ia tetap tinggal di ruang bawah tanah untuk membunuhmu, entah sebagai terpidana mati atau sebagai pembunuh Paviliun Feng Yu, Departemen Inspeksi tidak akan melepaskannya. Mereka akan menangkap dan menginterogasinya habis-habisan, dan ia akan mati. Jadi ia harus bercampur dengan orang banyak, berpura-pura mengikuti ujian dan keluar."

Ia pernah bertarung dengan Ular Perak, yang hanya selangkah lagi menjadi pembunuh level Surgawinya Paviliun Feng Yu. Namun, kemampuan Zhao Yu Yan jauh lebih tinggi daripada Ular Perak. Zhang Jiu Ran dan Wakil Kanan yang misterius itu adalah satu-satunya orang yang mampu menjadi pembunuh level Surgawi sendirian. Hanya karakter semacam itulah yang bisa membunuh para penjaga yang diutus oleh Departemen Inspeksi untuk melindungi Qin Jue di bawah hidung mereka sendiri.

"Tugasmu hari ini adalah untuk menyembunyikan dirimu dan bertahan hidup. Ketika aku membuka pintunya, orang-orang dari Departemen Inspeksi seharusnya akan datang mencarimu." Luo Wan Qing menginstruksikan, kemudian berdiri dan berjalan keluar. Sebelum melewati pintu, ia mendadak teringat, "Ada satu hal lagi."

Qin Jue mendongak dan mendengar Luo Wan Qing berkata dengan tenang, "Segala sesuatu yang kubicarakan denganmu tentang hari ini, jangan menyebutkannya ke Departemen Inspeksi."

"Siapa kau sebenarnya?" Qin Jue mengerutkan dahi.

Luo Wan Qing hanya berkata, "Aku tidak berbahaya. Tetapi aku sudah menyelamatkanmu. Seharusnya kau cukup bermurah hati untuk membalas budi, kan?"

Qin Jue tidak bilang apa-apa, dan Luo Wan Qing balas menatapnya.

Qin Jue melihat ke arah pedang di tangannya, dan untuk sesaat, ia teringat tahun itu sewaktu ia dan Zhang Jiu Ran pertama kali bertemu. Zhang Jiu Ran sedang merebah di sebatang pohon dengan kendi anggur di tangannya dan sebilah pedang panjang menjuntai di pinggangnya. Hari itu, salju menyelimuti pegunungan, bulannya terang, dan ia mengenakan warna perak. Dengan jinjitan ujung jari kakinya, ia mendarat di depannya dengan punggung yang menghadapnya, mengangkat tangannya untuk memegang pedang. Sosok itu mirip dengan yang ada di depannya, tetapi berbeda. Hati sanubarinya pun bergetar.

Untuk sekian lama, ia menundukkan matanya dan berkata pelan, "Baiklah, apa yang kau dan aku bicarakan di ruang bawah tanah hari ini, tidak akan kuberitahukan pada siapa pun."

"Kaulah satu-satunya yang dilihatnya. Aku memercayainya." Luo Wan Qing tak banyak bicara, berbalik, dan berjalan keluar, sembari berbisik, "Semoga kau tidak mengecewakan Zhang Jiu Ran."

Mendengar kata-kata ini, Qin Jue menundukkan kepalanya. Setelah waktu yang lama, ia memejamkan matanya dan tertawa mengejek, "Selalu dialah yang bersalah padaku. Kapan aku pernah mengecewakannya?"

***

Luo Wan Qing pun keluar dari ruangan, membersihkan jejaknya, dan melompat ke atap. Ia menengadah dan berjalan menuju bangunan tertinggi di tengah. Selagi ia berjalan, ia merenungi informasi dari masa lalunya.

Liu Xi Niang—atau lebih tepatnya, Zhang Jiu Ran, sudah memiliki keinginan untuk mati dari saat ia melihat belati itu dan menyadari kebenarannya. Ketika ia menemui Xie Heng untuk mengadu, Zhang Jiu Ran tetap sendirian di ruang bawah tanah berair itu. Ia pasti sudah banyak berpikir. Ia mungkin sudah menangis pahit sambil bersandar di tembok, atau mungkin juga tidak. Bagaimanapun juga, ia telah menangis kesakitan dan terlalu sering putus asa saat ia masih muda.

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang