Chapter 34 - 2 : Wajah yang Mirip dengan yang Diingatnya-

114 23 2
                                    

Keesokan harinya, Zhu Si datang memanggilnya pagi-pagi. Setelah ia mandi, ia pun dipandu Zhu Si ke halaman Xi Heng. Segera setelah ia memasuki halaman, ia melihat Xie Heng minum teh bersama seorang pria tua. Pria tua itu sudah melewati masa jayanya, dengan rambut setengah beruban, tetapi bersemangat tinggi. Ia meratap kepada Xie Heng: "Aku sudah lama menyuruh Bai Li agar berhenti. Ia terlalu tua. Wanita mana yang masih bekerja sebagai mata-mata seperti dirinya? Ia hanya tidak bisa tenang karena kau ...."

"Tuan Muda." Zhu Si menyela orang tua itu dan berkata hormat, "Agen Liu sudah ada di sini."

Mendengar ini, Xie Heng, sembari membawa teh, menolehkan kepalanya bersama si pria tua, yang melihatnya dari atas ke bawah sebelum melihat ke arah Xie Heng: "Dia?"

"En," jawab Xie Heng, kembali menoleh ke cangkir teh di atas meja teh.

Pria tua itu berjalan menyusuri halaman dari koridor panjangnya, berjongkok, memandangi Luo Wan Qing, dan berujar penuh pertimbangan, "Ini bekas luka bakar; kulit dan dagingnya sudah mati." Si pria tua menyentuh tulang-tulang di wajah Luo Wan Qing. Sembari menyentuh wajahnya, ia lanjut berkomentar, "Tulang-tulang terbaik. Semestinya kau adalah seorang wanita cantik sebelumnya. Bagaimana jadi begini? Tetapi ini tidak susah." Si pria tua berbalik dan melihat ke arah Xie Heng, "Kau berencana mengubahnya jadi seperti apa?"

"Zhu Que," panggil Xie Heng. Di sampingnya, Zhu Que langsung menjawab dan maju ke depan, berkata dengan sopan, "Tetua Zhong, wanita ini." Zhu Que membuka sebuah gulungan, dan semua orang melihat ke arahnya dan melihat seorang wanita berseragam penjara berlari bertelanjang kaki di lukisan itu.

Lukisannya baru dibuat, dan tintanya sangat terang. Meskipun wanita dalam lukisan itu tertekan, ia terlahir cantik sekali; bagian tertekannya hanya membuatnya tampak menyedihkan, menambah rasa iba orang.

Luo Wan Qing membeku dan memandang lukisan itu. Adegan itu seharusnya adalah pertama kalinya ia bertemu Xie Heng.

"Berikan ia wajah sesuai dengan penampilan gadis ini." Xie Heng duduk di samping dan menyesap tehnya, suaranya agak dingin: "Sepuluh hari, bisakah kau melakukannya?"

"Sepuluh hari?" Tetua Zhong menoleh kaget, "Begitu mendesak?"

"Kita tidak bisa menemukan jasad Bai Li, hanya beberapa jejaknya. Orang-orang Li Gui Yu pasti sudah membawanya pergi lebih dulu." Xie Heng mengetuk-ngetuk meja, dengan tenang memberikan analisanya kepada Tetua Zhong, dan berujar samar, "Aku harus memastikan bobot wanita ini dalam hati Li Gui Yu sehingga aku bisa merencanakan langkah selanjutnya. Sepuluh hari adalah batasanku; lebih cepat, lebih baik."

"Ini ... bukannya mustahil. Hanya sedikit obat-obatan kuat untuk menyembuhkan luka lebih cepat." Tetua Zhong merenung, kemudian menolehkan kepalanya untuk menatap Luo Wan Qing, "Kau sudah menjadi seorang agen. Kau seharusnya tidak takut rasa sakit, kan?"

"Aku akan mendengarkan pengaturan Tetua Zhong." Luo Wan Qing berbicara dengan hormat.

Tetua Zhong mengangguk sebelum bertanya dengan bingung, "Kenapa mengubah wajahmu? Itu sangat merepotkan. Bukankah akan lebih baik menggunakan topeng?"

"Menurutmu, bagaimana mata-mata sebelumnya mati?" Xie Heng melirik Tetua Zhong dan berkata samar, "Jika topeng saja bisa menutupinya, kenapa Li Gui Yu membunuh Bai Li?"

Tetua Zhong tersedak, kemudian mengangguk, "Itu benar. Kalau begitu, Nona," Tetua Zhong menolehkan kepalanya ke arah Luo Wan Qing, "Mari kita pergi?"

Luo Wan Qing menganggukkan kepalanya dan membungkuk ke arah Xie Heng. Kemudian, Zhu Que, yang memegangi lukisannya, ia mengikuti Tetua Zhong ke ruangan bagian dalam.

Selagi Tetua Zhong berjalan, ia memperkenalkan dirinya: "Nona, kau tidak mengenalku, kan? Namaku Zhong Ling Shu. Aku seorang tabib. Aku suka mempelajari hal-hal yang janggal dan aneh, dan akulah satu-satunya di dunia ini yang mampu mengubah wajah. Aku sangat handal dalam hal ini. Jangan khawatir."

Cang Lan Dao [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang